Liputan6.com, Jakarta - Miliarder dan CEO perusahaan barang mewah Louis Vuitton Moet Hennessy (LVMH), Bernard Arnault menjadi orang terkaya di dunia, dan menggeser CEO Tesla Elon Musk.
Dikutip dari Forbes, Sabtu (27/1/2024), CEO LVMH Bernard Arnault dan keluarganya mencatat kekayaan naik sekitar USD 22,9 miliar menjadi USD 207,8 miliar atau sekitar Rp 3.277 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.772) pada Jumat, 26 Januari 2024. Kekayaan Bernard Arnault menyalip Elon Musk yang mencatat kekayaan USD 204,7 miliar. Hal itu berdasarkan daftar Forbes real-time billionaires.
Baca Juga
Pada perdagangan Kamis, 25 Januari 2024, saham Tesla merosot 12 persen hingga kapitalisasi pasar Tesla susut sekitar USD 80 miliar. Saat itu, Elon Musk kehilangan kekayaan lebih dari USD 18 miliar. Koreksi saham Tesla terjadi setelah Perseroan memperingatkan volume kendaraan akan melambat pada 2024.
Advertisement
Sementara itu, saham LVMH naik lebih dari 13 persen pada Jumat siang waktu setempat. Hal ini setelah Perseroan melaporkan penjualan yang kuat. Kapitalisasi pasar LVMH mencapai USD 388,8 miliar pada perdagangan Jumat pekan ini, dibandingkan kapitalisasi pasar Tesla sebesar USD 586,14 miliar.
Saham LVMH ditutup melonjak 12,81 persen ke posisi 773,10 euro pada Jumat, 26 Januari 2024. Dengan demikian, kapitalisasi pasar saham LVMH menjadi 366,87 miliar euro. Saham LVMH berada di level tertinggi 779,90 euro dan terendah 728,80 euro.
Dikutip dari India Times, kenaikan saham LVMH seiring laporan kuartalan Perseroan. LVMH mencatat kenaikan 10 persen untuk penjualan kuartal IV yang didorong kuatnya permintaan termasuk dari pembeli China untuk produk fesyen kelas atas selama periode perdagangan akhir tahun.
Hasil ini memberikan jaminan kepada investor akan ketahanan industri barang mewah dalam hadapi tantangan ekonomi dan melambatnya permintaan setelah belanja besar-besaran setelah pandemi COVID-19.
Bernard Arnault Usulkan 2 Putranya Masuk Jajaran Dewan
Investor menjadi gelisah terhadap prospek industri menyusul laporan LVMH sebelumnya pada Oktober yang menunjukkan pertumbuhan LVMH telah melambat menjadi 9 persen usai rilis pertumbuhan dua digit yang kuat dan melampaui harapan.
Analis Jefferies, James Grzinic dalam sebuah catatan kepada kliennya menyebutkan, LVMH meyakinkan dan mengatasi dengan baik penurunan tajam pada penjualan paruh kedua. Hal itu cukup menenangkan ketegangan di pasar dalam jangka pendek.
Pada 2021, LVMH akuisisi Tiffany and Co, hampir USD 16 miliar, dinilai sebagai akuisisi merek mewah terbesar yang pernah ada. Perusahaan induk Bernard Arnault, Agache mendukung perusahaan modal ventura bernama Aglae Ventures yang menurut laporan Forbes investasi di Netflix dan Bytedance, perusahaan induk TikTok.
Bernard Arnault memiliki lima anak yang semua bekerja di LVMH. Baru-baru ini ia menunjuk dua putranya ke dewan LVMH bersama dua anak lainnya yang sudah menjadi anggota dewan. Hal ini sebagai upaya untuk mengamankan kendali keluarga dalam jangka panjang.
Advertisement
Perusahaan Barang Mewah Terbesar di Dunia LVMH Catat Rekor Penjualan pada 2023
Sebelumnya diberitakan, grup barang mewah terbesar di dunia Louis Vuitton Moet Hennessy (LVMH) mengumumkan rekor kinerja keuangan pada Kamis, 25 Januari 2024. Rekor kinerja keuangan itu terjadi di tengah pertumbuhan melambat jelang akhir tahun lalu dan penjualan minuman beralkohol yang menyusut.
Dikutip dari Channel News Asia, Jumat (26/1/2023), penjualan raksasa barang mewah yang berbasis di Paris itu naik 9 persen pada 2023 menjadi 86,2 miliar euro (USD 94 miliar). Nilai penjualan itu setara Rp 1.478,4 triliun (asumsi euro terhadap rupiah di kisaran 17.151).
Sedangkan laba bersih naik 8 persen menjadi 15,2 miliar euro atau sekitar Rp 260,65 triliun. Baik penjualan dan laba tersebut mencatat rekor tertinggi.
“Kinerja kami pada 2023 menggambarkan daya tarik merek yang luar biasa dan kemampuan mereka untuk memicu hastrat, meskipun tahun ini dipengaruhi oleh tantangan ekonomi dan geopolitik,” tutur CEO LVMH Bernard Arnault.
Ia menuturkan, pihaknya tetap waspada meski memasuki 2024 dengan percaya diri dan didukung merek-merek yang sangat diminati dan tim yang tangkas.
Pencapaian grup tersebut didukung oleh kekuatan berkelanjutan dari merek fesyennya termasuk Louis Vuitton, Dior, Celine dan Fendi.
LVMH berfungsi sebagai barometer bagi sektor barang mewah yang mengalami perlambatan pertumbuhan selama setahun terakhir karena permintaan kembali normal setelah pemulihan COVID-19 dan beberapa perekonomian mulai terpuruk akibat dampak kenaikan suku bunga.
Bakal Usulkan Pembagian Dividen
Industri ini telah menunjukkan sinyal yang beragam sejauh ini. Merek asal Inggris Burberry baru-baru ini mengeluarkan peringatan keuntungan dengan mengatakan permintaan melambat. Sementara itu, grup Swiss Richemont yang merek terbesarnya adalah Cartier menyebutkan penjualan terus meningkat tahun lalu.
Saingan LVMH asal Prancis, Kering yang merek terbesarnya adalah Gucci akan melaporkan hasil 2023 pada 8 Februari. Selanjutkan Hermes akan laporkan kinerja pada hari berikutnya.
Selain pakaian dan barang kulit, LVMH juga membukukan pertumbuhan penjualan parfum, kosmetik, jam tangan dan perhiasan. Sementara itu, anggur dan minuman beralkohol menjadi satu-satunya unit yang mengalami penurunan penjualan sebesar 4 persen selama setahun penuh.
LVMH menuturkan, operasional sampanye-nya yang dipimpin oleh Moet Hennessy, berkembang tetapi cognac tersebut dirugikan oleh kembalinya keadaan normal setelah COVID-19 di China dan Amerika Serikat.
LVMH membagikan hasil berdasarkan divisi tetapi tidak berdasarkan merek. Perincian geografis juga tidak berikan. Perseroan juga akan usulkan dividen sebesar 13 euro per saham pada pertemuan 18 April 2024, naik dari 12 euro per saham pada tahun lalu.
Setelah presentasi hasil, Arnault (74) mengumumkan putranya Alexandre (31) dan Frederic (29) akan diajukan kepada pemegang saham untuk bergabung dalam dewan. Mereka akan bergabung dengan Antoine dan Delphine.
Advertisement