Inflasi AS Tembus 3,4 Persen di 2023, Pemangkasan Suku Bunga The Fed Belum Dekat

Amerika Serikat mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) 3,4 persen pada akhir 2023.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 12 Jan 2024, 10:29 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2024, 10:29 WIB
Warga Uruguay menyeberangi perbatasan untuk mendapatkan harga yang lebih murah
Dengan ekonomi yang goyah, nilai tukar peso Argentina anjlok terhadap dolar AS dan inflasi tahunannya mencapai 115,6%, salah satu yang tertinggi di dunia. Sebaliknya, ekonomi Uruguay lebih stabil, dengan inflasi rendah dan mata uang yang lebih kuat. (AP Photo/Natacha Pisarenko)

Liputan6.com, Jakarta Amerika Serikat mencatat kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) hingga 3,4 persen pada penutupan tahun 2023. Angka tersebut memunculkan kekhawatiran akan terbatasnya kemajuan dalam upaya mengendalikan inflasi Amerika.

Melansir CNN Business, Jumat (12/1/2024) IHK, yang mengukur perubahan harga rata-rata barang dan jasa yang umum dibeli, naik 0,3 persen pada Desember 2023 dari bulan sebelumnya, sesuai ekspektasi, menurut data Biro Statistik Tenaga Kerja AS.

Angka bulanan dan tahunan pada bulan Desember lebih tinggi dibandingkan angka pada bulan November, ketika jatuhnya harga BBM mendorong indeks secara keseluruhan lebih rendah.

Pada Desember 2023, harga gas di AS sebagian besar tetap netral, naik 0,2 persen sementara kenaikan biaya tempat tinggal menyumbang lebih dari setengah kenaikan bulanan.

Para ekonom dalam perkiraan konsensus FactSet menyebut, tingkat inflasi tahunan AS di 2024 secara keseluruhan akan meningkat lebih tinggi, menjadi 3,2 persen dari perkiraan 3,1 persen di bulan sebelumnya.

Meskipun terjadi percepatan, tingkat inflasi tahunan AS sudah turun signifikan dibandingkan tingkat inflasi pada Desember 2022 sebesar 6,5 persen.

Selain itu, ukuran inflasi yang diawasi dengan ketat semakin melambat.

Ketika harga pangan lebih fluktuatif (meningkat 0,2 persen) dan energi (meningkat 0,4 perssen), IHK inti AS tercatat sebesar 3,9 persen yoy, menandai penurunan dari angka 4 persen di bulan November.

Angka tersebut juga merupakan kenaikan tahunan terendah yang pernah dicapai inflasi inti AS sejak Mei 2021.

"Saya rasa tidak ada hal yang terlalu mengkhawatirkan dalam laporan ini," ujar Wendy Edelberg, direktur The Hamilton Project dan rekan senior studi ekonomi di Brookings.

"Ini bukanlah kabar baik yang mengejutkan, dan akan selalu disambut baik, namun tidak terlalu mengkhawatirkan," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Angka Terbaru Inflasi AS Perkecil Kemungkinan Suku Bunga Fed Turun

Indeks harga konsumen Amerika Serikat
Pejalan kaki melewati papan nama yang menawarkan uang tunai untuk barang berharga di luar toko gadai di Los Angeles, Jumat (11/3/2022). Laju inflasi AS pada Februari 2022 melonjak ke level tertinggi dalam 40 tahun didorong naiknya harga bensin, makanan dan perumahan. (Patrick T. FALLON/AFP)

Di sisi lain, Brian Coulton, kepala ekonom Fitch Ratings menyebutkan bahwa "Kenaikan kecil dalam inflasi umum AS, yang disebabkan oleh kenaikan harga energi, saya pikir pesan dari rilis ini adalah bahwa inflasi inti terbukti sulit".

"Hal ini akan memberikan alasan bagi The Fed untuk berhati-hati dan kemungkinan besar mereka tidak akan menurunkan suku bunga secepat yang diperkirakan pasar saat ini," bebernya.

"Kekhawatiran yang harus semakin besar dalam pikiran The Fed pada saat ini adalah bahwa deflasi dan disinflasi yang terjadi pada harga barang dan energi berkurang, dan masih belum melihat penurunan inflasi yang terukur pada sektor perumahan atau sebagian besar komponen jasa," tulis Scott Anderson, kepala ekonom AS untuk BMO, dalam sebuah catatan.


Inflasi Jakarta Terkendali 2,28% pada 2023, Target Segini di 2024

Mengenal Konsep Inflasi dalam Ekonomi
Ilustrasi Konsep Inflasi Credit: pexels.com/pixabay

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Desember 2023, Jakarta yang share inflasinya 26,87% terhadap nasional, mencatatkan inflasi sebesar 0,50% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (0,30% mtm) sebagaimana pola historisnya saat akhir tahun.

Meningkatnya inflasi Jakarta pada Desember 2023 terutama disebabkan oleh kenaikan inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, transportasi, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya.

"Dengan perkembangan tersebut, inflasi Jakarta di tahun 2023 terkendali dalam sasaran, yakni sebesar 2,28% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Nasional sebesar 2,61% (yoy)," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta Arlyana Abubakar dikutip Rabu (3/1/2024).

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatat inflasi sebesar 1,55% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 1,08% (mtm).

Meningkatnya inflasi pada kelompok tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan harga komoditas cabai merah, daging ayam ras, rokok putih dan beras.

Kenaikan harga komoditas cabai merah dan beras didorong oleh turunnya produktivitas di wilayah sentra akibat gangguan cuaca dan terbatasnya pasokan akibat mundurnya masa panen raya padi sebagai dampak dari El Nino di tengah meningkatnya permintaan jelang akhir tahun.

Sementara kenaikan harga daging ayam ras didorong oleh meningkatnya permintaan masyarakat menjelang HBKN Natal dan Tahun Baru (Nataru). Adapun kenaikan harga rokok putih didorong oleh kenaikan tarif cukai rokok sebesar 10%.

Selanjutnya, kelompok transportasi pada Desember 2023 tercatat inflasi sebesar 0,84% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (0,13% mtm).

Meningkatnya inflasi pada kelompok tersebut terutama didorong oleh kenaikan harga angkutan udara seiring tingginya permintaan masyarakat memasuki masa libur sekolah dan menjelang HBKN Nataru. Sementara itu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya pada Desember 2023 tercatat inflasi sebesar 0,37% (mtm), sedikit lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya (0,37% mtm).

Tekanan inflasi pada kelompok tersebut terutama didorong oleh masih berlanjutnya kenaikan harga pada komoditas emas perhiasan yang dipengaruhi oleh kenaikan harga emas global.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya