Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat ke-47, Donald Trump, sangat yakin Apple mampu merakit iPhone dan perangkat elektronik milik mereka langsung di tanah AS.
Pernyataan ini disampaikan melalui juru bicara Presiden Donald Trump, Karoline Leavitt, dalam konferensi pers, Selasa (8/4/2025).
Baca Juga
Saat ditanya apakah produksi iPhone bisa dialihkan ke dalam negeri, Leavitt menjawab, "tentu saja, dia yakin kita punya tenaga kerja dan sumber daya untuk melakukannya."
Advertisement
Pernyataan Leavitt ini merujuk pada investasi raksasa teknologi berbasis di Cupertino sebesar USD 500 miliar di AS pada awal tahun ini.
"Jika mereka [Apple] tidak mengganggap Amerika Serikat dapat melakukannya, mereka mungkin tidak akan mengeluarkan uang sebanyak itu," katanya, dikutip dari MacRumors, Rabu (9/4/2025).
Presiden Trump berencana menerapkan tarif tinggi terhadap produk impor dari pada Cina, Vietnam, Thailand, India, Uni Eropa, dan negara-negara lainnya mulai 9 April.
Donald Trump mengklaim, jika perusahaan seperti Apple tidak ingin membayar tarif, mereka harus memproduksi iPhone hingga perangkat mereka di Amerika Serikat.
Mengapa Produksi iPhone di AS Sangat Sulit?
Beberapa analis mengatakan kendala terbesar bukan hanya soal biaya, tetapi ketersediaan tenaga kerja terampil dalam jumlah masif.
Steve Jobs, pendiri Apple, pernah menjelaskan kepada Presiden Barack Obama menyaingi rantai pasokan dan tenaga kerja Apple di Cina butuh sekitar 700.000 pekerja--sesuatu hampir mustahil disediakan oleh industri AS.
CEO Apple saat ini, Tim Cook, juga pernah menegaskan dalam Fortune Global Forum 2017, keunggulan Cina bukan semata karena tenaga kerja murah.
"Keterampilan dan presisi kami butuhkan sangat tinggi. China punya ribuan teknisi alat, sementara di AS sulit untuk memenuhi satu ruangan," katanya.
Warga AS Panik Borong iPhone Gara-Gara Tarif Trump
Apple Store di AS mengalami lonjakan pembelian iPhone setelah Presiden Donald Trump mengumumkan tarif impor baru.
Banyak pelanggan khawatir harga produk Apple akan naik dan akhirnya berbondong-bondong membeli sebelum kenaikan berlaku.
Beberapa karyawan Apple Store mengungkapkan hampir setiap pelanggan bertanya apakah harga akan segera naik. Tapi, Apple belum memberikan arahan kepada staf ritel soal cara merespons kekhawatiran ini.
Dikutip dari 9to5mac, Selasa (8/4/2025), pemerintah AS menetapkan tarif 34 persen untuk produk dari China dan 26 persen dari India, dua negara tempat mayoritas produk Apple dirakit.
Advertisement
Lima Pesawat Penuh iPhone dari China dan India
Meski belum ada kepastian soal kenaikan harga, Apple dikabarkan telah mengangkut lima pesawat penuh produk dari China dan India untuk menjaga harga tetap stabil lebih lama.
Di sisi lain, Apple juga mempertimbangkan ekspansi ke Brasil bersama Foxconn, mengingat tarif impor dari negara tersebut lebih rendah, hanya 10 persen.
Sementara itu, saham Apple sudah turun lebih dari 18 persen sejak kebijakan tarif Trump ini diumumkan.
Apple Alihkan Produksi iPhone dari China ke Brasil
Di sisi lain, Apple dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk memperluas pabrik iPhone di Brasil. Sumber anonim menyebutkan, langkah ini dilakukan untuk menghindari dampak tarif impor diberlakukan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini.
Menurut laporan 9to5Mac, Senin (7/4/2025), Apple ingin memanfaatkan tarif impor lebih rendah dari Brasil--hanya sebesar 10 persen--dibandingkan tarif 34 persen dari Cina dan 26 persen dari India.
Advertisement
Strategi Alternatif Apple Tekan Harga iPhone?
Raksasa teknologi berbasis di Cupertino ini sebenarnya telah merakit beberapa model iPhone di Brasil sejak 2011, dengan mitra kerja sama perakitan Foxconn.
Namun, selama ini produksi dari pabrik berlokasi di Sao Paulo tersebu hanya terbatas untuk model iPhone entry-level dipasarkan secara lokal di negara tersebut.
Karena kebijakan tarif Trump, Apple disebut ingin merakit lebih banyak model, termasuk untuk pertama kalinya model iPhone 16 Pro, akan keluar dari pabrik di Negeri Samba itu.
Kabar ini diperkuat dengan munculnya sertifikasi dari regulator telekomunikasi Brasil, yakni Anatel. “Kemungkinan perluasan perakitan iPhone di Brasil mulai dipelajari tahun lalu, dengan peningkatan pada mesin dan proses industri,” tulis laporan tersebut.
