Cisco PHK Massal Lagi, 4.000 Karyawan Bakal Dirumahkan

Pengumuman resmi PHK di Cisco akan diumumkan pada hari Rabu pekan ini (14/8/2024). Lebih dari 126.000 orang telah diberhentikan di 393 perusahaan teknologi di AS sejak awal 2024.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 12 Agu 2024, 10:30 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2024, 10:30 WIB
Cisco System
Jumlah karyawan yang terkena dampak PHK kali ini di Cisco diperkirakan sama atau sedikit lebih tinggi dari 4.000 karyawan yang diberhentikan pada bulan Februari 2024. Cisco System. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Cisco akan memangkas ribuan pekerjanya pada putaran kedua Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tahun ini.

PHK massal itu seiring dengan peralihan fokus perusahaan ke bidang-bidang dengan pertumbuhan lebih tinggi, termasuk keamanan siber dan AI.

Mengutip US News, Senin (12/8/2024) jumlah karyawan yang terkena dampak PHK kali ini di Cisco diperkirakan sama atau sedikit lebih tinggi dari 4.000 karyawan yang diberhentikan pada bulan Februari 2024.

Pengumuman resmi PHK akan diumumkan pada hari Rabu pekan ini (14/8) bersama dengan laporan kinerja kuartal keempat perusahaan, menurut laporan dari seorang sumber.

PHK ini merupakan yang terbaru dalam industri teknologi di AS, yang telah memangkas biaya tahun ini untuk mengimbangi investasi besar pada AI.

Lebih dari 126.000 orang telah diberhentikan di 393 perusahaan teknologi di AS sejak awal 2024, menurut data dari situs pelacakan Layoffs.fyi.

Juga dipada bulan Agustus, pembuat chip Intel memangkas lebih dari 15% tenaga kerjanya, atau sekitar 17.500 orang, ketika perusahaan tersebut mencoba membalikkan bisnis manufakturnya yang merugi.

Dilaporkan, Cisco telah bergulat dengan lesunya permintaan dan kendala rantai pasokan dalam bisnis andalan mereka.

Hal ini telah mendorong perusahaan untuk melakukan diversifikasi dengan langkah-langkah seperti pembelian perusahaan keamanan siber Splunk senilai USD 28 miliar atau Rp.446,3 triliun, yang diselesaikan pada bulan Maret 2024.

Akuisisi ini akan mengurangi ketergantungannya pada penjualan peralatan satu kali dengan meningkatkan bisnis langganannya.

Perusahaan telah mencoba memasukkan produk AI ke dalam penawarannya dan pada Mei 2024 menegaskan kembali target pesanan produk AI senilai USD 1 miliar atau Rp.15,9 triliun pada tahun 2025.

Pada bulan Juni, mereka meluncurkan dana USD 1 miliar (Rp.Rp.15,9 triliun) untuk melakukan investasi pada startup AI seperti Cohere, Mistral AI, dan Scale AI.

Cisco mengatakan pada saat itu telah melakukan 20 akuisisi dan investasi yang berfokus pada AI dalam beberapa tahun terakhir.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Industri Tekstil PHK Massal, Menteri Investasi Bongkar Penyebabnya

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, dalam Konferensi Pers Kebijakan dan Implementasi Hilirisasi sebagai Bentuk Kedaulatan Negara, Jumat (30/6/2023). (Tira/Liputan6.com)
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, dalam Konferensi Pers Kebijakan dan Implementasi Hilirisasi sebagai Bentuk Kedaulatan Negara, Jumat (30/6/2023). (Tira/Liputan6.com)

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengamini adanya fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal di industri tekstil.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat bahwa sekitar 11.000 buruh di industri tekstil mengalami PHK.

"Saya harus menyampaikan bahwa benar apa yang disampaikan terjadi PHK di beberapa tempat, khususnya di Jawa Barat PHK-nya ini ada dua. Satu adalah relokasi pabrik dari Jawa Barat ke daerah lain di daerah Jawa itu ada ditemukan, ada juga yang memang pabriknya ditutup," kata Bahlil di Kantor BPKM, Jakarta, Senin (29/7/2024).

Bahlil menyebut PHK massal yang terjadi di industri tekstil dalam beberapa waktu terakhir disebabkan oleh dua faktor. Yakni mesin produksi yang sudah memasuki usia tua dan biaya produksi yang lebih tinggi dibandingkan negara lain.

"Masalahnya ada dua mesinnya sudah tua yang kedua biaya ekonominya sudah tinggi dibandingkan negara-negara lain," ucap Bahlil.

Produktivitas Pekerja

Secara spesifik, lanjut Bahlil, tingginya biaya produksi ini berbanding terbalik dengan produktivitas pekerja. Kondisi ini mengakibatkan terganggunya keuangan perusahaan yang akhirnya terpaksa melakukan efisiensi.

"Nah ini juga terkait dengan produktivitas kerja kita, jadi sebenarnya kita ini harus mencari jalan tengah hak-hak buruh tetap kita perhatikan, tapi buruh juga harus memperhatikan keberlangsungan perusahaan. Kalo ini tutup yang rugi kita semua," ujarnya.


Investor Baru

Pabrik Tekstil
Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Bea Cukai menyatakan fasilitas kawasan berikat telah berdampak positif terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia. Faktanya, fasilitas ini telah memainkan peran penting dalam mendukung dan memajukan industri tekstil di Indonesia. (Dok. Istimewa)

Meski demikian, terdapat sejumlah investor baru di sektor industri tekstil yang akan beroperasi dalam waktu dekat. Dia pun meminta media untuk berimbang dalam memberitakan persoalan PHK massal di industri tekstil di ini.

"Tapi jangan sedih karena ada yang pergi, ada yang datang. Contoh kemarin kita meresmikan pabrik sepatu di kawasan industri Batang di Jawa tengah itu menciptakan lapangan pekerjaan 2.000 lebih, jadi jangan yang ditulis hanya yang perginya, yang datang juga ditulis," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya