Liputan6.com, Jakarta PT Indonesia Digital Identity (VIDA), pelopor solusi identitas digital dan transaksi mengumumkan pencapaian tiga sertifikasi WebTrust SSL: Baseline Requirements for the Issuance and Management of Publicly-Trusted Certificates (BR-SSL), Extended Validation (EV), dan Network Security. Pencapaian ini semakin memperkokoh posisi VIDA sebagai pemimpin global dalam keamanan digital dan kepercayaan siber.
“Tiga sertifikasi Global WebTrust SSL ini merupakan bukti dedikasi tanpa henti VIDA terhadap keunggulan dan inovasi yang terus kami bangun dan kembangkan. Dengan menyediakan standar global pada penyelenggaraan lokal dan regional, kami memberdayakan bisnis dan individu untuk menjelajahi lanskap digital dengan percaya diri. Pencapaian ini memperkuat posisi kami sebagai mitra tepercaya dan penyedia solusi identitas digital serta transaksi yang aman," ungkap Founder dan Group CEO VIDA Niki Luhur dikutip Minggu (19/1/2025).
Advertisement
Baca Juga
Setelah menjadi Otoritas Sertifikat (Certificate Authority/CA) pertama di Indonesia yang meraih akreditasi WebTrust pada tahun 2020, VIDA terus memimpin inovasi dalam solusi identitas digital.
Advertisement
Sertifikasi baru ini tidak hanya menegaskan komitmen VIDA terhadap inovasi, keunggulan, dan penetapan tolok ukur global dalam keamanan digital, tetapi juga memperkuat langkah kemandirian ekosistem digital Indonesia dengan menyediakan solusi yang lebih dekat, tepercaya, dan berdaulat di tengah dominasi penyedia layanan asing.
Meningkatkan Kepercayaan, Keamanan dan Kemandirian Ekosistem Digital
Sertifikasi WebTrust SSL VIDA memberikan beberapa manfaat utama:
- Keamanan yang Ditingkatkan: Dengan menerapkan standar enkripsi SSL terkemuka di industri, VIDA memastikan perlindungan data dan transaksi digital yang aman, sekaligus mendukung kepercayaan di ekosistem online lokal dan regional.
- Pengakuan Global: Sertifikasi WebTrust dan partisipasi VIDA dalam standar global memastikan bahwa sertifikat SSL VIDA diterima dan diakui secara internasional, mendukung layanan yang kompetitif tanpa ketergantungan pada penyedia asing.
- Kepatuhan Regulasi: VIDA memenuhi persyaratan keamanan dan kepercayaan internasional yang ketat, sekaligus memberikan solusi SSL yang mendukung kedaulatan digital Indonesia dan memperkuat posisi regional dalam ekosistem digital yang mandiri.
Identitas Digital Bisa Jadi Solusi Jaga Keamanan Data Pribadi dari Kejahatan Siber
Sebelumnya, penggunaan identitas digital dinilai bisa jadi salah satu solusi untuk menjaga keamanan data pribadi, dari kejahatan siber.
Perlindungan data pribadi pun sangat dibutuhkan, bukan hanya buat pengguna, namun juga para pelaku industri teknologi finansial atau fintech, untuk meningkatkan digital trust buat masyarakat.
Berdasarkan laporan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), hingga Oktober 2023 ditemukan sebanyak 361 juta serangan siber atau anomali traffic yang terjadi di Indonesia.
Padahal, nilai transaksi digital nasional menurut Bank Indonesia dalam 5 tahun terakhir, tumbuh lebih dari 158 persen. Tingginya risiko kejahatan siber pun perlu segera ditanggulangi, terutama untuk menjamin keamanan data dalam bertransaksi digital.
"Terdapat 1.900 kelompok pelaku kejahatan siber yang termonitor secara global dengan ancaman seperti ransomware hingga phishing," kata Ardi Sutedja, Chairman of Indonesia Cyber Security Forum.
Menurut Ardi, peretasan tidak bisa dilakukan seketika, sehinggga artinya apabila baru terdeteksi sekarang, maka teknologi keamanan siber yang digunakan tidak berhasil mendeteksi ancaman secara dini.
"Dampaknya, infrastruktur tidak bisa lagi dimanfaatkan dan menyebabkan ketidakpercayaan publik," kata Ardi dalam Media Clinic AFTECH bersama Vida akhir November lalu, mengutip siaran pers, Kamis (7/12/2023).
Digital identity atau identitas digital pun dinilai bisa jadi solusi dalam melindungi data pribadi dan hak privasi pengguna, di tengah pesatnya penggunaan teknologi dan perkembangan kejahatan siber.
Implementasinya pun dapat mengurangi resiko penyalahgunaan identitas, sehingga meningkatkan kepercayaan digital di masyarakat.
Advertisement
Tanda Tangan Digital Sudah Sesuai UU PDP
Sementara, platform Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE) Vida mengungkapkan, penggunaan identitas digital berupa tanda tangan digital, diperkirakan akan naik sembilan kali lipat di 2030.Â
"Tahun lalu, digital identity yang paling banyak digunakan adalah tanda tangan digital dan diproyeksikan akan naik 9 kali lipat hingga 2030," kata Ahmad Taufik, SVP Product Vida.
"Tata kelola tanda tangan digital sudah sesuai dengan UU Pelindungan Data Pribadi (PDP), sehingga terjamin keamanannya," dia menambahkan.
Selain itu, kekuatan hukum tanda tangan digital seperti yang dikeluarkan oleh Vida Sign, disebut sudah sama kuatnya dengan tanda tangan basah.
Aries Setiadi, Executive Director AFTECH mengatakan, di balik tumbuhnya industri fintech dan ekosistem digital, terdapat risiko keamanan siber yang mengikuti.Â
"Dari sisi AFTECH, kami terus mendorong langkah-langkah keamanan siber untuk mencegah adanya penipuan, pelanggaran data pribadi dan kasus yang tidak sah, serta mendorong dan memperkuat GRC," kata Aries.
Gajendran Kandasamy, Co-Founder and Chief Product & Innovation Officer Vida pun mendorong peningkatan literasi keuangan digital di Indonesia, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya implementasi perlindungan data pribadi.
"Harapannya, Indonesia dapat menjadi negara yang unggul diantara negara-negara ASEAN dalam hal implementasi perlindungan data pribadi," pungkas Gajendran.