Petani di Merauke Senang Sawahnya Kini Bisa Ditanam 3 Kali dalam Setahun

Petani optimis bisa berkontribusi besar pada peningkatan produksi nasional terutama dalam mewujudkan swasembada dan juga Indonesia lumbung pangan dunia.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 23 Sep 2024, 20:16 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2024, 20:16 WIB
Petani di Merauke Senang Sawahnya Kini Bisa Ditanam 3 Kali dalam Setahun
Seorang petani tengah bekerja di sawah. (Dok. Kementan)

Liputan6.com, Merauke Sejumlah petani di Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, Papua Selatan mengaku senang lantaran sawahnya kini bisa ditanam 3 kali dalam setahun. Mereka bahkan optimis bisa berkontribusi besar pada peningkatan produksi nasional terutama dalam mewujudkan swasembada dan juga Indonesia lumbung pangan dunia.

Optimasi lahan atau Oplah di Merauke dimulai sejak tahun 2016. Kala itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjabat sebagai Mentan pada periode pertama Presiden Joko Widodo. Beberapa tahun kemudian, lahan yang tadinya terbengkalai ini berubah menjadi lahan produktif dan subur.

Danis Kagawai (42), salah satu petani setempat mengatakan petani bisa panen 3 kali dalam setahun karena pemrograman Kementan menyediakan bibit, pompa hingga pupuknya secara berkala.

"Sekarang sudah dibantu mesin dan pompa dan kami yakin bisa 3 kali dalam setahun. Kami bersyukur petani dilayani semuanya oleh pemerintah. Kami dibantu pompa, pupuk bahkan benih," ujar Danis di lokasi Optimasi Lahan Merauke, Senin, 23 September 2024.

Senada, Hamid (50) mengatakan bahwa bantuan pemerintah telah menjadikan lahannya subur sehingga tanaman padi yang tadinya 2 kali bisa meningkat menjadi 3 kali dalam setahun.

"Para petani di sini bersyukur karena biasanya kami menanam setahun 2 kali, kini setelah paritnya diperbaiki, benih, pupuk dan pompanya tersedia bisa 3 kali dalam setahun," katanya.

Hasil Program Pemerintah Terlihat

Meningkatnya indeks pertanaman di Merauke, menurut Hamid, juga tidak terlepas dari pasokan air yang tersedia setiap saat. Padahal biasanya, pasokan air di sana hanya cukup untuk dua kali tanam karena belum teroptimalkan.

"Alhamdulillah sekarang program pemerintah ada hasilnya. Biasanya kami tidak ada air sekarang sudah air dan dikasih panen 3 kali. Dulu susah panen sekarang bisa panen," katanya.

Hamid berharap kedepannya pemerintah lebih banyak memperhatikan tanaman padi agar lebih subur dan cepat panen. Di antaranya dengan memberi obat-obatan dan sarana prasarana produksi yang memadai.

"Ini setelah dikasih bantuan, satu hektare bisa panen 6 ton, bahkan kalau dikasih obat penyubur tanaman mungkin bisa lebih dari itu. Harapan saya pemerintah memberi obat obatan untuk produksi lebih cepat lagi," katanya.

Akademisi UGM Optimis Program Cetak Sawah Berhasil

Terpisah, Akademisi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Lilik Sutiarso optimis program cetak sawah yang akan dilakukan pemerintah di Kabupaten Merauke bisa berhasil. Menurut Lilik, Keberhasilan ini salah satunya didukung dengan sumber daya air yang cukup.

Lilik mengatakan, potensi pertanian di Kabupaten Merauke sangatlah bagus terutama apabila didukung iklim yang dan sistem produksi pertanian (agroklimat) serta alat mesin pertanian canggih seperti mekanisasi yang selama ini dilakukan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

"Potensinya untuk kawasan pertanian sangat bagus apalagi waktu itu memang dirancang untuk pertanian mekanisasi modern," jelasnya.

Sebagaimana diketahui, pemerintah terus menggenjot percepatan produksi melalui program perluasan areal tanam PAT dan pompanisasi sebagai solusi cepat meningkatkan indeks pertanaman dari yang hanya satu kali menjadi dua bahkan tiga kali dalam setahun.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman pada kesempatan sebelumnya mengatakan bahwa pompanisasi merupakan solusi cepat dalam memperluas areal tanam (PAT) disaat kekeringan panjang akibat gelombang panas dunia. Lewat program tersebut, Amran yakin Indonesia mampu meningkatkan produksi secara maksimal.

"Pompanisasi sudah kita distribusikan secara merata, kini saatnya kita bekerja meningkatkan indeks pertanaman dari yang tadinya satu kali menjadi tiga kali dalam setahun. Dengan begitu, kita bisa pastikan mampu mencapai swasembada hingga lumbung pangan dunia," jelasnya.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya