ALFI Bakal Bawa Industri Logistik Indonesia Mendunia

Tak dapat dipungkiri bahwa logistik merupakan urat nadi perekonomian sebuah negara.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 07 Feb 2024, 21:55 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2024, 21:48 WIB
Dibawah kepemimpinan Ketua Umum ALFI, Akbar Djohan, visi-misi yang diusung menjanjikan peningkatan kualitas dan daya saing bagi anggotanya.
Dibawah kepemimpinan Ketua Umum ALFI, Akbar Djohan, visi-misi yang diusung menjanjikan peningkatan kualitas dan daya saing bagi anggotanya. (dok: ALFI)

Liputan6.com, Jakarta Pengukuhan Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) untuk masa bakti tahun 2023-2028 telah menjadi tonggak penting bagi perkembangan industri logistik di Indonesia.

Di bawah kepemimpinan Ketua Umum ALFI, Akbar Djohan, visi-misi yang diusung menjanjikan peningkatan kualitas dan daya saing bagi anggotanya.

Dengan tagline 'ALFI Incorporated', ALFI bertekad membawa kepengurusan dan anggotanya ke tingkat yang lebih baik. Mereka menempatkan kesetaraan antara pelaku logistik nasional dan asing sebagai salah satu prioritas utama.

"Kolaborasi dan sinergi di antara semua pemangku kepentingan menjadi landasan dalam pencapaian tujuan tersebut," kata Akbar Djohan, Rabu (7/2/2024).

Menurut Akbar Djohan, pembenahan SDM (Sumber Daya Manusia) dalam industri logistik menjadi fokus penting. ALFI berkomitmen untuk meningkatkan kinerja SDM melalui kerjasama dengan perguruan tinggi negeri maupun swasta dalam membangun program vokasi yang relevan.

"Dengan demikian, daya saing sumber daya manusia Indonesia di sektor logistik diharapkan akan meningkat secara signifikan," ucap Akbar Djohan.

Sumber Ekonomi

Tak dapat dipungkiri bahwa logistik merupakan urat nadi perekonomian sebuah negara. Hal ini menjadi fokus utama pemerintah, termasuk presiden dan wakil presiden yang baru terpilih.

"Mereka (Presiden dan Wakil Presiden terpilih) diharapkan dapat menghadirkan ekosistem logistik yang lebih baik, dengan memberikan kepastian serta memotong birokrasi yang berlebihan dan ego sektoral di dalam kementerian dan lembaga terkait," papar Akbar Djohan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Butuh Terobosan

Neraca Perdagangan RI
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menurut Akbar Djohan, diperlukan terobosan dan komitmen yang kuat dari pemerintah baru dalam menghadapi tantangan di sektor logistik.

"Salah satu harapan utama adalah pembentukan badan logistik nasional yang dapat mengoordinasikan semua aspek logistik di tingkat nasional. Langkah ini diharapkan mampu menjadikan sistem logistik Indonesia lebih teratur dan efisien," harap Akbar Djohan.

Selain itu, pengembangan infrastruktur logistik menjadi kunci penting dalam meningkatkan daya saing industri. Dengan adanya investasi yang memadai dalam infrastruktur, proses distribusi barang dapat menjadi lebih lancar dan efektif. Ini juga akan membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah terpencil.

Peningkatan penggunaan teknologi dalam manajemen logistik juga menjadi prioritas. Integrasi sistem informasi dan penggunaan teknologi digital dapat membantu mengoptimalkan proses pengiriman dan pengelolaan inventaris, sehingga meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya operasional.

Pengembangan kebijakan yang mendukung pertumbuhan sektor logistik juga menjadi hal yang krusial. Diperlukan regulasi yang jelas dan berpihak pada pengusaha logistik lokal untuk mendorong pertumbuhan industri dalam negeri.

 


Peningkatan Kerja Sama

Neraca Perdagangan RI Alami Surplus
Petugas beraktivitas di area bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga

Peningkatan kerjasama antara sektor publik dan swasta juga menjadi kunci dalam menghadapi tantangan di sektor logistik. Sinergi antara pemerintah, perusahaan logistik, dan lembaga akademis dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan industri.

Penguatan sistem keamanan dan keandalan juga menjadi aspek krusial dalam pengembangan logistik. Dengan mengimplementasikan sistem keamanan yang canggih dan terpercaya, dapat meminimalkan risiko terjadinya tindak kriminal dan penyalahgunaan dalam proses distribusi barang.

Pengembangan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam bidang logistik juga menjadi hal yang sangat penting. Program pelatihan dan pengembangan karyawan di sektor logistik perlu ditingkatkan untuk memastikan adanya tenaga kerja yang berkualitas dan profesional.

Penguatan kolaborasi regional juga menjadi strategi penting dalam menghadapi persaingan global di sektor logistik. Dengan menjalin kerjasama yang erat dengan negara-negara tetangga, akan tercipta peluang baru bagi pertumbuhan dan ekspansi bisnis logistik Indonesia.

"Pengukuhan Dewan Pengurus Pusat ALFI untuk masa bakti tahun 2023-2028 menjadi momentum penting dalam memperkuat industri logistik Indonesia. Dengan adanya komitmen yang kuat dari semua pihak terkait, diharapkan dapat terwujudnya sistem logistik yang lebih efisien, teratur, dan berdaya saing tinggi demi kemajuan ekonomi bangsa." pungkas Akbar Djohan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya