Uang Beredar Februari 2024 Capai Rp 8.739 Triliun, Tumbuh 5,3%

Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Februari 2024 tumbuh positif.

oleh Tira Santia diperbarui 22 Mar 2024, 18:44 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2024, 18:44 WIB
nilai rupiah melemah terhadap dollar
Petugas menata mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup turun 0,22 persen atau 34 poin ke Rp15.616,5 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS 0,16 persen ke 104,41. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Februari 2024 tumbuh positif. Posisi M2 pada Februari 2024 tercatat sebesar Rp 8.739,6 triliun atau tumbuh 5,3 persen (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 5,4 persen (yoy).

"Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 5,2 persen (yoy) dan uang kuasi sebesar 5,3 persen (yoy)," kata Asisten Gubernur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, Jumat (22/3/2024).

Erwin menjelaskan, perkembangan M1 terutama disebabkan oleh perkembangan uang kartal di luar Bank Umum dan BPR, serta tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu.

Uang kartal yang beredar di masyarakat pada Februari 2024 tercatat Rp 911,7 triliun atau tumbuh 12 persen (yoy), setelah tumbuh 10,3 persen (yoy) pada Januari 2024.

Adapun tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 46,6 persen terhadap M1 tercatat sebesar Rp 2.235,1 triliun pada Februari 2024 atau tumbuh 3,9 persen (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 3,8 persen (yoy).

Kemudian, giro rupuah tercatat sebesar Rp 1.644,8 triliun atau tumbuh sebesar 3,5 persen (yoy), setelah tumbuh 3,6 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.

Lebih lanjut, pada Februari 2024, Bank Indonesia mencatat uang kuasi dengan pangsa 44,8 persen dari M2 tercatat sebesar Rp 3.917,7 triliun atau tumbuh 5,3 persen (yoy) setelah tumbuh 6,1 persen (yoy) pada Januari 2024.

"Pertumbuhan uang kuasi dikontrubusikan oleh simpanan berjangka yang tumbuh 5,3 persen (yoy) pada bulan laporan, setelah tumbuh 5,8 persen (yoy) pada Januari 2024, serta oleh giro valas yang tumbuh sebesar 8 persen (yoy)," ujar Erwin.

Disisi lain, tabungan lainnya terkontraksi sebesar 0,8 persen (yoy) setelah terkontraksi sebesar 1,3 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.

Selanjutnya, Erwin menyampaikan bahwa perkembangan M2 pada Februari 2024 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit. Penyaluran kredit pada Februari 2024 tumbuh sebesar 11,0 persen (yoy), relatif terjaga dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11,5 persen (yoy).

Disisi lain, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 2,3 persen (yoy), setelah tumbuh sebesar 4,8 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Sementara itu, tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus) terkontraksi sebesar 1,0 persen (yoy), setelah tumbuh sebesar 1,9 persen (yoy) pada Januari 2024.

Rupiah Melemah 2%, Gubernur BI: Masih Lebih Baik dari Ringgit, Won dan Baht

nilai rupiah melemah terhadap dollar
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup turun 0,22 persen atau 34 poin ke Rp15.616,5 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS 0,16 persen ke 104,41. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di tahun ini. Namun, pelemahan nilai tukar rupiah ini lebih baik dibanding dengan sejumlah negara mata uang negara lain. 

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mencatat, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah 2,02 persen sejak awal tahun hingga posisi 19 Maret 2024.

Meskipun demikian, Perry Warjiyo mengatakan bahwa nilai rupiah masih lebih baik dibanding sejumlah mata uang Asia lainnya.

"(Nilai tukar rupiah) lebih baik dibandingkan dengan Ringgit (Malaysia), Won (Korea), dan Baht (Thailand) yang masing-masing melemah 3,02 persen, 3,87 persen, dan 5,39 persen," ungkap Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur BI Maret 2024, di Jakarta, dikutip Kamis (21/3/2024).

Disebutkan, rupiah melemah imbas tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, yang pada akhirnya berdampak terhadap arus aliran modal asing di pasar keuangan Indonesia.

Tetapi Perry yakin, nilai tukar rupiah akan stabil dengan kecenderungan menguat. Optimisme itu didukung oleh masuknya aliran modal asing sejalan dengan terjaganya persepsi positif terhadap prospek ekonomi Indonesia.

Selain itu, kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI juga mendukung prospek penguatan nilai tukar Rupiah tersebut.

"Kami terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023," tutup Perry.

BI Tetap Ingatkan Warga Bijak Gunakan Rupiah

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Menguat
Teller menunjukkan mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan (KPw BI Kalsel) berkomitmen memenuhi ketersediaan uang Rupiah yang berkualitas dan terpercaya bagi masyarakat. Pesan itu mengemuka dari peluncuran rangkaian kegiatan penukaran uang pada momen keagamaan yang dikemas dalam kegiatan Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idulfitri (SERAMBI) 2024 bertema “Bijak Gunakan Rupiah di Bulan Penuh Berkah" di Banjarmasin. 

Kepala KPw BI Kalsel, Wahyu Pratomo dalam sambutannya mengatakan, BI secara nasional telah menyiapkan uang tunai sebesar Rp197,6 triliun untuk memenuhi kebutuhan penukaran uang Rupiah pada momen Ramadan dan Idulfitri 2024. Jumlah uang layak edar yang disediakan itu naik sebesar 4,65 persen dibanding realisasi tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp188,8 triliun.

"Di Kalsel sendiri, BI memprakirakan kebutuhan uang tunai selama Ramadan dan Idulfitri sebanyak Rp3,06 triliun, jumlah itu meningkat 11 persen dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar Rp2,74 triliun," ujar Wahyu Pratomo, Jumat (15/03/2024) sore.

Menurutnya, angka tersebut diharapkan untuk memenuhi kebutuhan uang bagi masyarakat Banua, dalam hal ini BI telah menyiapkan beberapa jenis layanan penukaran uang.

Pertama, KASKEL BAIMAN (Kas Keliling Baimbaian Perbankan), yaitu layanan penukaran uang yang dilakukan secara bersinergi dengan perbankan. Kedua, LAKASI (Layanan Kas Keliling Susur Sungai), yaitu layanan penukaran uang untuk masyarakat tepian sungai. Ketiga, KALIMAN-TREN (Kas Keliling ke Masjid dan Pesantren), yaitu layanan penukaran uang khusus kepada masjid dan pesantren. Keempat, kas keliling khusus seperti di pasar wadai, pelabuhan, dan bandara.

Wahyu juga mengatakan, BI bekerja sama dengan perbankan menyediakan 217 titik lokasi penukaran, terdiri dari 195 titik di perbankan dan 22 titik di Bank Perkreditan Rakyat. Jangkauan layanan kepada masyarakat juga diperluas melalui Kas Keliling Bersama Perbankan (KALIBER) yang hadir di lima daerah yaitu Banjarmasin, Hulu Sungai Tengah (HST), Kotabaru, Tabalong, dan Tanah Bumbu.

"Untuk layanan penukaran uang Rupiah melalui kas keliling masyarakat diharapkan memesan penukaran terlebih dulu melalui Aplikasi PINTAR (Penukaran dan Tarik Uang Rupiah) : https://pintar.bi.go.id," pesan Wahyu.

 

Serambi 2024

Akhir Pekan, Rupiah Melemah Terhadap Dolar
Teler menunjukan mata uang rupiah di Jakarta, Jumat (3/3/2023). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp15.311 pada penutupan perdagangan hari ini, rupiah ditutup melemah 0,20 persen atau turun 30,5 poin ke Rp15.311 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ia menyebutkan, SERAMBI 2024 juga menjadi momen BI untuk mengajak masyarakat Indonesia untuk semakin Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah, Cinta Rupiah diwujudkan dengan senantiasa menyayangi Rupiah dengan mengenali ciri keaslian uang Rupiah yaitu Dilihat, Diraba, Diterawang (3D), dan merawat Rupiah yang dimiliki dengan baik yaitu Jangan dilipat, Jangan dicoret, Jangan diremas, Jangan distapler, dan Jangan dibasahi (5J).

Bangga Rupiah karena Rupiah tidak hanya sebagai alat pembayaran yang sah dalam kegiatan perekonomian nasional tetapi juga merupakan simbol kedaulatan bangsa, penggunaan uang Rupiah di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki peranan penting dalam menjaga kedaulatan negara.

Sementara itu, Paham Rupiah ditunjukkan melalui perilaku bijak berbelanja sesuai kebutuhan, berbelanja produk dalam negeri untuk dukung UMKM nasional, serta menabung dan berinvestasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Peluncuran SERAMBI 2024 di Kalsel turut dihadiri oleh Gubernur Kalsel yang diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, H. Muhammad Amin, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kalsel, Otoritas Jasa Keuangan, dan perbankan. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya