Gen Z Sering Curhat Kerjaan di Medsos, Kemnaker: Itu Potensi, Tapi Salah Tempat

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) turut memberikan perhatian kepada kalangan Gen Z yang mulai memasuki dunia kerja.

oleh Arief Rahman H diperbarui 25 Agu 2024, 17:34 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2024, 17:31 WIB
Sekretaris Jenderal Kemnaker Anwar Sanusi dalam Naker Fest, di Jakarta, Minggu (25/8/2024).
Sekretaris Jenderal Kemnaker Anwar Sanusi dalam Naker Fest, di Jakarta, Minggu (25/8/2024).

 

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) turut memberikan perhatian kepada kalangan Gen Z yang mulai memasuki dunia kerja. Generasi ini memiliki keunikan tersendiri dalam pola kerjanya.

Salah satu fenomena yang sering ditemui adalah penyampaian keluhan atau kritik melalui media sosial. Sekretaris Jenderal Kemnaker, Anwar Sanusi, menilai bahwa penyampaian gagasan tersebut sebenarnya memiliki potensi untuk menghasilkan ide-ide baru. Namun, menurutnya, lokasi penyampaiannya yang kurang tepat.

"Sebetulnya itu adalah potensi, hanya saja salah menempatkannya," kata Anwar dalam sesi diskusi Naker Fest di Jakarta, Minggu (25/8/2024).

Pernyataan Anwar merespons fenomena Gen Z yang sering berbagi kondisi kerja mereka di berbagai platform media sosial. Padahal, menurutnya, hal tersebut sebaiknya disampaikan dalam forum diskusi di tempat kerja.

Dengan begitu, diharapkan dapat muncul ide-ide lain. Selanjutnya, ide-ide tersebut diuji bersama untuk menentukan langkah yang tepat bagi perusahaan.

"Artinya, jika gagasan-gagasan kritis tersebut ditempatkan bukan untuk sementara waktu hanya menyerang, kita bisa menciptakan tantangan baru. Mungkin saat ini semua setuju, kemudian kita adu ide-ide tersebut untuk melihat mana yang paling mampu memberikan jawaban yang tepat," jelasnya.

"Saya rasa ini lebih baik daripada saling me-roasting," tambahnya.

 

Jadi Solusi

Emtek Education & Career Festival 2024
Festival ini tidak hanya sekadar job fair. Pengunjung dapat menikmati berbagai kegiatan seperti edu fair, talkshow, talent hunt dan hiburan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Melalui diskusi soal ide dan gagasan tersebut, Anwar menilai cara ini dapat menjadi upaya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi perusahaan. Mengingat bahwa setiap tantangan yang ada tidak bisa diselesaikan oleh satu orang saja.

"Apalagi sekarang, saya yakin dengan kondisi saat ini, semua masalah tidak mungkin hanya dipecahkan dari satu sisi. Oleh karena itu, analisis big data sangat diperlukan untuk bisa melihat fenomena apa pun dari berbagai perspektif sehingga menghasilkan gagasan yang lebih baik, sesuatu yang lebih tepat," ujar Anwar Sanusi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya