Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap produk UMKM lokal Indonesia bisa bersaing dengan produk dari luar negeri. Buktinya, tertuang dari pembukaan gerai UMKM oleh Sarinah di Perth, Australia.
Gerai itu disebut Windownesia yang bertempat di Terminal Kedatangan, Perth Airport TNG (Australia) Pty Ltd, 2 George Wiencke Drive Perth Airport, Australia. Ini merupakan bukti kerja sama antara Sarinah dan Dufry International AG.
Baca Juga
"Kalau kita ke luar negeri, biasanya produk Asia atau Asean lain bertebaran, kita pasti terganggu ketika banyak produk-produk negara lain, produk kita tidak ada padahal Allah SWT itu memberikan Indonesia tentang yang luar biasa dr segi wilayah dan kekayaan alam dan manusianya," bebernya di Sarinah, Jakarta, ditulis Minggu (15/10/2023).
Dia menyebut, meningkatkan pasar produk lokal dilakukan BUMN lewat Sarinah sejak awal pembangunannya. Ini seakan melengkapi bantuan pendanaan hingga pendampingan dari sederet BUMN.
Advertisement
"Kia harus bisa membuktikan produk Indonesia itu tidak kalah baiknya dengan produk-produk negara lain dan yang menarik," ungkap Erick Thohir.
Peluang Besar di Luar Negeri
Terkait dengan pembukaan gerai Windownesia, Erick melihat peluang pasar yang kuat. Mengacu pada banyaknya turis Australia yang ke Indonesia maupun sebaliknya.
Diketahui, ada 10 kategori produk UMKM yang dijajakan di gerai tersebut. Beberapa produk unggulannya yakni kopi dan produk wellness misalnya essential oil.
"Karena banyak turis dari Australia juga ke Indonesia dan juga banyak juga market masyarakat Asia juga yang ada di Perth, dan kita bisa melihat Windownesia ini menjadi bagian produk-produk Indonesia produk UMKM ada dan hadir di sana," paparnya.
Gerai Pertama di Luar Negeri
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Sarinah Fetty Kwartati mengatakan Windownesia di Perth, Australia merupakan gerai pertama atas kerja sama Sarinah dengan Dufry.
"Perth adalah (gerai) Windownesia yang pertama dan juga untuk partner kami Dufry ini juga merupakan country corner yang pertama. Jadi kita benar-benar bisa yakinkan mereka bahwa Indonesia ini pantas diberikan corner di toko-tokohnya mereka," ujarnya.
Fetty menyampaikan, Dufry merupakan mitra strategis yang memiliki 5.000 cabang toko di 70 negara di dunia. Hal ini, bisa membuka peluang untuk kerja sama lebih luas ke negara lainnya.
"Jadi kalau kita bisa bergandengan terus dengan Dufry mengisi Dufry dengan Indonesian corner ini luar biasa dampaknya dan ini memang sesuai juga dengan program pemerintah di mana kita sudah waktunya menaikkan kelas produk-produk UMKM membuat UMKM lebih hadir di mancanegara melalui langkah-langkah kecil," urai Fetty.
Advertisement
Tantangan Sarinah
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir memberikan tantangan ke Sarinah untuk melebarkan pasar dari produk-produk UMKM Indonesia. Tantangan ini diberikan seiring dengan dibukanya toko bebas bea 'Sarinah Duty Free'.
Dalam sambutannya, Erick Thohir meminta kalau Sarinah menjadi toko ritel kelas dunia. Dengan begitu, produk Indonesia pun akan mampu merambah ke pasar global.
"Kita ingin Sarinah menjadi ritel kelas dunia, sehingga produk Indonesia bisa merambah ke pasar global, jadi terima kasih ke Sarinah, Dufry dan Omega Groups karena telah merealisasikan kerja sama strategis ini yang kita lihat sekarang," katanya dalam peresmian Sarinah Duty Free, Rabu (1/2/2023).
Indonesia Butuh Market Besar
Diketahui, Erick Thohir menggandeng Dufry International dan Omega Group dalam menghadirkan toko bebas bea Sarinah Duty Free. Kerja sama ini, menurutnya bukti nyata yang menghasilkan keuntungan bagi semua pihak.
"Partnership antara Dufry dan Sarinah untuk menghadirkan kerja sama yang win-win dimana Indonesia punya market yang besar tapi juga kita butuh Dufry untuk mendukung produk Indonesia merambah pasar global. Ini yang sudah kita sepakati sejak hari pertama," ungkapnya.
Dengan konsep berbeda dari Duty Free shop lainnya, Erick bangga dengan adanya produk-produk lokal yang ikut berjejer. Dimana hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.
"Kita bangga hari ini bisa merealisasikan ini, sebelumnya kita tidak bisa menemukan produk Indonesia yang high quality yang berjejer dari UMKM di Duty Free shop yang kita lihat sekarang," kata dia.