Rupiah Dibuka Loyo dari Dolar AS, Data Inflasi Jadi Sentimennya

Pada awal perdagangan Kamis, rupiah tercatat turun sebesar 56 poin atau 0,35 persen

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 14 Nov 2024, 10:12 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2024, 10:12 WIB
Donald Trump Kalah Pilpres AS, Rupiah Menguat
Petugas menghitung uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Senin (9/11/2020). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak menguat pada perdagangan di awal pekan ini Salah satu sentimen pendorong penguatan rupiah kali ini adalah kemenangan Joe Biden atas Donald Trump. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada akhir perdagangan Kamis melemah setelah dirilisnya data inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat (AS) untuk Oktober 2024.

Pada awal perdagangan Kamis, rupiah tercatat turun sebesar 56 poin atau 0,35 persen, menjadi 15.840 per dolar AS dari posisi sebelumnya di 15.784 per dolar AS.

"Tren penguatan dolar AS terus berlanjut karena pasar masih mengantisipasi kemungkinan kebijakan perang dagang atau kenaikan tarif perdagangan di pemerintahan Trump," ujar Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede dikutip dari ANTARA di Jakarta, Kamis (14/11/2024).

Data Inflasi AS

Data inflasi utama bulanan AS menunjukkan kenaikan sebesar 0,2 persen secara month-on-month (mom), sesuai ekspektasi pasar.

Sementara itu, inflasi tahunan meningkat tipis menjadi 2,6 persen year-on-year (yoy), yang juga sejalan dengan perkiraan pasar.

Laporan IHK ini meningkatkan ekspektasi investor terhadap kemungkinan penurunan suku bunga kebijakan pada Desember 2024.

 

Dolar AS Menguat

dolar ke rupiah
Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar, selalu mengalami perubahan setiap saat terkadang melemah terkadang juga dapat menguat.

Indeks dolar AS mengalami rebound setelah beberapa pejabat Fed menyatakan dukungan terhadap pendekatan hati-hati dalam menentukan arah suku bunga Fed Funds Rate (FFR).\

Meskipun ada kemajuan dalam penurunan inflasi di AS, Fed diperkirakan akan tetap pada pendekatan bertahap untuk menurunkan suku bunga kebijakan.

Sebagai dampaknya, ekspektasi FFR yang lebih tinggi hingga tahun 2025 meningkat, yang mendorong permintaan terhadap dolar AS. Indeks Dolar AS naik sebesar 0,43 persen ke posisi 106,48, sementara yield obligasi AS bertenor 10 tahun meningkat dua basis poin menjadi 4,45 persen.

Josua Pardede memperkirakan kurs rupiah akan berada di kisaran Rp15.725 hingga Rp15.850 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya