Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perindustrian (Kemenperin) ikut turun tangan melakukan investigasi terhadap meledaknya tungku smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS). Saat ini, pihaknya sedang melakukan investigasi bersama dengan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polda Sulawesi Tengah (Sulteng).
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Andi Rizaldi mengatakan pihaknya sudah mengirimkan tim untuk melakukan investigasi ledakan tungku smelter ITSS di kawasan IMIP yang meledak tersebut. Tim tersebut dikoordinasikan oelh Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE).
Â
Advertisement
"Jadi terkait ITSS ini kategorinya adalah kategori smelter masuk dalam pembidanaan Dirjen Ilmate dari kemenperin sendiri sudah kirimkan tim yang dikoordinir oleh Dirjen Ilmate. Kemudian tim itu terdiri dari perwakilan dari ditjen KPAII, ada dari Direktorat Pelayanan Industri, kemudian dari BSKJI ada pusat optikji dan dari salah satu balai di BSKJI yaitu balai bahan dan barang teknik bandung, B4T Bandung," bebernya dalam Rilis IKI, Kamis (28/12/2023).
Dia mengatakan saat ini, proses investigasi penyebab meledaknya smelter tersebut masih berjalan. Untuk itu, tim dari Kemenperin bersama Polda Sulteng masih menelusuri hal-hal terkait tadi.
"Jadi seperti prosedur pada umumnya, apabila terjadi accident, maka kepolisian dalam hal ini Kapolda Sulawesi Tengah menurunkan tim dari puslabfor. Saat ini dari kemenperin sedang berkoordinasi dengan tim dari labfor Polda Sulawesi Tengah," tuturnya.
Sanksi
Sementara itu, Kemenperin pusat di Jakarta, kata Andi, masih menunggu hasil lanjutan dari investigasi yang berlanjut. Selai itu,, dia tak berbicara banyak terkait sanksi yang akan dijatuhkan. Hanya saja, keputusan yang diambil nantinya akan merujuk pada hasil investigasi.
"Kami dari kemenperin Jakarta masih terus memantau perkembangan terkait dengan hasil dari olah TKP atau penyelidikan yang dilakukan oleh puslabfor Polda Sulawesi Tengah," kata Andi.
"Nah dari mungkin nanti setelah ada hasil penyelidikan, mungkin nanti dari Kemenperin akan memberikan rilis dengan polda sulteng. Jadi saat ini kita masih menunggu hasil penyelidikan dari polda dan kemenperin," sambungnya.
Â
Kemenko Marves Tunggu Hasil Investigasi
Sebelumnya, ementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) memastikan akan menunggu hasil investasi kecelakaan kerja smelter meledak yang terjadi di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), yang beroperasi dalam Kawasan Industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah.
Deputi Bidang Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto mengatakan bahwa kepolisian dan dinas ketenagakerjaan telah melakukan investigasi terhadap kejadian tersebut dengan memeriksa lokasi dan bukti-bukti yang ada.
"Kami tidak berspekulasi dan akan menunggu hasilnya. Penting untuk memastikan bahwa SOP K3 (Standard Operational Procedure Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dapat dilaksanakan dengan baik demi keamanan dan pencegahan kecelakaan di masa depan," kata dia di Jakarta, Kamis (28/12/2023).
Â
Advertisement
Pastikan Korban Dapat Perawatan
Seto menegaskan bahwa fokus pemerintah saat ini yaitu memastikan korban yang masih dirawat mendapatkan perawatan yang memadai.
"Dengan dasar bahwa perusahaan memberikan perawatan sesuai penilaian dokter dan permintaan keluarga, sehingga mereka dapat pulih dan beraktivitas kembali," ujarnya.
Kemenko Marves juga menekankan kepada perusahaan bahwa perawatan yang diberikan kepada korban harus dilakukan dengan baik, dan berharap komitmen tersebut terus diperhatikan untuk pemulihan yang optimal.
"Pastikan hak-hak korban meninggal diberikan dengan sepenuhnya, termasuk pemberian beasiswa kepada anak-anak yang ditinggalkan hingga kuliah. Sementara itu, untuk korban yang sedang dirawat, kami telah menyampaikan kepada perusahaan agar santunan atau kompensasinya sesuai dengan kebutuhan," tegas Seto.
Â
Jumlah Korban
Dalam kesempatan yang sama, Pj Bupati Morowali Rachmansyah Ismail menyampaikan per Rabu (27/12) Pukul 13.11 WITA, dari total 59 orang korban, ada 19 orang meninggal dunia yang terdiri dari 11 TKI dan 8 tenaga kerja asing (TKA).
Sebanyak 10 orang TKI tengah menjalani rawat jalan, 14 orang TKI dirawat di RSUD Morowali, 6 orang dirawat di Klinik IMIP yang terdiri dari 3 TKA dan 3 TKI, 8 orang yang terdiri dari 3 TKI dirujuk ke Palopo dan 5 TKA dirujuk ke China. Selain itu, ada 2 orang TKI yang menjalani perawatan sendiri.
Pemkab Morowali memberikan bantuan uang tunai senilai Rp167.500.000 dengan rincian sebanyak Rp77.500.000 untuk korban meninggal, dan sebanyak Rp90.000.000 untuk para korban yang sedang dalam perawatan.
Pemkab Morowali juga memberikan bantuan 12 unit ambulans dari desa, puskesmas dan paguyuban sekitar TKP, ada pula 6 unit ambulans dari PT IMIP, dan 4 unit dari perusahaan lain.
Sementara itu, dari PT IMIP yang menaungi operasional ITSS menegaskan bahwa tidak ada ancaman PHK terhadap karyawan yang mengedarkan video terkait ledakan tungku kecelakaan kerja tersebut. Perusahaan juga mengharapkan hasil investigasi dapat memberikan kejelasan lebih lanjut.
Advertisement