Bio Farma jadi Rujukan 10 Delegasi Berbagai Negara Belajar Pengembangan Vaksin

BUMN Farmasi, Bio Farma ditunjuk sebagai salah satu fasilitas rujukan bagi 10 delegasi OIC Comstech Fellowship Program untuk belajar mengenai pengembangan dan produksi vaksin.

oleh Septian Deny diperbarui 04 Jul 2024, 17:45 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2024, 17:45 WIB
Bio Farma-Vaksin
Kepala Bagian Pengemasan PT Bio Farma Yudha Bramanti menjelaskan area pengemasan vaksin, Rabu (12/8/2020). Bio Farma bekerja sama dengan tim peneliti vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung sedang melakukan uji klinis tahap 3 vaksin corona. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Jakarta BUMN Farmasi, Bio Farma ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan RI sebagai salah satu fasilitas rujukan bagi 10 delegasi OIC Comstech  (Organization of Islamic Cooperation - Standing Committee for Scientific and Technological Cooperation) Fellowship Program untuk belajar mengenai pengembangan dan produksi vaksin yang akan berlangsung dari tanggal 04 Juli hingga  12 Juli 2024 di Bio Farma Bandung.

Setelah  pembukaan Workshop on Vaccine and Virology and Opening Ceremony 3rd batch of Indonesia – COMSTECTH Fellowship Program for Research and Advance Training in Virology and Vaccine Technologies yang digelar pada 1 Juli 2024, kegiatan dilanjutkan di Bio Farma pada 4 Juli 2023. Bio Farma  akan menerima 10 delegasi OIC Comstech yang berasal dari 9 negara yaitu, Kamerun, Mesir, Kazakhstan, Malaysia, Pakistan, Senegal, Somalia, Tanzania, dan Uganda.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin dalam sambutannya dalam sesi  Workshop on Vaccine and Virology and Opening Ceremony 3rd batch of Indonesia – COMSTECH Fellowship Program menyampaikan tentang pentingnya meningkatkan akses terhadap produk farmasi dan produk bioteknologi.

“Ketika menghadapi masa pandemi, kita belajar bahwa kita perlu fokus untuk menutup kesenjangan yang disebabkan oleh minimnya produsen vaksin di dunia agar dapat meningkatkan akses produk vaksin," kata dia dalam keterangan tertulis Bio Farma, Kamis (4/7/2024).

Hal tersebut menjadi prioritas guna menghadapi kemungkinan terburuk yang dapat terjadi, yaitu pandemi baru. Dengan adanya program ini, kami harap delegasi dapat mempelajari ilmu-ilmu yang diperlukan guna menciptakan bibit-bibit baru industri kesehatan sehingga seluruh manusia dimanapun berada dapat meraih haknya untuk tetap sehat.”, Papar Budi.

 

 

Delegasi dari Berbagai Negara OIC

Kasus Virus Corona Bertambah, Bio Farma Kebut Penemuan Vaksin Anti Covid-19
Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya menyampaikan bahwa merupakan suatu kehormatan  bagi Bio Farma dapat kembali menyambut delegasi dari berbagai negara OIC, untuk berdiskusi dalam hal penelitian dan pengembangan vaksin, dan juga dalam produksi bioteknologi.

Selain itu, program fellowship ini merupakan komitmen Bio Farma dalam mendukung program Kementerian Kesehatan sebagai Center of Excellence (CoE) produk bioteknologi dan vaksin bagi negara-negara OKI dalam membangun kemandirian dalam produksi vaksin.

“Ini merupakan tahun ke-3 Bio Farma menerima delegasi dari OIC Comstech Fellowship Program. Semoga kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi citra Indonesia di mata dunia melalui diplomasi Kesehatan, serta menjadi ajang untuk mendorong Kerjasama yang baik antar negara sahabat. Selain itu, program fellowship ini merupakan komitmen Bio Farma dalam mendukung program Kementerian Kesehatan sebagai Center of Excellence (CoE) produk bioteknologi dan vaksin bagi negara-negara OKI dalam membangun kemandirian dalam produksi vaksin.”, ungkap Shadiq.

Sementara itu, Direktur Produksi & Supply Chain Bio Farma, Iin Susanti, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini dapat menjadi momentum bagi program Diplomasi Kesehatan Indonesia.

 “Kami menyadari bahwa negara-negara anggota OIC, memiliki tujuan yang sama, untuk mencapai ilmu pengetahuan tentang vaksin, penelitian dan pengembangan produk bioteknologi, dan juga produksi produk bioteknologi. Serta bagaimana cara mengembangkan dan memproduksi vaksin halal dan aman.”, papar Iin.

“Untuk kedepannya, diharapkan  agar peserta bisa juga berasal dari National Regulatory Authority (NRA) atau Badan Pengawasan Obat dan Makanan, untuk kita dorong kerjasama reliance dalam registrasi produk, sebagai upaya dalam meningkatkan efisiensi regulatory oversight obat termasuk vaksin  antara Indonesia dan negara negara OKI.”, tambah Iin.

Dalam kurun 04 – 12 Juli 2024 di Bio Farma, peserta akan mendapatkan pembelajaran mengenai   beberapa materi diantaranya tentang Virologi, pengembangan vaksin virus, pengembangan produk Biotechnology, serta pembuatan vaksin halal hingga pemanfaatan Internet of Things (IoT) untuk distribusi vaksin serta aspek-aspek dan regulasi Good Manufacturing Practices (GMP) dalam produksi vaksin. Setelah mendapatkan pelatihan di Bio Farma, para peserta program ini akan melanjutkan studi di Laboratorium Sentral Universitas Padjadjaran di Jatinangor.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya