Rupiah Dibuka Menguat, Imbas Data Deflasi Indonesia

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa dibuka menguat.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 04 Jun 2024, 10:40 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2024, 10:35 WIB
20150812-Rupiah-Anjlok
Petugas memperlihatkan uang pecahan US$100 dan rupiah di pusat penukaran uang, Jakarta, , Rabu (12/8/2015). Reshuffle kabinet pemerintahan Jokowi-JK, nilai Rupiah terahadap Dollar AS hingga siang ini menembus Rp 13.849. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa dibuka menguat. Rupiah naik 25 poin atau 0,16 persen menjadi 16.205 per dolar AS dari sebelumnya sebesar 16.230 per dolar AS.

Penguatan nilai tukar rupiah ini didorong oleh optimisme pasar terhadap hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Juni 2024.

Analis pasar uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri, menjelaskan bahwa penguatan rupiah ini didukung oleh ekspektasi pasar terhadap hasil pertemuan FOMC.

"Pasar tentunya akan wait and see terhadap hasil FOMC meeting Juni 2024. Yang akan menjadi concern tentunya apakah ada perubahan Fed Guidance dari Maret 2024 ketika The Fed masih berencana memangkas Fed Rate tiga kali tahun ini," kata Reny dikutip dari Antara, Selasa (4/6/2024).

Menanti Arah Kebijakan The Fed

Pelaku pasar juga menantikan arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed terkait target indikator ekonomi lainnya seperti produk domestik bruto (PDB), inflasi, dan tingkat pengangguran.

Faktor-faktor ini menjadi pertimbangan penting dalam menentukan arah kebijakan moneter The Fed, yang pada gilirannya memengaruhi nilai tukar dolar AS.

Reny menambahkan bahwa inflasi Consumer Price Index (CPI) terbaru yang akan dirilis pada 12 Juni 2024, sehari sebelum pertemuan FOMC, menjadi faktor penting yang akan diperhatikan oleh pasar. Saat ini, inflasi CPI tercatat sebesar 3,4 persen per Mei 2024.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Data Inflasi Indonesia

Ilustrasi Pantau Rupiah (2)
Ilustrasi Pantau Rupiah (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Di sisi domestik, pasar juga mencerna rilis data inflasi Indonesia yang dirilis lebih rendah dari ekspektasi. Inflasi tahunan Indonesia tercatat sebesar 2,84 persen pada Mei 2024, lebih rendah dari ekspektasi sebesar 2,94 persen dan dari bulan April 2024 yang sebesar 3 persen.

Data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan ini memberikan sentimen positif terhadap rupiah, karena menunjukkan stabilitas harga yang lebih baik.

Reny memperkirakan kurs rupiah akan bergerak di kisaran 16.000 per dolar AS sampai dengan 16.300 per dolar AS untuk sebulan ke depan, bergantung pada kepastian hasil FOMC meeting Juni 2024. Keputusan FOMC ini akan menjadi penentu utama arah pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam waktu dekat.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya