Liputan6.com, Jakarta Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) akan membuka rekrutmen calon penyelenggara Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM Tahun 2024 pada 2 Oktober hingga 2 Desember 2023.
"Kami mengundang semua lembaga inkubator yang berkomitmen untuk mendukung pengembangan wirausaha dan bisnis yang berkelanjutan untuk segera mendaftar dan bergabung dalam perjalanan ini," kata Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo dikutip dari Antara, Minggu (1/10/2023).
Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM merupakan program yang dilaksanakan untuk memberikan dukungan kepada inkubator yang berperan aktif dalam inkubasi para wirausaha koperasi, usaha kecil menengah (UKM), dan startup dalam mengembangkan bisnis mereka dari tahap ide awal hingga mencapai dampak signifikan terhadap ekonomi dan sosial.
Baca Juga
Supomo menekankan bahwa LPDB-KUMKM memandang penting proses rekrutmen secara transparan, cepat, dan efisien. Oleh karena itu, LPDB-KUMKM mengadopsi pendekatan digital dengan melaksanakan seluruh proses rekrutmen melalui aplikasi Room of Incubation Development Over Internet (RiDi).
Advertisement
"Kami yakin bahwa platform ini akan memberikan kemudahan dalam proses pendaftaran dan penilaian, sehingga dapat membawa kami lebih dekat kepada lembaga inkubator berkualitas yang akan berperan penting dalam mendukung wirausaha dan bisnis di Indonesia," katanya pula.
Program Inkubator Wirausaha
Supomo menjelaskan kehadiran program Inkubator Wirausaha merupakan komitmen LPDB-KUMKM untuk mendorong inovasi dan kreativitas di kalangan wirausaha koperasi, UKM, dan startup.
"Memberikan pendampingan dan akses ke sumber daya yang diperlukan untuk mengembangkan bisnis mereka serta memfasilitasi akses ke pembiayaan yang terjangkau dan berkelanjutan," kata Supomo.
Sementara itu, terkait dengan kriteria maupun persyaratan untuk pendaftaran calon lembaga inkubator dapat diakses melalui laman inkubator.lpdb.id atau melalui saluran komunikasi resmi LPDB-KUMKM di media sosial.
"Kami berharap para lembaga inkubator yang memiliki visi dan komitmen untuk memajukan kewirausahaan di Indonesia akan memanfaatkan kesempatan ini untuk berpartisipasi dalam Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM Tahun 2024," ujar Supomo.
Hilirisasi Pangan Jadi Kunci Stabilkan Harga Bahan Pokok
Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) Supomo mengatakan pihaknya mendukung penuh program pemerintah hilirisasi komoditas pangan dari koperasi sektor riil.
Seperti yang dilakukan di Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Brebes yakni hilirisasi komoditas bawang merah Koperasi Pemasaran Unit Desa (KPUD) Wanasari dan PT Sinergi Brebes Inovatif.
Menurutnya dukungan LPDB-KUMKM dalam hal ini adalah memberikan penyaluran dana bergulir sebesar Rp1,08 miliar kepada KPUD Wanasari untuk meningkatkan nilai tambah komoditas bawang merah menjadi produk turunan seperti bawang goreng, bawang crispy, pasta bawang, dan tepung bawang.
Selain itu, program hilirisasi dilaksanakan untuk menjaga stabilitas harga dan inflasi bawang merah di sepanjang tahun.
Supomo menambahkan, pembiayaan yang diberikan tersebut sebagai yang perdana untuk mendukung program hilirisasi komoditas bawang merah. Kedepan pihaknya siap memberikan dukungan pembiayaan lainnya untuk investasi berupa penyediaan alat produksi atau lainnya.
"LPDB juga bisa menyiapkan pendanaan untuk modal kerja dan untuk investasi, kita bisa indirect loan kepada PT Sinergi Brebes Inovatif melalui koperasi di Wanasari ini," ujar Supomo.
Â
Advertisement
Hasil Produk Pertanian
Sementara itu, Ketua KPUD Wanasari Jauhari mengapresiasi dukungan dalam upaya optimalisasi hasil produk pertanian bawang merah dari KemenkopUKM dan LPDB-KUMKM serta Bank Indonesia. Saat ini pihaknya sedang mengupayakan untuk menciptakan produk turunan bawang merah dalam bentuk tepung.
Menurut Jauhari, dari hasil uji coba produksi tepung bawang merah yang telah dilakukan ternyata peminat dari luar negeri terutama Uni Eropa sangat besar. Namun sayangnya KPUD Wanasari bersama PT Sinergi Brebes Inovatif terkendala oleh peralatan yang digunakan untuk memproduksi tepung bawang merah.
"Kami butuh bantuan dari pemerintah terutama untuk kebijakan yang mendukung kami seperti kebijakan pupuk murah, kebijakan pemasaran. Tapi kami juga butuh mesin untuk pembuat tepung bawang sebab Uni Eropa apa-apa sekarang membutuhkan dalam bentuk tepung," ucap Jauhari.
Â
Â