Liputan6.com, Jakarta Pengamat Transportasi sekaligus Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno, membeberkan peran Transjakarta dalam mengurai kemacetan di wilayah Jakarta.
Lantas, apakah transjakarta berhasil mengurangi kemacetan?
Baca Juga
Djoko mengatakan transjakarta telah beroperasi selama dua puluh tahun, tepatnya 15 Januari 2004 diluncurkan Bus Transjakarta rute Blok M – Kota sepanjang 12,9 kilometer. Mulai 1 Februari 2004 dikenakan tarif Rp 2 ribu. Panjang total sistem bus rapid transit (BRT) di Jakarta kini 244 kilometer merupakan rute BRT terpanjang di dunia. Sekarang, cakupan layanan Transjakarta mencangkup 82,3 persen luas wilayah Kota Jakarta.
Advertisement
Berdasarkan pemeringkatan yang dilakukan oleh TomTom, London dan Dublin berada di urutan pertama dan kedua sebagai kota termacet di unia di antara 387 kota yang dianalisis dalam indeks lalu lintas. Rata-rata kecepatan maksimal di jam sibuk hanya 14 kilometer per jam di London, Inggris. Di Dublin, Irlandia, rata-rata kecepatan hanya 16 kilometer per jam.
Kemudian, berdasarkan TomTom Traffic Index 2023, Jakarta menempati peringkat ke-30. Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk berkendara sejauh 10 kilometer di Jakarta adalah 23 menit. Sementara rata-rata kecepatan maksimal hanya 21 kilometer per jam.
Smart City Index 2023
Melalui Smart City Index 2023 dari International Institute for Management Development (IMD) yang berbasis di Singapura dan Swiss diperoleh tiga persoalan pelik yang dihadapi Jakarta berada pada kategori kesehatan dan keamanan, pemerintahan, serta mobilitas atau transportasi. Hal ini terlihat dari skor terendah dari 39 aspek yang diukur.
Global Cities Index 2023 menempatkan Jakarta di peringkat ke-74 dari 156 kota di dunia. Global Cities Index disusun berdasarkan metrik yang mengukur sejauh mana sebuah kota dapat menarik, mempertahankan, serta menghasilkan aliran modal, orang, dan gagasan global. Sebanyak 156 kota di seluruh dunia dinilai dalam lima dimensi standar, yaitu aktivitas bisnis, sumber daya manusia, pertukaran informasi, pengalaman budaya, dan keterlibatan politik.
"Sementara jika merujuk Global Power City Index, Jakarta masih di bawah negara peers atau negara setara dalam ukuran kota global. Jakarta berada di peringkat ke-45 dari 48 negara," kata Djoko, dikutip Senin (15/1/2024).
Peringkat Jakarta tersebut lebih rendah daripada kota satu kawasan, seperti Kuala Lumpur (41), Bangkok (40), dan Singapura (5). Penilaiannya berdasarkan enam dimensi utama sebagai parameter kota global, yaitu ekonomi, riset dan pengembangan, interaksi budaya, kualitas hidup, lingkungan, serta aksesibilitas.
Â
Kerugian Akibat Macet Jakarta
Selanjutnya, berdasarkan Laporan JICA (2014) dan World Bank Urbanization Flagship (2018), kerugian Ekonomi akibat kemacetan Jakarta mencapai USD 2,6 miliar per tahun (2017).
"Sektor transportasi menyumbang 27 persen dari emisi CO2. Pada negara berkembang, emisi CO2 dari transportasi akan meningkat hingga dua kali lipat pada kurun waktu 1980 – 2030. Di DKI Jakarta Indikator kualitas udara perkotaan seperti PM10 meningkat 20 persen, CO meningkat 70 persen, dan NO2 meningkat hampir 4 kali lipat pada tahun 2008-2013," ujarnya.
Sebanyak 6,5 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat paparan kualitas udara buruk (UN Environment Programme). Berdasarkan Badan Lingkungan Hidup DKI Jakarta Tahun 2013, Kota Jakarta Menyumbang 60-70 persen polusi udara dengan klasifikasi 71 persen pencemaran oksida nitrogen (NOx), 15 persen pencemaran oksida sukfur (Sox) dan 70 persen pencemaran particular (PM10). Dampak emisi gas dan kandungan menjadi beban moral bagi pengguna transportasi dan industri transportasi.
Mobilisasi masyarakat di Indonesia memiliki proyeksi yang cukup tinggi, data dari Bappenas (2019) menunjukkan 230 Juta penduduk akan tinggal di perkotaan pada tahun 2045.
Jika dilihat dari sisi ekonomi, sebesar 41 persen PDB nasional disumbangkan oleh 6 kota metropolitan (Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Makassar, dan Semarang) yang setara Rp 5.554 triliun. Permasalahan pada transportasi seperti kemacetan dewasa ini sangat memprihatinkan.
Sementara pangsa angkutan umum menggunakan kereta di Jakarta tahun 2010 sebesar 2 persen (kurang 20 persen). Sedangkan Hong Kong tahun 2011 sebesar 25 persen, Tokyo tahun 2009 sebesar 48 persen dan Singapura tahun 2011 sebesar 19 persen.
Tidak hanya kemacetan, di lain sisi, studi dari World Bank menunjukkan kerugian ekonomi akibat kemacetan Jakarta mencapai USD 2,6 miliar per tahun (2017) serta indikator kualitas udara CO meningkat 70 persen.
Â
Advertisement
Pelanggan Transjakarta Terus Meningkat
Mendasari data dari PT Trans Jakarta (November 2023), pelanggan Transjakarta saat ini terus meningkat. Rekor pelanggan tertinggi tahun ini dicapai saat HUT DKI tahun 2023, yaitu 1.101287 pelanggan per hari. Namun per 22 November 2023 sudah melampaui rekor tertinggi yaitu 1.171.541 pelanggan per hari.
Indikator keberhasilan performa layanan Transjakarta tidak dilihat hanya dari sudut pandang Operator (KM Tempuh), namun melibatkan faktor yang lebih menyeluruh yaitu jumlah pelanggan dan efektivitas penggunaan dana PSO. Angka Pelanggan/KM mengalami penurunan tajam akibat pandemi Covid-19 di tahun 2020-2021.
Angka Subsidi/Pelanggan selama pandemi tahun 2020-2021 mengalamipeningkatan lebih dari 2 kali lipat, namun berangsur menurun di akhir tahun 2022 hingga sekarang. Pada Bulan Oktober, angka subsidi/pelanggan sudah berada di level Rp 10.000 dan juga sudah berada di bawah angka estimasi subsidi/pelanggan (Rp 12.597) jika mengikuti kenaikan nilai UMP dan harga solar.
Saat ini, layanan Transjakarta 408,95 km panjang koridor dan non koridor 2.326,3 km. dilayani 4.453 armada yang terdiri 167 _articukated bus_, 796 _single bus_, 293 maxi bus, 341 _low entry bus_, 120 medium bus, 2.710 bus kecil, 28 _double decker bus_, 52 _low entry bus electric vehicle_, 100 bus Royaltrans dan 26 transjakarta cares. Dioperasikan oleh 20 operator terdistribusi 6 operator bus besar, 3 operator bus sedang dan 11 operator bus kecil.
Â
Layanan Transjakarta
Adapun layanan Transjakarta telah melayani 244 rute dengan 14 koridor utama dengan 8 tipe layanan, yaitu 51 rute BRT, 61 rute angkutan umum integrasi, 94 rute mikrotrans, 5 rute bis wisata, 1 layanan transjakarta cares, 13 rute Royaltrans, 10 rute Transjabodetabek dan 19 rute ke Kawasan rumah susun.
Cakupan layanan Transjakarta sudah mencapai 82,3 persen luas wilayah Kota Jakarta. Artinya, ketika keluar tempat tinggal tidak sampai 500 meter sudah bisa memperoleh layanan Transjakarta dengan adanya halte pemberhentian dan pemberangkatan Transjakarta.
"Revitalisasi halte mulai dilakukan sebagai upaya optimalisasi layanan Transjakarta. Dari rencana 45 halte yang sudah bisa dioperasikan mencapai 36 halte. Penggunaan bus listrik sudah mencapai target 100 unit hingga akhir tahun 2023," ujarnya.
Adapun ahun 2025, PT Transjakarta mentargetkan mengangkut 4 juta pelanggan per hari. Untuk mencapai target itu ada peluang mengembangkan wilayah layanan hingga Bodetabek.
Advertisement