Bank Dunia Mau Tambah Pinjaman Atasi Kemiskinan dan Perubahan Iklim, Nilainya Rp 2,3 Kuadriliun

Bank Dunia mengatakan bahwa kemiskinan, pandemi, dan perubahan iklim merupakan badai yang tidak dapat lagi ditangani secara terpisah.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 12 Okt 2023, 11:03 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2023, 11:00 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mencalonkan mantan Kepala Eksekutif Mastercard, Ajay Banga sebagai Presiden Bank Dunia.MONEY SHARMA / AFP
.MONEY SHARMA / AFP

Liputan6.com, Jakarta Bank Dunia dapat meningkatkan kapasitas pinjamannya sebesar USD 150 miliar atau setara Rp. 2,3 Kuadriliun pada dekade mendatang.

Hal itu diungkapkan langsung Presiden Bank Dunia, Ajay Banga. Namun, kapasitas pinjaman ini perlu dipastikan cukup besar untuk merespons tantangan global.

Seperti diketahui, Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) akan menggelar pertemuan tahunan di Maroko, membahas kesiapan menghadapi perubahan iklim, utang dan kemiskinan di sejumlah negara.

Melansir Channel News Asia, Kamis (12/10/2023) Ajay Banga memaparkan rencananya untuk mendefinisikan kembali visi Bank Dunia menuju "pengentasan kemiskinan di planet yang layak huni".

Banga mengatakan tantangan-tantangan termasuk kemiskinan, pandemi, dan perubahan iklim merupakan badai yang tidak dapat lagi ditangani secara terpisah.

Dia menambahkan, perubahan neraca dan kontribusi dari negara-negara dapat meningkatkan kapasitas pinjaman Bank Dunia sebesar USD 150 miliar selama dekade berikutnya.

"Jumlahnya cukup besar, namun tidak akan cukup untuk menghadapi tantangan yang dihadapi dunia saat ini," katanya pada konferensi pers.

"Tidak ada keraguan bahwa kita perlu menjadi bank yang lebih besar," ujar Banga.

Dia mengutip kelompok ahli independen yang ditugaskan oleh G20, yang merekomendasikan peningkatan tiga kali lipat pembiayaan bank pembangunan multilateral.

"Kelompok ahli G20 sudah mengeluarkan pemikirannya sendiri mengenai hal itu. Namun belum diterima oleh G20," ungkap Banga.

"Saya pasti akan kembali ke pemegang saham kami untuk mencari bank yang lebih besar karena saya yakin itulah yang dibutuhkan dunia untuk beberapa dekade mendatang," jelas Banga.

AS Dukung Penambahan Pinjaman Bank Dunia dan IMF untuk Hapus Kemiskinan

Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen High-Level Seminar, Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7/2022)
Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen High-Level Seminar, Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7/2022) (dok: Arief)

Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen mengatakan bahwa dia mendukung upaya untuk meningkatkan daya pinjaman IMF dan Bank Dunia, dalam mengentas kemiskinan dan perubahan iklim.

Berbicara di sela-sela pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia di Maroko, Yellen mengatakan sistem pinjaman global telah berubah seiring waktu untuk menghadapi tantangan baru.

"Negara juga harus berubah lagi untuk menghadapi tantangan global yang mendesak saat ini," ujar Yellen, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (11/10/2023).

Yellen mengungkapkan, dewan gubernur Bank Dunia pada pertemuan pekan ini di Marrakesh akan mendukung visi baru mengakhiri kemiskinan.

"Sudah menjadi hal yang masuk akal bahwa mengatasi perubahan iklim dan tantangan global lainnya adalah kunci untuk mencapai pembangunan," ucap Yellen dalam pidatonya di Marrakesh.

Presiden Bank Dunia Ajay Banga mengatakan para gubernur bank sentral pekan ini akan mendukung langkah-langkah yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pinjamannya.

Perubahan tersebut memungkinkan penambahan kapasitas pinjaman tambahan sebesar USD 125 miliar.

Reformasi ini dan langkah-langkah lain yang dilakukan bank pembangunan daerah akan menambah total kapasitas pendanaan setidaknya USD 200 miliar, bebernya.

Namun dia menambahkan bahwa Bank Dunia juga membutuhkan "perubahan budaya untuk mempercepat mobilisasi sektor swasta".

 

Pendanaan MDB Tidak Cukup

Menteri Keuangan AS Janet Yellen dalam sesi House Financial Services Committee. (AP)
Menteri Keuangan AS Janet Yellen dalam sesi House Financial Services Committee. (AP)

Dia memperingatkan bahwa pendanaan dari bank pembangunan multilateral (MDB) saja tidak akan cukup untuk memenuhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB, yang mencakup pemberantasan kelaparan dan kemiskinan.

"Kita memerlukan MDB untuk menetapkan target mobilisasi modal swasta yang konkrit dan memberikan insentif bagi stafnya untuk memenuhi target tersebut," jelas Yellen.

Mengenai IMF, Yellen mengatakan Amerika Serikat akan mendukung "formula kuota yang lebih mencerminkan perekonomian global, namun perubahan terhadap hal ini hanya dapat terjadi dalam kerangka kerja yang disepakati berdasarkan prinsip-prinsip bersama".

Kuota IMF, yang didasarkan pada kinerja ekonomi, menentukan berapa banyak pendanaan yang harus diberikan suatu negara kepada IMF, hak suaranya, dan jumlah maksimum pinjaman yang dapat diperolehnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya