Liputan6.com, Jakarta Indonesia berharap layanan pembayaran digital Quick Response atau QR Code dapat diperluas tidak hanya di antara negara anggota ASEAN, tetapi juga negara-negara di Indo-Pasifik.
Ini diungkapkan Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid saat diskusi dalam rangkaian peringatan HUT ke-56 ASEAN melansir Antara di Jakarta, Selasa (8/8/2023).
Baca Juga
Arsjad mengatakan bahwa transaksi QR Code merupakan salah satu prioritas ASEAN-BAC pada bidang transformasi digital.
Advertisement
“ASEAN-BAC bekerja mempromosikan pembayaran digital lintas batas yang bertujuan menghubungkan pembayaran dan UMKM di seluruh ASEAN. Kami ingin memperluas ini ke lebih banyak negara Indo-Pasifik,” ujar dia.
Pada KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo pada Mei lalu, para pemimpin negara anggota ASEAN mengadopsi deklarasi untuk memperkuat implementasi transaksi mata uang lokal dan konektivitas pembayaran digital antar negara ASEAN.
Para pemimpin ASEAN menekankan pentingnya mengurangi risiko dan kerentanan akibat penggunaan mata uang asing serta pentingnya penguatan sistem pembayaran lintas negara yang lebih cepat, murah, dan aman, termasuk melalui integrasi layanan pembayaran QR Code yang berlaku universal.
Pada Mei lalu, Arsjad yang juga Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) itu mengatakan bahwa ASEAN-BAC menargetkan layanan pembayaran digital QR Code bisa mulai digunakan di antara negara anggota ASEAN pada September 2023.
Baru Sebatas Bilateral
Adapun saat ini sejumlah negara ASEAN sudah mulai menerapkan QR Code yang disepakati secara bilateral, seperti yang telah dilakukan antara Indonesia dan Thailand serta Singapura.
Selain meningkatkan konektivitas pembayaran, ASEAN-BAC juga berupaya mewujudkan Pandangan ASEAN terhadap Indo-Pasifik (AOIP) melalui peningkatan kemitraan bisnis serta konektivitas bisnis antar masyarakat.
Selain QR Code, ada beberapa proyek warisan (legacy project) lainnya yang diusulkan ASEAN-BAC agar mendapat perhatian para pemimpin ASEAN. Proyek tersebut di antaranya Wiki Entrepreneur, Marketplace Lending Platform, ASEAN Net Zero Hub, dan ASEAN Business Entity.
Advertisement