Meneropong Prospek Rupiah terhadap Dolar AS dari Bright Institute

Neraca pembayaran, kondisi paritas, dan pasar aset pengaruhi gerak rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 24 Jan 2025, 19:15 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2025, 19:15 WIB
Tertekan, Rupiah Terjun ke Level Rp16.283 per Dolar AS
Lembaga riset ekononomi Bright Institute memperkirakan keseimbangan baru nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan mencapai 16.500 hingga dua bulan ke depan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga riset ekononomi Bright Institute memperkirakan keseimbangan baru nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan mencapai 16.500 hingga dua bulan ke depan. 

Keseimbangan baru ini didorong dari perkembangan indikator-indikator fundamental domestik seperti transaksi finansial dan posisi investasi internasional pada neraca pembayaran Indonesia.

"Kalau bicara keseimbangan nilai tukar, tidak bisa diukur melalui faktor kausalitas yang terjadi secara insidental. Untuk menjelaskan pergerakan nilai tukar secara harian itu bisa, namun dalam hal proyeksi jangka tahunan, harus dilihat dari fundamental nilai tukar yang telah berkembang hingga saat ini, baik itu dari neraca pembayaran, kondisi paritas, dan juga pasar aset,” kata Ekonom Senior Bright Institute, Awalil Rizky dalam keterangan di Jakarta, dikutip Jumat (24/1/2025).

Pada kuartal III 2024, neraca pembayaran Indonesia mencatat surplus USD5,87 miliar. Di sisi lain, secara kumulatif terjadi defisit selama 2024 hingga USD 600 juta. 

Ini menjadi defisit neraca perdagangan pertama sejak tahun 2018 setelah sebelumnya selalu surplus. Awalil menilai, perkembangan tersebut menjadi salah satu faktor rupiah sulit untuk kembali ke nilai keseimbangan yang lama.

"Neraca transaksi berjalan selama 2024 hingga triwulan III defisit mencapai USD 7,88 miliar. Defisit ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, bergerak mengikuti era sebelum 2021 yang selalu defisit sangat lebar yang dimulai di 2012, tahun di mana rupiah berhenti dari level 8 ribuan menjadi 12 ribuan di tahun-tahun setelahnya,” paparnya.

Adapun data perkembangan neraca transaksi finansial, arus neto modal masuk untuk 2024 yang juga mencatat surplus. Namun, surplus ini cenderung semakin mengecil.  Bright Institute menyoroti Indonesia mulai mengalami penurunan surplus transaksi finansial pada 2014 dan jatuh ke defisit pada 2022. 

Kemudian pada 2023, transaksi berjalan kembali surplus namun levelnya di USD 9,51 miliar masih jauh dari era sebelum pandemi di kisaran USD 16 miliar hingga USD 44 miliar.

 

Investasi jadi Faktor Pengaruh Nilai Tukar Rupiah

FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

"Lalu dalam posisi investasi internasional Indonesia, posisi ‘investasi lainnya’ justru menjadi faktor yang lebih sekarang lebih berpengaruh terhadap nilai tukar daripada posisi ‘investasi langsung’ dan ‘investasi portofolio’. Dan ‘investasi lainnya’ inilah yang posisinya paling rentan,” ungkap Awalil.

"Investasi lainnya modal asing cenderung stagnan namun modal penduduk tumbuh pesat. Hal ini menunjukkan dibalik upaya Indonesia untuk menarik banyak investasi dari luar, penduduk Indonesia justru semakin banyak menaruh modal di luar dalam bentuk ‘investasi lainnya’," ia menambahkan.

Faktor Ketahanan Eksternal

Selain itu, Awalil juga melihat faktor fundamental ketahanan eksternal perekonomian Indonesia tidak terlampau lemah, tetapi juga tidak bisa dikatakan kuat. 

Awali menuturkan, potensi pelemahan lanjutan memang belum tampak, tetapi tetap ada risiko hingga ke Rp 17.000/USD. Potensi penguatan pun masih terbuka hingga bisa ke kisaran Rp 16.000.

"Namun meski tidak terlampau besar, potensi guncangan eksternal yang besar masih bisa terjadi; dan ketahanan untuk menghadapi itu terbilang lemah. Dan yang tidak bisa kita lupakan, semakin terikatnya kebijakan moneter oleh BI dengan kepentingan fiskal pemerintah dan kondisi industri keuangan membuat beberapa risiko mesti diwaspadai dan dimitigasi,” ujar dia.

 

Donald Trump Bikin Rupiah Perkasa Hari Ini

FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada awal perdagangan Jumat ini. Penguatan rupiah hari ini dipengaruhi oleh sentimen eksternal yaitu pelemahan dolar AS. 

Pada Jumat (24/1/2025), nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan di Jakarta menguat 61 poin atau 0,37 persen menjadi 16.223 per dolar AS dari sebelumnya 16.284 per dolar AS.

Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan, penguatan kurs rupiah pada hari ini karena permintaan Presiden AS Donald Trump untuk menurunkan suku bunga di AS.

”Dolar AS tertekan oleh permintaan Trump agar suku bunga di AS segera diturunkan,” ungkapnya dikutip dari Antara. 

Permintaan Presiden AS tersebut karena kebijakan pro ekonomi Trump membutuhkan dukungan suku bunga yang rendah.

Dalam hal ini, Lukman menyampaikan bahwa permintaan menurunkan suku bunga bukan wewenang Trump, tetapi bisa menjadi pertimbangan Federal Reserve (The Fed) ke depannya.

“Klaim pengangguran tinggi bisa juga disebabkan oleh kebakaran di LA (Los Angeles) beberapa waktu lalu,” kata Lukman

Melihat sentimen dalam negeri, revisi kebijakan Dana Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) disebut tetap akan mendukung rupiah dalam jangka panjang

Berdasarkan berbagai faktor tersebut, dia memperkirakan kurs rupiah berkisar 16.150 per dolar AS-16.300 per dolar AS.

 

Rupiah Cuma Melemah 1% pada Awal 2025, Lebih Baik Dibanding Rupee hingga Bath

Rupiah Stagnan Terhadap Dolar AS
Teller menunjukkan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di perdagangan pasar spot hari ini di angka Rp 14.125. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Januari 2025 (hingga 14 Januari 2025) hanya melemah sebesar 1,00% (ptp) dari level nilai tukar akhir 2024.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, nilai tukar rupiah tetap terkendali di tengah ketidakpastian global yang tinggi, didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia.

Perkembangan nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS juga relatif lebih baik dibandingkan dengan mata uang regional lainnya, yakni Rupee India 1,20%, Peso Filipina 1,33%, dan Baht Thailand 1,92%.

“Sebaliknya, nilai tukar Rupiah tercatat menguat terhadap mata uang kelompok negara maju di luar Dolar AS, dan stabil terhadap mata uang kelompok negara berkembang,” ungkap Perry, dalam konferensi pers RDG Januari 2025, Rabu (15/1/2025).

Dikatakannya, perkembangan tersebut sejalan dengan kebijakan stabilisasi BI serta didukung oleh aliran masuk modal asing yang masih berlanjut, imbal hasil instrumen keuangan domestik yang menarik, serta prospek ekonomi Indonesia yang tetap baik.

“Ke depan, nilai tukar Rupiah diprakirakan stabil didukung komitmen Bank Indonesia menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik” jelas Perry.

Ia menambahkan, bahwa seluruh instrumen moneter akan terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI, untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk investasi portofolio asing dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah. 

 

Infografis Nilai Tukar Rupiah
Infografis Nilai Tukar Rupiah (Liputan6.com/Trie Yas)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya