Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Budi Santoso, bersama dengan Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, melakukan kunjungan ke Pasar Sei Sikambing, Medan, Sumatra Utara, untuk melakukan pemantauan terhadap ketersediaan serta harga barang kebutuhan pokok (bapok).
Kunjungan ini dilakukan dalam rangka memastikan pasokan bahan pokok tetap terjaga dan harga tetap stabil di awal 2025.
Berdasarkan hasil pemantauan, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyampaikan harga bapok di Pasar Sei Sikambing Kota Medan relatif stabil dan stoknya cukup terjaga.
Advertisement
"Harga bapok di Pasar Sei Sikambing Kota Medan relatif stabil dan stoknya terjaga," kata Mendag Budi, di Medan, Selasa (21/1/2025).
Hal ini menjadi indikasi positif ketersediaan bahan pokok pada awal 2025 mencukupi dan tidak ada gangguan yang berarti terhadap pasokan barang-barang kebutuhan pokok masyarakat.
Kestabilan harga dan ketersediaan barang merupakan prioritas utama pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat dan menghindari terjadinya inflasi yang merugikan masyarakat, khususnya di sektor kebutuhan pokok.
Kestabilan Harga Hasil Kolaborasi Pemerintah Pusat dan Pemda
Mendag Budi Santoso juga menekankan pencapaian stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok ini tidak terlepas dari hasil kolaborasi yang baik antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Kolaborasi ini menjadi penting, mengingat pasar bahan pokok yang terdistribusi luas memerlukan koordinasi yang intensif agar pasokan dapat merata ke seluruh penjuru Indonesia. Dengan adanya kerjasama yang solid antara pemerintah pusat dan daerah, masyarakat bisa lebih tenang karena kebutuhan pokok mereka dapat dipenuhi dengan harga yang wajar dan terjangkau.
Â
Â
Rutin Melakukan Pemantauan Langsung
Selain itu, Menteri Budi juga menjelaskan Kementerian Perdagangan secara rutin melakukan pemantauan langsung terhadap harga dan stok bahan pokok, baik di pasar tradisional, pasar ritel modern, pengecer, pedagang, maupun distributor.
Pemantauan yang dilakukan secara langsung ini bertujuan untuk memastikan bahwa rantai pasok bahan pokok berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Dengan pemantauan ini, pemerintah bisa segera mengidentifikasi jika ada kelangkaan atau kenaikan harga yang tidak wajar di pasar dan segera melakukan langkah-langkah untuk menanggulanginya.
Daftar Harga Bahan Pokok di Pasar Sei Sikambing:
Adapun berdasarkan pantauan yang dilakukan di Pasar Sei Sikambing, harga beberapa bahan pokok yang ada sebagai berikut:
• Beras medium Bulog SPHP dijual dengan harga Rp13.000 per kilogram.
• Beras premium dijual dengan harga Rp16.000 per kilogram.
• Beras medium dijual dengan harga Rp15.000 per kilogram.
• Gula pasir dijual seharga Rp18.000 per kilogram.
• Tepung terigu dijual dengan harga Rp10.000 per kilogram.
• Minyak goreng kemasan MINYAKITA dijual dengan harga Rp16.500 per liter.
• Daging ayam ras dijual dengan harga Rp34.000 per kilogram.
• Telur ayam ras dijual dengan harga Rp28.500 per kilogram.
• Daging sapi dijual dengan harga Rp130.000 per kilogram.
• Cabai merah keriting dijual seharga Rp58.000 per kilogram.
• Cabai rawit merah dijual dengan harga Rp60.000 per kilogram.
• Bawang merah dijual dengan harga Rp32.000 per kilogram.
• Bawang putih kating dijual seharga Rp40.000 per kilogram.
Advertisement
Harga Cabai Tembus Rp 100.000 per Kg, Bapanas Bakal Cek Pasar
Sebelumnya, harga cabai rawit merah masih mengalami tren kenaikan pada tanggal-tanggal awal Januari 2025 ini. Mengutip data terbaru panel harga Badan Pangan Nasional, Senin (6/1/2025) sore pukul 16.30 WIB, harga cabai rawit merah secara rata-rata dipatok di angka Rp 71.260 per kg.
Jumlah tersebut naik 3,95 persen dibanding waktu yang sama hari sebelumnya, atau sekitar Rp 2.710. Padahal, harga cabai rawit merah sempat turun drastis -46,27 persen (Rp 31.720) menjadi Rp 36.830 per kg pada pagi hari ini.
Bahkan menurut laporan di berbagai pasar, harga cabai rawit merah tembus di atas Rp 100.000 per kg.
Saat ditanyai hal itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi balik meminta informasi, pasar mana saja yang terkena lonjakan harga cabai. Dia pun membuka diri untuk mendatangi pasar tersebut.
"Kalau ada cabai Rp 100.000, kasih tahu, nanti kita fasilitasi diskusi. Nanti sama-sama kita ke sana," ujar Arief saat dimintai konfirmasi di Graha Mandiri, Jakarta, Senin (6/1/2025).
Â
Tak Mau Tekan Petani
Di sisi lain, ia menilai harus terjadi keseimbangan antara harga cabai di tingkat petani dan konsumen di sisi hilir. Arief pun tak mau petani sampai merugi lantaran ditekan oleh tuntutan pasar yang meminta harga murah.
"Jangan kita mau harga cabai Rp 10-15 ribu (per kg), harga beras hilirnya maunya Rp 10.000 (per kg). Ceban terus, jangan. Kita musti hitung dengan cost structure yang benar," ungkapnya.
Namun, ia juga tidak ingin pelaku di tingkat petani maupun produsen menaikan harga seenak jidat. Lantaran lonjakan harga untuk komoditas pangan utama seperti itu berpotensi membuat tingkat inflasi ikut terangkat.
"Kan kita harus menyeimbangkan harga hulu sama hilir. Kalau maunya kita semua harga di petani bisa setinggi-tingginya. Tapi nanti berasnya harganya lebih tinggi lagi, inflasi, daya belinya juga perlu dipertimbangkan. Jadi harus wajar di hulu dan di hilir," tegas Kepala Badan Pangan Nasional itu.
Advertisement