Harga Minyak Dunia Terjun Bebas dari Level Tertinggi Dalam 4 Bulan

Patokan harga minyak dunia Brent diperdagangkan turun sebesar 0,7% pada USD 85,63 per barel setelah mencapai level tertinggi sejak April. Kontrak berjangka West Texas Intermediate AS merosot 0,7% menjadi USD 82,24 per barel.

oleh Septian Deny diperbarui 08 Agu 2023, 08:00 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2023, 08:00 WIB
Ilustrasi tambang migas
Patokan harga minyak dunia Brent diperdagangkan turun sebesar 0,7% pada USD 85,63 per barel setelah mencapai level tertinggi sejak April. Kontrak berjangka West Texas Intermediate AS merosot 0,7% menjadi USD 82,24 per barel. (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak terjun bebas dari level tertinggi selama 4 bulan karena reli musim panas minyak mentah berhenti.

Dikutip darii CNBC, Selasa (8/8/2023) patokan harga minyak dunia Brent diperdagangkan turun sebesar 0,7% pada USD 85,63 per barel setelah mencapai level tertinggi sejak April. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate AS merosot 0,7% menjadi USD 82,24 per barel.

Terlepas dari penurunan tersebut, WTI naik 1% untuk bulan Agustus, mengikuti kenaikan bulanan ketiga berturut-turut. Pada bulan Juli naik lebih dari 15%. 

Di awal sesi, minyak mentah naik menyusul serangan terhadap pusat ekspor minyak utama Rusia dan perpanjangan pengurangan produksi oleh gembong OPEC Arab Saudi dan Rusia.

Selama akhir pekan, Ukraina melancarkan serangan drone angkatan laut ke pelabuhan Novorossiysk Rusia, pusat penting di Laut Hitam untuk ekspor minyak Rusia. Ukraina tidak segera menanggapi permintaan komentar CNBC.

Selain itu, eksportir minyak utama dunia Arab Saudi Kamis lalu memperpanjang pengurangan produksi minyak mentah sukarela sebesar satu juta barel per hari hingga akhir September. 

Pemotongan jutaan barel per hari Arab Saudi dilaksanakan pada Juli hingga Agustus, dan pemotongan itu “dapat diperpanjang atau diperpanjang dan diperdalam,” kata Badan Pers Saudi milik negara pekan lalu.

“Sekarang kita telah melihat persediaan berkurang, saya pikir kita akan melihat harga yang jauh lebih tinggi,” kata Josh Young, Kepala Investasi di Bison Interests.

Rusia akan Pangkas Ekspor Minyak

Rusia, pengekspor minyak terbesar kedua dunia, juga berjanji pada Kamis untuk secara sukarela memangkas ekspor minyak sebesar 300.000 juta barel per hari pada September.

“Saya benar-benar berpikir mereka akan sangat fluktuatif,” kata Young

Dia menambahkan bahwa harga akan jauh lebih tinggi selama lima tahun ke depan. “Kita mungkin melihat semua waktu tertinggi dan harga jatuh saat kita melalui dinamika pasokan yang tidak mencukupi relatif terhadap permintaan," ungkapnya.

Ed Morse dari Citi sedikit lebih optimis tentang pasokan minyak mentah setelah September.

Morse, kepala penelitian komoditas global di bank, mengatakan output Arab Saudi dan Rusia kemungkinan akan kembali pada bulan Oktober, dan harga minyak dunia akan mencapai USD 90 per barel paling banyak pada kuartal ini. “Kami hanya tidak melihat pertumbuhan permintaan yang spektakuler 

 

Arab Saudi Pangkas Produksi 1 Juta Barel Minyak Bakal Kerek Harga Energi

Hadapi Cuaca Ekstrim, Ditjen Migas Minta Badan Usaha Susun Upaya Mitigasi
Minyak dan Gas Bumi

Arab Saudi akan memperpanjang pangkas produksi 1 juta barel minyak per hari hingga akhir September 2023. Arab Saudi menyampaikan hal itu pada Kamis, 3 Agustus 2023 sebagai upaya dongkrak harga energi yang lesu.

Langkah Arab Saudi tersebut dinilai dapat mendorong harga gas Amerika Serikat (AS) lebih tinggi. Demikian dikutip dari AP, Minggu (6/8/2023).

Pengurangan produksi minyak Arab Saudi yang dimulai pada Juli terjadi karena produsen OPEC+ lainnya telah sepakat untuk memperpanjang pengurangan produksi sebelumnya hingga tahun depan.

Rata-rata nasional untuk harga bahan bakar AS mencapai sekitar USD 3,82 pada Selasa, 2 Agustus 2023, sekitar 30 sen lebih tinggi dari bulan lalu, menurut motor club AAA. Sementara harga saat ini tetap jauh lebih rendah dari tahun lalu, ketika biaya energi melonjak dalam beberapa bulan setelah invasi Rusia ke Ukraina. Pengamat menilai, lompatan seperti itu tidak biasa.

Musim panas yang semakin panas mencatat rekor pada 2023 juga berdampak dengan mendorong permintaan AC dan memaksa kilang beroperasi dengan kapasitas yang berkurang.

Arab Saudi mengumumkan perpanjangan itu dalam sebuah pernyataan di Saudi Press Agency yang dikelola pemerintah, mengutip sumber di Kementerian Energi.

Sumber itu menambahkan, kalau pemangkasan produksi minyak dapat diperpanjang jika diperlukan. “Pemotongan tambahan sukarela ini dilakukan untuk memperkuat upaya pencegahan yang dilakukan oleh negara-negara OPEC+ dengan tujuan mendukung stabilitas dan keseimbangan pasar minyak,” ujar pejabat itu.

Adapun langkah ini telah sesuai harapan analis. Harga minyak Brent diperdagangkan di atas USD 80 per barel pada Kamis, 3 Agustus 2023.

Serangkaian pengurangan produksi selama setahun terakhir gagal mendorong harga secara substansial di tengah melemahnya permintaan dari China dan kebijakan moneter yang lebih ketat yang ditujukan untuk meredam inflasi.

Harga minyakBrent sebagian besar berada di antara USD 75-USD 85 per barel sejak Oktober 2022.

 

Arab Saudi Ingin Kerek Harga Minyak

lustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Arab Saudi sangat tertarik untuk menaikkan harga minyak untuk mendanai Vision 2030, sebuah rencana ambisius untuk merombak ekonomi, mengurangi ketergantungan pada minyak dan menciptakan lapangan kerja bagi populasi generasi muda.

Rencana tersebut mencakup beberapa proyek infrastruktur besar-besaran, termasuk Pembangunan kota futuristic senilai USD 500 miliar yang disebut Neom.

Di sisi lain, harga lebih tinggi juga akan membantu Presiden Rusia Vladimir Putin mendanai perang di Ukraina, karena negara-negara barat telah memakai batasan harga untuk mencoba memangkas pendapatan Rusia.

Sanksi barat berarti Rusia terpaksa menjual minyaknya dengan harga diskon ke negara-negara seperti China dan India. Estimasi pendapatan ekspor turun USD 1,4 miliar menjadi USD 13,3 miliar pada Mei, turun 36 persen dari tahun lalu, demikian laporan Badan Energi Internasional.

Infografis SKK MIgas
Di tengah kebutuhan energi nasional yang terus meningkat, menemukan minyak dan gas bumi (migas) menjadi semakin sulit
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya