Simak Harga Patokan Ekspor Produk Pertambangan Periode April 2024

Pada periode April 2024, sebagian komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar (BK) mengalami kenaikan harga dibandingkan dengan periode Maret 2024. Kenaikan harga ini disebabkan naiknya permintaan atas produk pertambangan tersebut di pasar dunia.

oleh Septian Deny diperbarui 29 Mar 2024, 20:30 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2024, 20:30 WIB
Tempat pengolahan plat tembaga di Tambang Tembaga Wetar, Pulau Wetar. [Foto: BKP-BTR]
Tempat pengolahan plat tembaga di Tambang Tembaga Wetar, Pulau Wetar. Pada periode April 2024, sebagian komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar (BK) mengalami kenaikan harga dibandingkan dengan periode Maret 2024. Kenaikan harga ini disebabkan naiknya permintaan atas produk pertambangan tersebut di pasar dunia. [Foto: BKP-BTR]

 

Liputan6.com, Jakarta Pada periode April 2024, sebagian komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar (BK) mengalami kenaikan harga dibandingkan dengan periode Maret 2024. Kenaikan harga ini disebabkan naiknya permintaan atas produk pertambangan tersebut di pasar dunia.

Hal ini berpengaruh terhadap penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) produk pertambangan yang dikenakan BK periode April 2024, yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 414 Tahun 2024 Tanggal 27 Maret 2024 tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor Atas Produk Pertambangan Yang Dikenakan BK.

“Sebagian komoditas produk pertambangan yang dikenakan BK periode April 2024 mengalami kenaikan harga. Komoditas tersebut yakni konsentrat tembaga dan konsentrat seng. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga yakni konsentrat besi laterit dan konsentrat timbal,” ungkap Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Budi Santoso dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (29/3/2024).

Produk pertambangan yang mengalami kenaikan harga rata-rata pada periode April 2024 yaitu konsentrat tembaga (Cu ≥ 15%) dengan harga rata-rata USD 3.416,93/WE atau naik sebesar 3,36 persen dan konsentrat seng (Zn ≥ 51%) dengan harga rata-rata USD 634,36/WE atau naik sebesar 0,03 persen.

Produk Pertambangan

Sedangkan produk pertambangan yang mengalami penurunan harga rata-rata pada periode April 2024 yaitu konsentrat besi laterit (gutit, hematit, magnetit) (Fe ≥ 50% dan Al2O2 + SiO2 ≥ 10%) dengan harga rata-rata USD 51,30/WE atau turun sebesar 12,77 persen; dan konsentrat timbal (Pb ≥ 56%) dengan harga rata-rata USD 859,68/WE atau turun sebesar 1,05 persen.

Penetapan HPE produk pertambangan periode April 2024 dilakukan dengan terlebih dahulu meminta masukan/usulan tertulis dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) selaku instansi teknis terkait. Kementerian ESDM memberikan usulan setelah melakukan perhitungan data berdasarkan harga yang diperoleh pada perkembangan dari Asian Metal, London Bullion Market Association (LBMA), dan London Metal Exchange (LME).

Selanjutnya, penetapan HPE dilakukan setelah adanya rapat koordinasi antar-instansi terkait yakni Kementerian Perdagangan, Kementerian ESDM, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Keuangan, serta Kementerian Perindustrian.

Program Hilirisasi Sukses Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID kembali menegaskan komitmen untuk menjadi pemegang saham pengendali PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Foto: MIND ID
PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID kembali menegaskan komitmen untuk menjadi pemegang saham pengendali PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Foto: MIND ID

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan program hilisasi yang dijalankan oleh perusahaan pelat merah telah berhasil mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional hingga mampu menyerap tenaga kerja.

Program hilirisasi produk pertambangan nasional utamanya telah dijalankan oleh Anggota BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID. Dari upaya peningkatan nilai tambah tersebut, Indonesia menjadi mampu salah satu pemain kunci dalam rantai pasok global.

"Ini adalah program besar dari pada Bapak Presiden [Joko Widodo]. Bagaimana kita bisa melihat impact hilirisasi ini tidak hanya membuka lapangan pekerjaan tetapi juga nilai perdagangan Indonesia dengan banyak negara lain ini menjadi sebuah keseimbangan," ujar dia seperti dikutip dari keterangan resmi, Kamis (28/3/2024).

Erick melanjutkan, satu proyek yang menjadi perhatian Presiden adalah Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek strategis nasional (PSN) ini dapat memurnikan bijih bauksit menjadi alumina hingga 1 juta ton per tahun.

Keberadaan smelter ini akan melengkapi proses hilirisasi produk bijih bauksit menjadi aluminium, sehingga dapat menjadi substitusi impor produk luar negeri, dan mampu meningkatkan penghimpunan devisa di dalam negeri.

"Kemarin yang baru saja dilihat oleh Bapak Presiden di Mempawah, bagaimana aset refinery bauksit ini menjadi turunan hilirisasi ke depan," ujar dia.

 

Hilirisasi Produk Pertambangan

Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah
BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID atau Mining Industry Indonesia menargetkan pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah di Kalimantan Barat bisa mulai beroperasi pada akhir 2024 mendatang. (Dok. MIND ID)

Di samping itu, Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi dan Pertambangan Bisman Bakhtiar menilai secara umum Grup MIND ID telah mencatatkan kinerja positif selama setahun terakhir terutama dalam upaya mendorong hilirisasi produk pertambangan nasional.

Dia menuturkan, peran holding dalam mendukung dan mengkoordinasikan hilirisasi ke anggota holding. Beberapa produk tambang yang terus didorong adalah nikel, tembaga termasuk bauksit. Dia pun berharap MIND ID turut memperkuat hilirisasi yang dilakukan oleh PT Freeport Indonesia.

"Secara umum kami melihat kinerja Grup MIND ID cukup bagus, peran holding dalam mensupport dan mengkoordinasikan hilirisasi cukup maksimal,” ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya