PLN dan Tambang Nikel Kolaka Teken Perjanjian Beli Sertifikat Energi Terbarukan

PLN dan Ceria Group menandatangi Perjanjian Pinjam Pakai Lahan untuk Pembangkit Listrik Inter Temporal Capacity (ITC).

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 21 Mei 2024, 14:45 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2024, 14:45 WIB
PT PLN (Persero) resmi mengoperasikan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) Muara Enim-Gumawang yang didukung dengan dua Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET). (Foto: PLN)
PT PLN (Persero) resmi mengoperasikan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) Muara Enim-Gumawang yang didukung dengan dua Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET). (Foto: PLN)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) terus mendukung industri nikel berkelanjutan di Indonesia melalui layanan Renewable Energy Certificate (REC). Salah satunya melalui penandatanganan Perjanjian Pembelian Renewable Energy Certificate (REC) antara PLN dengan PT Ceria Metalindo Prima (Ceria Group), perusahaan pertambangan dan pemurnian nikel di Indonesia yang beroperasi di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar), Moch Andy Adchaminoerdin, mengatakan PLN dan Ceria Group juga menandatangi Perjanjian Pinjam Pakai Lahan untuk Pembangkit Listrik Inter Temporal Capacity (ITC).

“Kami sangat mengapresiasi atas kepercayaan PT Ceria Metalindo terhadap PT PLN (Persero) dan telah membuktikan komitmenya dalam menggunakan energi bersih melalui Perjanjian Jual Beli Renewable Energy Sertificate (REC),” ujar Andy, Selasa (21/5/2024). 

Renewable Energy Certificate (REC) merupakan sertifikat yang diterbitkan oleh PLN dengan pengakuan internasional melalui APX Inc berbasis di Amerika Serikat, sebagai operator dari Tradable Instrument for Global Renewables (TIGRs), yang menyatakan bahwa listrik yang digunakan Ceria Group berasal dari sumber energi terbarukan, dengan setiap 1 unit sertifikat REC mewakili konsumsi energi listrik 1 Megawatt-hour (MWh).

Sementara Direktur Retail dan Niaga PT PLN (Persero) Edi Srimulyanti mengungkapkan, inovasi layanan REC bagi pelaku industri nikel ini membuka kesempatan pelanggan untuk ikut berpartisipasi dalam penurunan emisi. Selain itu memudahkan pelanggan mendapatkan pengakuan atas penggunaan energi terbarukan secara internasional.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pelanggan Disortir

Saat Pasukan Elit PLN Bekerja Diantara Ketinggian dan Tegangan Tinggi
Pekerja menyelesaikan pekerjaan jaringan SUTET di Tangerang, Banten, Senin (2/1/2021). PT PLN (Persero) memiliki pasukan khusus yang terlatih melakukan pemeliharaan, perbaikan, dan penggantian perangkat isolator, konduktor maupun komponen lainnya pada jaringan listrik. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menurut dia, pemberian layanan REC PLN untuk Ceria Group tentu tidak mudah karena harus melalui berbagai tahapan penilaian dan pengujian secara menyeluruh. Tidak hanya Ceria Group, namun setiap calon pelanggan disortir dan dinilai komitmen dan keseriusannya dalam menghasilkan produk hijau dan bebas karbon. 

“Profil pelanggan sangat penting untuk mendapatkan REC. Setelah kami melihat keseriusan Ceria Group dalam menghasilkan green nickel product dan baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV), kami yakin dan memutuskan untuk memberikan layanan REC," jelas Edi. 

Sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN), Ceria Group yang merupakan PMDN telah menunjukkan komitmen dalam hilirisasi nikel melalui pembanginan smelter nikel Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) & High-Pressure Acid Leach (HPAL).


Roadmap Ceria Group

CEO Ceria Group Derian Sakmiwata mengungkapkan, layanan REC dari PLN ini memberikan kepastian pasokan listrik bagi Ceria Group sebagai pelanggan utama PLN untuk menggunakan energi bersih di seluruh rantai industrinya.

Hal ini sejalan dengan Roadmap Ceria Group untuk menjadi global player dalam green industry khususnya dalam memproduksi green nickel product dan baterai kendaraan listrik (EV) yang berbasis pada Environmental, Social, and Governance (ESG).  

"Target pasar Ceria Group tidak hanya di Asia tetapi akan menjangkau Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Karena itu, kami mengapresiasi layanan REC PLN ini, dimana Ceria Group akan menggunakan 100 persen listrik dari energi terbarukan. Hal ini telah menjadi komitmen kami untuk menyediakan green nickel product berkualitas tinggi, dan menunjukkan bahwa tidak terdapat carbon foot print pembangkit listrik dari batubara dalam seluruh proses produksi smelter kami," ungkapnya. 

Derian menambahkan, penggunaan sertifikat REC oleh Ceria Group nantinya akan meningkat secara bertahap dari sekitar 80.000 Unit di 2024 menjadi 2,2 juta unit pada 2030.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya