Liputan6.com, Jakarta - Miliarder sekaligus pendiri Amazon, Jeff Bezos menjual salah satu jet pribadi, Gulfstream G650ER, seharga USD 39 juta atau sekitar Rp 628,90 miliar (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.125). Pesawat ini dikenal sebagai salah satu jet tercepat di dunia dan pertama kali didaftarkan Bezos pada 2015.
Jet pribadi ni berkapasitas 14 penumpang dan dilengkapi berbagai fasilitas mewah seperti dapur, kursi-kursi mewah, ruang penyimpanan besar, WIFI ATG4000, dua kamar mandi, dan sofa yang bisa diubah menjadi tempat tidur. Interiornya didominasi warna krem dan cokelat dengan desain elegan.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, jet ini juga memiliki ruang pertemuan dan beberapa layar monitor HD untuk kenyamanan perjalanan. Dilansir dari dailymail.co.uk pada Kamis (19/12/2024).
Advertisement
Sebagai perbandingan, jet Gulfstream G650ER baru dijual seharga USD 65 juta, menurut informasi dari Business Insider. Selain jet ini, Bezos memiliki koleksi jet lainnya, termasuk Gulfstream G650ER terbaru yang dia beli seharga USD 80 juta pada Agustus 2024, dan Pilatus PC-24.
Tunangan Bezos, Lauren Sanchez juga memiliki beberapa kendaraan udara seperti Helikopter Bell 429, jet PC-24, dan Helikopter Airbus.
Dampak Lingkungan dari Penggunaan Jet Pribadi
Penjualan jet ini terjadi di tengah kritik terhadap dampak lingkungan dari penggunaan jet pribadi oleh orang-orang super kaya. Penelitian menunjukkan meski hanya dimiliki oleh 0,003% populasi, jet pribadi menyumbang emisi karbon yang sangat besar.
Menurut penelitian Universitas Linnaeus, jet pribadi menghasilkan 15,6 juta ton CO2 pada tahun 2023, meningkat 46% dibandingkan tahun 2019. Rata-rata setiap penerbangan jet pribadi menghasilkan sekitar 3,6 ton CO2.
Jet-jet pribadi milik miliarder Jeff Bezos sendiri dilaporkan telah terbang selama 25 hari sepanjang 2023 dan menghasilkan emisi karbon setara dengan rata-rata warga AS selama 207 tahun.
Dipakai untuk Liburan
Penelitian juga menemukan banyak penerbangan jet pribadi lebih sering digunakan untuk liburan, terutama pada akhir pekan dan musim panas, daripada untuk keperluan bisnis. Bahkan, selama acara besar seperti konferensi perubahan iklim COP28 dan Piala Dunia FIFA 2022, terjadi lonjakan penggunaan jet pribadi yang menyumbang emisi karbon dalam jumlah besar.
Profesor Stefan Gossling, penulis utama penelitian, menyoroti sebagian besar penerbangan jet pribadi sebenarnya dapat digantikan dengan transportasi lain yang lebih ramah lingkungan. "Banyak penerbangan ini dilakukan untuk rekreasi, bukan bisnis," ujarnya.
Dengan peningkatan penggunaan jet pribadi yang signifikan, terutama setelah pandemi Covid-19, penggunaan transportasi mewah ini menjadi perhatian besar dalam upaya melawan perubahan iklim.
Advertisement
Belajar dari Costco, Jeff Bezos Ubah Strategi Ciptakan Perusahaan Senilai Rp 31.637 Triliun
Sebelumnya, Amazon, yang kini bernilai sekitar USD 2 triliun atau sekitar Rp 31.637 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.818) dan merupakan salah satu perusahaan pengecer terbesar dunia, pernah menghadapi masa-masa sulit.
Dilansir dari CNBC, Selasa (18/11/2024) harga persaham Amazon jatuh hingga 90 persen pada 2001, membuat banyak orang meragukan masa depan perusahaan ini. Namun, pendiri Amazon, Jeff Bezos berhasil membalikkan keadaan dengan bantuan dari pendiri perusahaan ritel besar Costco, Jim Sinegal.
Pada tahun itu, Bezos bertemu dengan Sinegal di sebuah Starbucks di Barnes & Noble, dekat kantor Amazon di Bellevue, Washington. Meskipun pertemuan awal ini digunakan untuk membahas kerja sama grosir, tetapi diskusi akhirnya berfokus pada strategi harga.
Dalam buku “The Everything Store” oleh Brad Stone, diceritakan Sinegal berbagi strategi penting antara lain, Costco menjual produk dengan harga sangat rendah dengan memangkas biaya yang tidak perlu dan menjaga hubungan baik dengan pemasok. Harga rendah inilah yang membuat pelanggan Costco bersedia membayar biaya keanggotaan tahunan, yang menjadi sumber laba utama perusahaan.
Sinegal menjelaskan kepada Bezos, biaya keanggotaan itu hanya sekali, tetapi setiap kali pelanggan ating dan melihat produk seperti televisi dengan harga jauh lebih murah, mereka akan merasa mendapatkan nilai lebih, seperti ditulis dalam buku tersebut.
"Itulah yang membuat konsep ini begitu kuat. Pelanggan tahu bahwa di Costco mereka akan menemukan harga yang sangat murah.” Di Costco, memberikan nilai kepada pelanggan adalah prioritas utama, tambah Sinegal.
Sinegal yakin Bezos melihat pendekatan ini dan berpikir strategi serupa bisa diterapkan di Amazon. Meski Bezos tidak pernah secara terbuka menyebut pertemuan itu sebagai inspirasi strateginya, Stone menulis bahwa beberapa hari kemudian.
Langkah yang dilakukan Amazon
Jeff Bezos mengadakan rapat dengan para pemimpin Amazon. Dalam rapat itu, Bezos mengkritik strategi harga Amazon yang “tidak koheren” dan menekankan bahwa perusahaan harus bisa menawarkan harga yang lebih rendah dibandingkan pesaing.
Musim panas itu, Amazon mulai menurunkan harga untuk produk populer seperti buku, musik, dan video, beberapa di antaranya memberikan diskon hingga 30 persen.
"Ada dua jenis perusahaan yaitu perusahaan yang ingin menaikkan harga dan perusahaan yang ingin menurunkannya,” kata Bezos dalam sebuah wawancara dengan The New York Times. Amazon, lanjutnya, akan selalu berusaha menjadi perusahaan yang kedua.
Pada akhir 2001, penjualan Amazon mulai pulih, dan perusahaan berhasil mencetak keuntungan pada kuartal terakhir. Bezos menyebut pemulihan ini berkat harga yang lebih rendah dan komitmen untuk memangkas biaya yang tidak perlu demi menawarkan lebih banyak diskon, strategi yang mirip dengan Costco.
Bangun Amazon Prime
"Kami memiliki kuartal keempat yang luar biasa, dan yang mendorongnya adalah harga yang lebih rendah bagi pelanggan…” ujar Bezos kepada Fox News pada Januari 2002.
"Kami selalu punya harga rendah, tetapi menurunkannya sedikit lebih jauh berdampak besar pada hasil kami.”
Beberapa tahun kemudian, pada 2005, Amazon memperkenalkan Amazon Prime yakni suatu layanan keanggotaan berbayar yang memberikan diskon dan pengiriman gratis untuk anggotanya. Dalam suratnya kepada para pemegang saham pada tahun 2016, Bezos menggambarkan ide di balik Prime dengan konsep yang mirip dengan filosofi Sinegal dan Costco.
Advertisement