Liputan6.com, Jakarta - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menargetkan peningkatan pra penjualan (marketing sales) pada tahun ini, yakni sebesar Rp 5,37 triliun. Nilai tersebut naik 10% dibandingkan dengan target yang ditetapkan pada tahun lalu.
Group CEO Lippo Karawaci John Riady menyampaikan, terkait pencapaian pra penjualan tahun lalu, realisasi yang melebihi target mencerminkan tingginya permintaan terhadap produk rumah tapak dan komersial perseroan, yang ditawarkan dengan harga terjangkau.
Baca Juga
Sedangkan untuk tahun ini, salah satu pasar potensial yang diincar untuk memenuhi target tersebut adalah pembeli rumah pertama.
Advertisement
"Untuk itu, Lippo Karawaci akan menyiapkan rangkaian peluncuran produk baru dengan harga yang beragam untuk menarik first-home owners, segmen pembeli baru, serta memenuhi pangsa pasar yang lebih besar," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (18/4/2024).
Pada tahun 2023, Lippo Karawaci membukukan pra penjualan sebesar Rp 5,12 triliun. Perolehan ini mengalami kenaikan sebesar 7% secara tahunan (year-on-year/YoY) dan mencapai 5% di atas target yang ditetapkan untuk tahun tersebut yakni Rp 4,9 triliun.
Pada tahun 2023, lebih dari 55% pra penjualan didorong oleh proyek rumah tapak yang menyasar pemilik rumah pertama, seperti Cendana Homes, XYZ Livin, Waterfront Uptown, Colony, dan Brava.
Memasuki 2024, Lippo Karawaci akan mengandalkan produk-produk residensial dan komersial baru di Lippo Village dan Lippo Cikarang, serta di wilayah lain yang merupakan lahan cadangan perseroan.
Lippo Karawaci Untung Rp 50,14 Miliar di 2023
Sebelumnya, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mengumumkan kinerja tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, perseroan berhasil membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 50,14 miliar. Raihan ini berbanding terbalik dengan tahun buku 2022, di mana perseroan membukukan rugi Rp 2,69 triliun.
Raihan laba itu sejalan dengan pendapatan yang naik 14,81 persen menjadi Rp 16,85 triliun pada 2023 dibanding Rp 14,67 triliun pada 2022. Bersamaan dengan kenaikan pendapatan, perseroan membukukan kenaikan beban pokok pada 2023 menjadi Rp 9,48 triliun dari Rp 8,52 triliun pada 2022.
Meski begitu, laba kotor perseroan pada 2023 masih tumbuh 19,82 persen menjadi Rp 7,37 triliun dibandingkan Rp 6,15 triliun pada 2022. Sepanjang 2023, perseroan membukukan beban usaha Rp 4,54 triliun, penghasilan lainnya Rp 1,24 triliun, dan beban lainnya Rp 374,59 miliar.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, Rabu (27/3/2024), perseroan membukukan beban keuangan Rp 1,82 triliun dan bagan rugi dari entitas asosiasi Rp 610,23 miliar pada 2023. Setelah dikurangi beban pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan Rp 653,7 miliar, berbalik dari rugi tahun berjalan Rp 2,33 triliun yang dibukukan pada 2022.
Â
Advertisement
Aset Lippo
Aset perseroan sampai dengan Desember 2023 turun tipis menjadi Rp 49,57 triliun dari Rp 49,87 triliun pada 2022. Liabilitas pada akhir 2023 ikut turun menjadi Rp 29,96 triliun dari Rp 30,73 triliun pada 2022.
Sementara ekuitas sampai dengan akhir Desember 2023 naik menjadi Rp 19,61 triliun dari Rp 19,14 triliun pada 2022.