Liputan6.com, Jakarta Kepala Kepolisian Resor Puncak Komisaris Polisi I Nyoman Punia mengungkapkan pesawat Smart Air mengalami kecelakaan saat mendarat di Bandara Aminggaru, Distrik Erogama, Kabupaten Puncak, Papua Tengah pada Senin 5 Januari 2024.
"Memang benar pesawat jenis Caravan dengan nomor penerbangan PK-SJN dari Timika dan membawa 12 penumpang tergelincir keluar bandara karena rem blong," kata Kapolres dikutip dari Antara, Selasa (6/2/2024).
Ia menjelaskan kecelakaan terjadi saat pesawat hendak menuju apron atau tempat parkir, namun tiba-tiba rem blong sehingga secara spontan pilot membelokkan pesawat ke kiri dan keluar dari jalur landasan serta menabrak pagar bandara.
"Beruntung tidak ada korban dalam insiden tersebut," tambahnya.
Advertisement
Pesawat Bawa 12 Penumpang
Pesawat yang dikemudikan pilot Ilman dan kopilot Ilham itu membawa 12 penumpang, yakni dr. Yofri, Erina Murib, Denius, Iptu I Putu Dhyana, AKP Yulius Harikatang, Obet Kafiota, Irince, Melince, Weta, Kior, Melinus Tabuni dan Julinus.
Kepala Unit Pengelola Bandara Udara Aminggaru Oktovianus Sawaki secara terpisah membenarkan insiden kecelakaan yang dialami pesawat Smart Air, namun tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
"Kecelakaan itu tidak berdampak pada operasional di Bandara Aminggaru, " kata Kepalanya.
Mengenal Aircraft Removal Squad Bandara Soekarno-Hatta, Pasukan Khusus Evakuasi Pesawat Pertama di Indonesia
Sebelumnya, Pesawat tergelincir di Bandara Soekarno Hatta. Adegan tersebut merupakan bagian dari simulasi atau skenario Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat atau Partial Exercise CGK 2023 Aircraft Salvage.
Dalam simulasi tersebut, Aircraft Removal Squad Bandara Soekarno-Hatta diceritakan tengah mengevakuasi sebuah pesawat yang tergelincir setelah mengalami trouble pada hydraulic system/landing gear atau roda pendaratan saat mendarat.
"Kegiatan ini adalah satu latihan penanggulangan keadaan darurat untuk mengevaluasi, dokumen, kompetensi dan juga prosedur yang ada di Bandara Soekarno-Hatta dalam rangka menangani incident maupun accident yang ada di Bandara Soekarno-Hatta," kata Senior Manager Of Branch Communication & Legal Bandara Soetta PT Angkasa Pura II, M Holik Muardi.
Tim Pemindahan Pesawat Udara dari Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK), dibentuk khusus untuk mengevakuasi pesawat yang mengalami pendaratan darurat di tempat yang tidak semestinya. Pesawat yang keluar dari runaway, atau tergelincir jauh dari tempatnya, akan dipindahkan oleh tim tersebut dengan anggota ahli dan memiliki sertifikasi keahlian.
"Di sinilah peran-peran dari teman-teman antar stakeholder terkait atau unit terkait, bagaimana mengkoordinasikan keadaan itu untuk melakukan penanggulangan penanganan terhadap keadaan darurat ini. Dari sisi Avsec, PK-PPK, Maskapai, AirNav, SAR, TNI-Polri saling berkoordinasi untuk melakukan penanggulangan keadaan darurat yang terjadi," katanya.
Selain itu, Tim Pemindahan Pesawat Udara yang merupakan bagian dari PKP-PK Bandara Soetta ini diklaim sebagai tim khusus pemindahan pesawat pertama yang ada di Indonesia. Sejak pertama kali dibentuk, tim ini sudah mengevakuasi 21 pesawat yang tergelincir dan memiliki 40 anggota khusus.
"Tim ini sudah disiapkan untuk penyelamatan yang ditetapkan oleh direksi AP II. Tim ini baru dibentuk dan diperkuat oleh personel sebanyak 40 orang dengan kemampuan khusus dan Tim ini baru ada di Bandara Soetta," ujarnya.
Â
Advertisement
Fungsi Komando
Kegiatan ini lanjut Holik, bertujuan untuk menguji fungsi-fungsi komando, komunikasi dan koordinasi antar unit dan instansi terkait sesuai dengan prosedur untuk meningkatkan ketrampilan personil dan termasuk juga kehandalan peralatan yang dimiliki.
Menurut Holik, latihan partial exercise tersebut merupakan bagian kecil untuk menyempurnakan kesigapan dan koordinasi antar unit dan instansi terkait.
Tim Aircraft Removal Squad AP II merupakan satu-satunya tim khusus yang kompeten dan tersertifikasi dalam melakukan evakuasi pesawat udara. Mereka tercatat telah berhasil melakukan evakuasi pesawat udara yang mengalami incident baik di sejumlah Bandar Udara di Indonesia.
"Di mana, mereka dilengkapi kompetensi khusus dan tersertifikasi, dilengkapi dengan peralatan yang mumpuni. Tim ini telah berhasil melakukan penanganan sebanyak 21 kasus incident maupun accident baik di Bandara AP II maupun di luar Bandara AP II, terakhir di Bandara Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur," ujarnya.