Harga Emas Turun Tipis Setelah Dolar AS Perkasa

Harga emas spot melemah terbatas di tengah sentimen penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Pelaku pasar kini fokus terhadap data ekonomi AS pada akhir pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Agu 2024, 07:30 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2024, 07:30 WIB
Ilustrasi Harga Emas Hari Ini di Dunia. Foto: DAVID GRAY | AFP
Harga emas melemah tipis pada perdagangan Kamis, 1 Agustus 2024 seiring kenaikan dolar Amerika Serikat (AS). (Foto: DAVID GRAY | AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melemah tipis pada perdagangan Kamis, 1 Agustus 2024 seiring kenaikan dolar Amerika Serikat (AS) atau dolar AS setelah emas batangan mencapai level tertinggi dalam dua minggu pada awal sesi perdagangan.

Hal ini karena harapan penurunan suku bunga pada September 2024 dan permintaan aset safe haven  sehingga fokus beralih ke data penggajian nonpertanian AS yang rilis Jumat waktu setempat.

Mengutip CNBC, Jumat (2/8/2024), harga emas spot turun sekitar 0,4 persen menjadi USD 2.438,32 per ounce pada pukul 18.03 GMT, setelah mencapai level tertinggi sejak 18 Juli 2024 pada awal sesi perdagangan. Harga emas berjangka AS ditutup naik 0,3 persen menjadi USD 2.480,8.

Dolar AS menguat hingga 0,3 persen setelah jatuh pada hari sebelumnya seiring bank sentral terus mengguncang pasar uang. Di sisi lain, harga perak di pasar spot turun 2,4 persen menjadi USD 28,33. Harga platinum merosot 1,3 persen menjadi USD 963,05, dan palladium tergelincir 2,2 persen menjadi USD 904,71.

Sementara itu, bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) mempertahankan suku bunga pada pertemuan Rabu, 31 Juli 2024. Ketua the Fed Jerome Powell menuturkan, suku bunga dapat dipangkas paling cepat pada September jika ekonomi AS mengikuti jalur yang diharapkan.

“Pasar sepenuhnya berpandangan kita akan alami pemangkasan suku bunga pada September, dan ada beberapa orang di pasar yang membicarakan kemungkinan pemangkasan suku bunga 50 basis poin dari the Federal Reserve,” ujar Head of Commodity Strategiest TD Securities, Bart Melek.

 

 

Pembelian Emas Masih Lesu di Asia

(Ilustrasi harga emas dunia by Freepik)
(Ilustrasi harga emas dunia by Freepik)

Emas batangan yang secara tradisional dikenal sebagai lindung nilai yang disukai terhadap risiko geopolitik dan ekonomi cenderung tumbuh subur dalam lingkungan suku bunga rendah. Pelaku pasar kini menanti laporan penggajian AS pada Jumat pekan ini untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk tentang jalur kebijakan the Fed.

Pada saat yang sama, pembelian bank sentral dan permintaan fisik di Asia masih lesu. “Jadi saat ini pasar emas tidak berjalan dengan baik tetapi pada titik tertentu, kami menduga hal itu akan terjadi,” Melek menambahkan.

Di sisi lain, dalam sebuah catatan, Analis Citi menyebutkan, permintaan emas bank sentral akan tetap tinggi pada 2024-2025 meski baru-baru ini tidak ada pembelian dari bank sentral China yang dilaporkan pada Mei dan Juni 2024.

Bank sentral China, pembeli emas terbesar pada 2023, menahan diri dari pembelian emas untuk cadangannya selama dua bulan berturut-turut.

Meneropong Harga Emas di Tengah Sentimen Pertemuan The Fed, Naik atau Turun?

Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)

Sebelumnya, harga emas berpotensi menguat pada perdagangan pekan ini. Hal ini seiring harga emas bertahan di posisi tren bullish di atas USD 2.350 per ounce.

Mengutip laman Kitco, ditulis Senin (29/7/2024), harga emas meski tidak mampu mempertahankan dukungan awal di posisi USD 2.400 per ounce pada pekan lalu, pasar telah berhasil mempertahankan tren bullish di atas USD 2.350 per ounce. Menurut analis, hal itu dapat menciptakan momentum bullish baru untuk harga emas.

Harga emas berjangka kontrak Agustus diperdagangkan pada posisi USD 2.382,60 per ounce, naik lebih dari 1 persen pada hari itu. Namun, harga emas merosot 0,6 persen dari penutupan Jumat pekan lalu.

Harga emas meski terjadi volatilitas jangka pendek, analis mencatat harga emas telah mempertahankan tren naik yang solid. Hal ini karena pasar semakin mengharapkan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) untuk memangkas suku bunga pada akhir kuartal. Menurut CME FedWatch Tool, pasar telah sepenuhnya memperhitungkan penurunan suku bunga pada September.

Analis Senior di OANDA, Kelvin Wong melihat koreksi harga emas seiring volatilitas yang terjadi tetapi berada dalam tren naik. “Mengingat the Fed lebih suka menerapkan siklus pemangkasan suku bunga daripada siklus kenaikan suku bunga dalam jangka menengah, dengan imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun yang masih berada di bawah resistensi, harga emas tetap dalam tren naik,” ujar dia.

Chief Gold Strategist State Steet Global Advisors, George Milling-Stanley mengharapkan harga emas dunia dapat mempertahankan momentum bullish seiring gerak suku bunga hanya ke satu arah.

"The Federal Reserve berada di jalur yang tepat untuk memangkas suku bunga pada September dan memulai siklus pelonggaran baru yang akan mendorong dolar AS lebih rendah dan memberikan dorongan untuk emas,” ujar Milling-Stanley.

 

Sentimen Suku Bunga The Fed

Ilustrasi harga emas dunia (Foto By AI)
Ilustrasi harga emas dunia (Foto By AI)

Adapun pasar yang terus agresif memperkirakan pemangkasan suku bunga pada akhir musim panas positif untuk logam mulia. Bahkan saat inflasi tetap di atas target bank sentral sebesar 2 persen. Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) mengatakan, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti dalam 12 bulan terakhir naik 2,6 persen, tidak berubah dari bulan lalu.

Ekonom menuturkan, data inflasi terbaru tidak menghentikan the Federal Reserve untuk memangkas suku bunga pada September 2024. Ada harapan yang berkembang kalau bank sentral setidaknya akan meletakkan dasar untuk pemangkasan suku bunga pada September.

“Panduan ke depan yang disiapkan Komite akan terbukti penting untuk menyiapkan panggung bagi dimulainya siklus pelonggaran. Sementara Powell kemungkinan tidak akan sepenuhnya berkomitmen untuk memangkas suku bunga pada September, ia kemungkinan akan mengisyaratkan bahwa Fed hampir melakukannya,” ujar Analis TD Securities.

Pada pekan ini, 16 analis partisipasi dalam survei Kitco News Gold. Analis menunjukkan optimisme untuk harga emas dalam jangka pendek. Tujuh analis prediksi harga emas menguat pekan ini. Sedangkan hanya empat analis yang prediksi harga emas melemah. Sedangkan lima analis melihat harga emas akan sideways.

Sementara itu, 193 pihak berpartisipasi dalam polling Kitco. Investor semakin optimistis dengan harga emas. 127 pelaku pasar berharap harga emas menguat. Sedangkan 37 pelaku pasar perkirakan, harga emas akan melemah. Sedangkan 29 responden melihat harga emas akan konsolidasi.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya