Bukan Dzikir Biasa, Kita Harus Hafal Sayyidul Istighfar Kata Gus Baha, Kenapa?

Gus Baha berani memberikan ijazah kepada jamaah untuk mengamalkan Sayyidul Istighfar ini setiap hari. Menurutnya, siapa pun yang membaca doa ini dengan hati yang ikhlas, maka akan mendapatkan ampunan Allah dan dicintai oleh-Nya.

oleh Liputan6.com Diperbarui 10 Apr 2025, 11:30 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2025, 11:30 WIB
KH. Ahmad Bahauddin (Gus Baha)
KH. Ahmad Bahauddin / Gus Baha (Instagram)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Dalam banyak pengajian, istighfar menjadi salah satu amalan yang selalu dianjurkan untuk diamalkan setiap hari. Namun, tidak semua bentuk istighfar memiliki kedudukan yang sama dalam pandangan ulama. Salah satunya datang dari KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab dikenal dengan Gus Baha.

Gus Baha menyampaikan bahwa dirinya kurang cocok dengan bentuk istighfar biasa meskipun dibaca hingga ratusan atau ribuan kali. Bahkan ketika bacaan tersebut diiringi tangisan, jika bukan istighfar yang diajarkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW, maka kurang pas menurutnya.

Dalam ceramahnya, Gus Baha cenderung mengarahkan umat untuk membaca Sayyidul Istighfar, yakni doa permohonan ampunan terbaik yang diajarkan oleh Nabi berdasarkan hadis shahih. Menurutnya, inilah bentuk istighfar yang paling utama untuk dijadikan wirid harian.

Santri kinasih Mbah Moen Rembang ini menegaskan bahwa Sayyidul Istighfar bukan hanya kalimat pengakuan dosa, tetapi juga bentuk penghambaan yang sempurna kepada Allah. Doa ini mengandung makna pengakuan nikmat, penyerahan diri, dan permohonan ampunan yang menyeluruh.

Gus Baha berani memberikan ijazah kepada jamaah untuk mengamalkan Sayyidul Istighfar ini setiap hari. Menurutnya, siapa pun yang membaca doa ini dengan hati yang ikhlas, maka akan mendapatkan ampunan Allah dan dicintai oleh-Nya.

Dalam video yang dirangkum dari kanal YouTube @dodchanneltv1143, Gus Baha menjelaskan bahwa Sayyidul Istighfar merupakan doa yang paling lengkap dalam konteks taubat. Ia menyarankan agar umat Islam menghafalnya dan membacanya setiap hari, terutama menjelang tidur atau setelah sholat.

Sayyidul Istighfar merupakan doa yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Shahih-nya. Doa ini dimulai dengan pengakuan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan, dilanjutkan dengan pengakuan sebagai hamba, serta permintaan perlindungan dari kejahatan diri sendiri.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Begini Bacaannya

Ilustrasi doa, zikir, muslim
Ilustrasi doa, dzikir, muslim. (Photo by Thirdman on Pexels)... Selengkapnya

Berikut bacaan lengkap Sayyidul Istighfar dalam teks Arab:

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ. أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ. وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ. فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ

Allâhumma anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî. Wa anâ 'abduka, wa anâ 'alâ 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu. A'ûdzu bika min syarri mâ shana'tu. Abû'u laka bini'matika 'alayya. Wa abû'u bidzanbî. Faghfirlî. Fa innahû lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta.

Adapun artinya: "Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tiada Tuhan yang layak disembah selain Engkau. Engkaulah yang menciptakan aku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku berpegang pada janji dan ikrar kepada-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang aku lakukan. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku, dan aku mengakui dosaku. Maka ampunilah aku, karena tiada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau."

Gus Baha sangat menyukai bagian dari Sayyidul Istighfar yang berbunyi “Abû'u laka bini'matika 'alayya” karena menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepada hamba-Nya.

Menurut Gus Baha, mengakui nikmat adalah bagian penting dalam beristighfar. Sebab, banyak orang yang lupa bahwa hidupnya dipenuhi oleh karunia, dan lalai dalam mensyukurinya. Maka, pengakuan terhadap nikmat ini menjadikan istighfar lebih bermakna.

Ia juga menambahkan bahwa istighfar terbaik adalah istighfar yang penuh kesadaran, bukan sekadar rutinitas atau formalitas. Dengan kesadaran penuh, maka hati akan ikut menangis meski mata tidak meneteskan air.

Jangan Sekadar Jumlahnya

Muslim Afghanistan Berburu Berkah Lailatul Qadar
Umat muslim sedang berdzikir, doa dan istigfar. (AP/Rahmat Gul)... Selengkapnya

"Jangan hanya mengejar jumlah istighfar, tapi pahami maknanya. Karena Allah melihat hati, bukan sekadar lisan," ujar Gus Baha dalam pengajian tersebut.

Gus Baha menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW sendiri membaca Sayyidul Istighfar setiap hari, padahal beliau maksum. Maka bagi umat biasa, tentu lebih layak untuk membacanya.

Ia mendorong agar Sayyidul Istighfar dijadikan wirid harian, minimal sekali dalam sehari. Terutama di waktu pagi dan sore, agar hidup senantiasa dalam lindungan dan ampunan Allah.

Dengan mengamalkan doa ini, seseorang tidak hanya memohon ampun atas dosa-dosa yang telah lalu, tetapi juga meneguhkan dirinya sebagai hamba yang ingin terus memperbaiki diri.

Sayyidul Istighfar mengajarkan keterhubungan spiritual yang kuat antara hamba dan Penciptanya. Dalam satu kalimat, tercakup pengakuan, syukur, harapan, dan penghambaan.

Gus Baha pun menyampaikan bahwa orang yang menghafal dan membiasakan Sayyidul Istighfar akan diliputi oleh kedamaian batin dan mudah menerima takdir yang datang dari Allah.

Pengamalan Sayyidul Istighfar tidak hanya berdampak secara spiritual, tapi juga berdampak pada sikap hidup sehari-hari. Orang yang sering membaca doa ini cenderung lebih sabar, rendah hati, dan tidak mudah marah.

Akhirnya, Gus Baha menegaskan bahwa membaca Sayyidul Istighfar bukan sekadar ritual, melainkan jalan menuju kedekatan sejati dengan Allah. "Bukan banyaknya istighfar yang utama, tapi kualitas dan pemahamannya," tutup Gus Baha.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya