Rupiah Dibuka Menguat dari Dolar AS, Simak Prediksinya Hari Ini

Pada awal perdagangan, rupiah tercatat menguat 7 poin atau sekitar 0,04 persen menjadi 15.680 per dolar AS

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 08 Okt 2024, 10:27 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2024, 10:21 WIB
Donald Trump Kalah Pilpres AS, Rupiah Menguat
Petugas menghitung uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Senin (9/11/2020). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak menguat pada perdagangan di awal pekan ini Salah satu sentimen pendorong penguatan rupiah kali ini adalah kemenangan Joe Biden atas Donald Trump. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa pagi dibuka dengan penguatan, di tengah penantian pasar terhadap rilis data indeks kepercayaan konsumen Indonesia terhadap perekonomian.

Pada awal perdagangan, rupiah tercatat menguat 7 poin atau sekitar 0,04 persen menjadi 15.680 per dolar AS, dibandingkan posisi sebelumnya di 15.687 per dolar AS.

"Investor saat ini sedang menunggu laporan indeks kepercayaan konsumen Indonesia untuk bulan September," ujar analis mata uang, Lukman Leong, dikutip dari ANTARA, Selasa (8/10/2024).

Prediksi Rupiah

Lukman juga memperkirakan bahwa rupiah akan bergerak dalam pola konsolidasi dengan potensi pelemahan yang terbatas, dipicu oleh kekhawatiran terkait meningkatnya ketegangan di kawasan Timur Tengah.

Ia memprediksi bahwa pergerakan nilai tukar rupiah sepanjang hari ini akan berada di kisaran 15.600 hingga 15.750 per dolar AS.

Strategi Bank Indonesia Jaga Nilai Tukar Rupiah

FOTO: Bank Indonesia Yakin Rupiah Terus Menguat
Teller menghitung mata uang Rupiah di Jakarta, Kamis (16/7/2020). Bank Indonesia mencatat nilai tukar Rupiah tetap terkendali sesuai dengan fundamental. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nilai tukar Rupiah menguat dipengaruhi bauran kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia (BI) dalam memitigasi dampak rambatan global. Nilai tukar Rupiah per 26 Juli 2024 menguat 0,52% mtd dibandingkan dengan posisi akhir Juni 2024. 

Melansir siaran pers Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Hasil Rapat Berkala KSSK III 2024, Minggu (4/8/2024), jika dibandingkan dengan level akhir Desember 2023, nilai tukar Rupiah melemah 5,48% ytd sejalan dengan kondisi global, tetapi masih lebih rendah dibandingkan dengan pelemahan mata uang negara-negara kawasan, seperti Won Korea (6,93% ytd) dan Yen Jepang (8,27% ytd). 

Kinerja Rupiah yang membaik tersebut ditopang oleh komitmen BI menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah serta berlanjutnya aliran masuk modal asing dan surplus neraca perdagangan barang. 

 Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Juni 2024 meningkat menjadi sebesar 140,2 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. 

Ke depan, nilai tukar Rupiah diperkirakan bergerak stabil dengan kecenderungan menguat sejalan dengan menariknya imbal hasil, rendahnya inflasi, dan tetap baiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia, serta komitmen BI untuk terus menstabilkan nilai tukar Rupiah yang kemudian mendorong berlanjutnya aliran masuk modal asing. 

Bank Indonesia terus mengoptimalkan seluruh instrumen moneter, termasuk memperkuat strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI, dan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah untuk implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya