BBM Pertalite dan Subsidi Tarif KRL Dibatasi, Bagaimana Nasib Kelas Menengah?

Ekonom INDEF, Tauhid Ahmad menyoroti angka penduduk kelas menengah di Indonesia yang terus tergerus selama 5 tahun terakhir sejak 2019.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 31 Agu 2024, 19:46 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2024, 19:46 WIB
BBM Pertalite dan Subsidi Tarif KRL Dibatasi, Bagaimana Nasib Kelas Menengah?
Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, mempertanyakan sejumlah rencana yang akan diambil pemerintah terkait penyaluran subsidi tepat sasaran. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, mempertanyakan sejumlah rencana yang akan diambil pemerintah terkait penyaluran subsidi tepat sasaran. Mulai dari wacana pembatasan BBM Pertalite hingga subsidi tarif KRL Jabodetabek berbasis NIK.

Di sisi lain, ia juga menyoroti angka penduduk kelas menengah di Indonesia yang terus tergerus selama 5 tahun terakhir sejak 2019. Padahal, Tauhid menilai alokasi subsidi jadi kunci menjaga eksistensi kelompok berpendapatan menengah.  "Beberapa subsidi memang diperlukan biar kelas menengah-nya enggak semakin turun," tegas Tauhid kepada Liputan6.com, Sabtu (31/8/2024).

Oleh karenanya, ia berharap penyaluran BBM Pertalite tepat sasaran tidak turut dikenakan kepada para pengguna sepeda motor. Meskipun, dia juga mempertanyakan kemurahan hati pemerintah kepada beberapa pengguna mobil yang masih diperkenankan menenggak Pertalite

"Paling enggak kalau motor jangan dihapus. Tentu kelas menengah banyak di situ. Kalau mobil mampu, itu menengah ke atas. Masa mobilnya disubsidi, KRL-nya dibatasi," kata Tauhid. 

Ia tak ingin kebijakan-kebijakan itu mengganggu tingkat daya beli kelas menengah semakin melemah. Terbukti dari level pengeluaran kelompok menengah yang terus meninggi dari tahun ke tahun. 

"Caranya salah satunya mereka tergerus kelas menengah sekarang. Sekarang kan beban pengeluarannya makin tinggi untuk makanan. Dulu kecil, sekarang naik karena inflasi," ungkapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pendaftaran QR Code Pertalite

Petugas SPBU mengisi bahan bakar jenis pertalite kepada pengguna sepeda motor di Pamulang, Tangerang Seatan, Banten. Pemerintah masih terus menggodok aturan untuk membatasi pembelian BBM subsidi dan kompensasi di SPBU.(merdeka.com/Dwi Narwoko)
Petugas SPBU mengisi bahan bakar jenis pertalite kepada pengguna sepeda motor di Pamulang, Tangerang Seatan, Banten. Pemerintah masih terus menggodok aturan untuk membatasi pembelian BBM subsidi dan kompensasi di SPBU.(merdeka.com/Dwi Narwoko)

Sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga telah membuka pendaftaran QR Code pembelian Pertalite secara bertahap untuk 14 wilayah dan hanya khusus untuk kendaraan roda 4. 

"Saat ini pendaftaran QR Code Pertalite difokuskan di wilayah Jawa, Madura, Bali (Jamali) dan sebagian wilayah non-Jamali yaitu Kepri, NTT, Maluku, Maluku Utara, Gorontalo, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Aceh, Bangka Belitung, Bengkulu dan Kabupaten Timika," jelas Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari dalam pernyataan resmi, Sabtu (31/8/2024).

"Diharapkan tahap 1 bisa tercapai 100 persen pada akhir September 2024. Sisanya akan dilakukan tahap kedua rencana paling cepat bulan Oktober- November 2024," ujar Heppy.

Heppy menyampaikan, jumlah pendaftar yang terverifikasi dan telah mendapat QR Code saat ini mencapai 3,9 juta. 

Adapun dokumen yang perlu dipersiapkan untuk mendaftar adalah foto KTP, foto diri, foto STNK (tampak depan dan belakang), foto kendaraan tampak keseluruhan, foto kendaraan tampak depan nomor polisi dan foto KIR bagi kendaraan pengguna KIR.

Untuk seluruh dokumen agar dipastikan terbaca dengan jelas dan dikirim dalam format foto (jpg). Selain itu, agar memastikan foto yang diunggah jelas tidak pecah dengan resolusi tinggi agar memudahkan proses verifikasi.

"Bagi Masyarakat pengguna Pertalite yang belum melakukan pendaftaran, diharapkan segera melakukannya untuk memastikan akses subsidi BBM yang tepat sasaran," imbau Heppy.

 


SPBU di Pemukiman Menengah Atas Tak Pasok Pertalite? Ini Alasannya

PT Pertamina Patra Niaga memastikan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite tersedia di 97 persen dari total SPBU Pertamina di Indonesia. (Foto: Pertamina)
PT Pertamina Patra Niaga memastikan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite tersedia di 97 persen dari total SPBU Pertamina di Indonesia. (Foto: Pertamina)

Sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga memastikan masih menyalurkan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite di seluruh wilayah Indonesia. Penyaluran BBM Subsidi Pertalite ini dilakukan  sesuai dengan kuota yang diberikan pemerintah.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari menjelaskan, Pertamina mendapat tugas dari pemerintah untuk meyalurkan energi, Pertamina Patra Niaga terus menjalankan komitmennya dalam penyediaan Pertalite sesuai dengan kuota dan titik layanan jual yang telah ditetapkan BPH Migas.

"Pertalite adalah salah satu BBM Subsidi, sehingga pengaturan oleh regulator dimaksudkan agar BBM Subsidi bisa tepat sasaran, antara lain pengaturan titik-titik SPBU yang menjual BBM Subsidi oleh BPH Migas dengan memperhatikan pertimbangan jalur transportasi umum, tidak berada di area pemukiman menengah ke atas, di luar daerah industri," jelas Heppy dalam keterangan tertulis, Jumat (30/8/2024).

"Diharapkan dengan upaya tersebut BBM bersubsidi yang disalurkan bisa lebih tepat sasaran," tambah dia.

Pertamina Patra Niaga juga terus berupaya mendukung upaya-upaya subsidi tepat dengan melakukan pendataan pengguna BBM Subsidi seperti Pertalite melalui pendaftaran QR Code.

"Untuk itu, Pertamina Patra Niaga mengajak seluruh masyarakat untuk bijak dalam menggunakan BBM subsidi dan membantu pemerintah mengidentifikasi siapa saja pengguna BBM bersubsidi dari penggunaan QR code sebagai syarat untuk menggunakan BBM Pertalite," tutur Heppy.


Beli Pertalite Pakai QR Code

Tiga Kemungkinan Penyebab Pertalite Bikin Boros BBM
Ilustrasi sepeda motor sedang mengisi BBM di SPBU Pertamina (Istimewa)

Agar penyaluran Pertalite terkontrol, Pertamina Patra Niaga melayani pengisian Pertalite melalui QR Code bagi kendaraan yang sudah mendaftar dan mencatatkan nopol kendaraan bagi pengguna yang belum mendaftar subsidi tepat.

“Kami terus mengintensifkan pendaftaran subsidi tepat Pertalite di wilayah wave 1 yakni Jawa, Madura, Bali (JAMALI) dan sebagian wilayah non-Jamali yaitu Kepri, NTT, Maluku, Maluku Utara, Gorontalo, Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur,” ujar Heppy.

Area Manager Communication, Relation & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Eko Kristiawan menjelaskan bahwa Program Subsidi Tepat Pertalite hanya diberlakukan untuk kendaraan roda 4 sedangkan roda 2 dan 3 belum diwajibkan melakukan pendaftaran Subsidi Tepat.

“Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat mengajak masyarakat pengguna BBM jenis Pertalite untuk mendaftarkan kendaraannya dan kami telah menyiapkan Help Desk di SPBU untuk membantu menjelaskan prosedur pendaftarannya,” ujar Eko.

Untuk registrasi dan informasi lebih lanjut terkait program subsidi tepat Pertalite masyarakat dapat mengunjungi website https://subsiditepat.mypertamina.id dan menghubungi Pertamina Call Center (PCC) 135.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya