Rupiah Loyo Lawan Dolar AS Dipicu Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS

Pada perdagangan Selasa, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 02 Jul 2024, 10:31 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2024, 10:31 WIB
20161109- Donald Trump Unggul Rupiah Terpuruk-Jakarta-Angga Yuniar
Petugas menunjukkan mata uang dolar dan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (9/11). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada saat jeda siang ini kian terpuruk di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Di awal perdagangan Selasa pagi, nilai tukar rupiah dibuka melemah sebesar 49 poin atau 0,30 persen menjadi 16.370 per dolar AS, dari rupiah sebelumnya 16.321 per dolar AS.

Pada perdagangan Selasa, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan yang dipengaruhi oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS.

"Rupiah kemungkinan akan terus melemah terhadap dolar AS yang sedang menguat, didorong oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS," ujar analis mata uang Lukman Leong dikutip dari Antara, Selasa (2/7/2024).

Ia menjelaskan bahwa imbal hasil obligasi AS sempat mencapai 4,493 persen pada malam sebelumnya, yang merupakan level tertinggi dalam hampir sebulan, meskipun sekarang sedikit terkoreksi ke 4,447 persen.

Selain itu, para investor tengah menantikan pidato hawkish dari Ketua Bank Sentral AS atau The Fed, Jerome Powell, yang dijadwalkan malam ini. Seperti pidato sebelumnya, Powell diperkirakan akan menegaskan bahwa tingkat suku bunga saat ini masih sesuai dan inflasi masih terlalu tinggi.

Lukman memperkirakan bahwa nilai tukar rupiah akan bergerak dalam kisaran 16.300 hingga 16.450 per dolar AS.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya