Liputan6.com, Jakarta - Tim Cook banyak belajar dari Steve Jobs selama 13 tahun bekerja dengan mendiang salah satu pendiri Apple tersebut.
"Bagi kami yang cukup beruntung untuk bekerja dengannya, dia adalah guru seumur hidup," kata Cook kepada The Wall Street Journal.
Advertisement
Baca Juga
Pelajaran yang dia peroleh dari mentor lamanya lebih dari sekadar membenarkan keputusannya untuk mengabaikan para peragu dan meninggalkan pekerjaan bagus di Compaq untuk bergabung dengan Apple pada 1998. Demikian dikutip dari CNBC pada Rabu (30/10/2024).
Advertisement
"Saya pikir saya memiliki kesempatan seumur hidup untuk bekerja dengan seorang jenius yang memulai seluruh industri," ungkap Cook.
Tim Cook merasa sangat kagum dengan kemampuan Steve Jobs untuk mengubah pandangannya dengan cepat. Jobs tidak terikat pada ide atau keyakinan lama, dan dia tidak merasa terlalu sombong untuk mengakui jika ada bukti baru yang menunjukkan ia perlu mengambil pendekatan berbeda.
"Dia bisa mengubah pikirannya begitu saja," kata Cook.
"Awalnya saya kaget, tapi lama-lama saya malah sangat kagum dengan keterampilannya itu." Bagi Cook, kemampuan ini istimewa karena banyak orang cenderung sulit melepaskan pandangan lama mereka, bahkan saat situasi berubah atau ada fakta baru.
Tim Cook kemudian menyebut kesediaan Jobs untuk mengubah pikirannya tentang topik apa pun sebagai "keterampilan yang brilian" dan keterampilan yang kurang umum daripada yang orang lain kira.
"Sangat sedikit orang yang memiliki keterampilan itu, karena mereka terikat dengan pandangan masa lalu mereka," kata Cook.
Opini Sering Terbentuk karena Ada Emosi
Menurut penelitian, orang-orang sering membentuk opini berdasarkan emosi karena rasa adanya takut atau marah, sehingga jauh lebih sulit bagi mereka untuk menyimpang dari keyakinan yang telah lama mereka pegang.
Bias kognitif tersebut sering kali begitu kuat sehingga bahkan serangkaian fakta baru yang jelas mungkin tidak meyakinkan seseorang untuk mengubah pikirannya, tulis profesor pengembangan manusia Universitas Connecticut Keith Bellizzi pada 2022.
Kemampuan untuk mengubah pikiran Anda dapat sangat bermanfaat bagi para pemimpin, yang sering kali mengandalkan penelitian dan pendapat dari karyawan untuk membentuk pengambilan keputusan mereka. Mencari dan mempertimbangkan berbagai pendapat yang terinformasi, yang oleh para psikolog juga disebut sebagai "fleksibilitas kognitif," adalah kunci untuk menjadi lebih cerdas dan membuat keputusan yang lebih baik, menurut penelitian.
Advertisement
Salah Satu Prinsip Kepemimpinan yang Terkenal
Salah satu prinsip kepemimpinan Amazon yang terkenal, yang ditulis oleh pendiri Jeff Bezos adalah pemimpin yang baik "benar, banyak."
Idenya bukanlah orang yang tahu segalanya harus menjadi pemimpin tetapi anda meningkatkan peluang untuk menjadi benar dengan secara proaktif mencari pendapat yang berbeda dan bersedia mengubah pikiran anda.
"Dengan latihan, Anda bisa lebih sering benar," kata Bezos dalam pidatonya di Pathfinder Awards di Seattle pada 2016. "Orang yang sering benar, mereka banyak mendengarkan, dan orang yang sering benar, sering mengubah pikiran mereka."
Bezos mewariskan sikap itu kepada penggantinya, CEO Amazon saat ini Andy Jassy. "Saya sering mempertanyakan keyakinan saya yang paling erat pada topik tertentu untuk melihat apakah mereka benar-benar benar," kata Jassy pada Juli.
Melibatkan Orang yang Tepat
"Kuncinya adalah melibatkan orang yang tepat dalam memberikan umpan balik, mendengarkan berbagai perspektif, dan kemudian memikirkan jawaban terbaik yang mungkin bagi pelanggan atau bisnis. Tidak masalah apakah itu ide Anda atau bukan."
Demikian pula, Jobs mewariskan sifat itu kepada penggantinya, Cook.
"Dia suka berdebat dan dia suka memiliki seseorang untuk berdebat dengannya," Cook menambahkan.
"Dan Anda selalu bisa mengubah pikirannya jika anda punya ide terbaik. Kami saling mengubah pikiran. Itulah alasan mengapa semuanya berjalan dengan baik.”
Advertisement