Aset BTN Diproyeksi Tembus Rp 500 Triliun pada 2025

Proyeksi aset BTN ini didukung oleh pertumbuhan aset yang mencapai Rp469,61 triliun hingga akhir 2024, meningkat 7% dari Rp438,75 triliun pada 2023.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 12 Feb 2025, 11:15 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2025, 11:15 WIB
PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN menampilkan wajah baru di sejumlah Kantor Cabangnya , termasuk di Cirebon, Jawa Barat
PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN menampilkan wajah baru di sejumlah Kantor Cabangnya , termasuk di Cirebon, Jawa Barat (dok: Humas)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) optimistis total aset perseroan akan melampaui Rp500 triliun pada akhir 2025. Proyeksi aset BTN ini didukung oleh pertumbuhan aset yang mencapai Rp469,61 triliun hingga akhir 2024, meningkat 7% dari Rp438,75 triliun pada 2023.

Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menyatakan bahwa BTN telah menyiapkan berbagai inisiatif strategis untuk melampaui layanan pembiayaan perumahan (going beyond mortgage) dengan solusi perbankan yang lebih komprehensif.

“Optimisme ini diperkuat oleh dukungan pemerintah dalam menyediakan hunian yang layak dan terjangkau melalui Program Tiga Juta Rumah,” ujar Nixon dalam keterangan tertulis, Rabu (12/2/2025).

Pertumbuhan Kredit dan DPK Jadi Motor Penggerak

BTN mencatat pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar 7,3% secara tahunan (yoy) pada 2024, dengan total penyaluran mencapai Rp357,97 triliun.

Segmen Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tetap menjadi kontributor utama, dengan KPR Subsidi mencapai Rp173,84 triliun (naik 7,5% yoy) dan KPR Non-Subsidi tumbuh 10,2% menjadi Rp105,95 triliun.

Selain itu, segmen kredit dengan margin tinggi (high-yield loans), seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Agunan Rumah (KAR), dan Kredit Ringan (KRING), juga tumbuh 13,9% yoy menjadi Rp16,4 triliun.

Pertumbuhan ini didorong oleh kerja sama dengan institusi keuangan non-bank, optimalisasi layanan payroll, serta strategi cross-selling ke nasabah institusi utama.

BTN juga menjaga kualitas kredit dengan menerapkan manajemen risiko ketat. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross berada di level 3,16% dan diproyeksikan turun di bawah 3% pada 2025.

 

Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Transformasi Digital

PPKM Melonggar, BTN Tawarkan Kemudahan Transaksi
Nasabah menunggu antrean di salah satu kantor cabang Bank BTN di Jakarta, Kamis (7/10/2021). Selain perubahan jam layanan di jaringan kantor, Bank BTN juga menawarkan kemudahan transaksi seperti mobile banking, internet banking, portal btnproperti.co.id, hingga rumahmurahbtn.co.id. (Liputan6.com)... Selengkapnya

Sepanjang 2024, DPK BTN tumbuh 9,1% yoy menjadi Rp381,67 triliun, didukung oleh peningkatan dana murah (CASA) yang kontribusinya naik menjadi 54,1% dari total DPK.

Pertumbuhan CASA tercatat sebesar 9,8% yoy, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan DPK industri yang hanya 4,48%.

BTN terus memperkuat layanan digital melalui transformasi BTN Mobile menjadi Bale by BTN. Pada akhir 2024, jumlah pengguna Bale by BTN mencapai 2,2 juta, melonjak 107% yoy.

“Kami optimistis jumlah pengguna dapat mencapai 3,6 hingga 4 juta pada tahun ini,” kata Nixon.

Laba Bersih dan Likuiditas Terjaga

BTN membukukan laba bersih sebesar Rp3 triliun pada akhir 2024, dengan rasio loan to deposit ratio (LDR) yang terjaga di level 93,8%. Keseimbangan ini menunjukkan kemampuan perseroan dalam mengelola likuiditas di tengah persaingan perbankan yang ketat.

 

BTN Syariah Bersiap Spin-Off pada 2025

Unit Usaha Syariah BTN Tumbuh Double Digit
BTN Syariah mencatatkan pertumbuhan kinerja mencapai double digit di masa pandemi. Pembiayaan UUS BTN tersebut tercatat tumbuh hingga 12,6% per Februari 2021 ditopang masih tingginya kebutuhan akan rumah serta berbagai stimulus pemerintah di sektor perumahan. (Liputan6.com/Pool/BTN)... Selengkapnya

Menjelang pemisahan (spin-off) menjadi Bank Umum Syariah pada 2025, BTN Syariah mencatat kinerja positif dengan laba bersih Rp872 miliar pada 2024, tumbuh 24,2% yoy. Penyaluran pembiayaan meningkat 18,3% menjadi Rp44 triliun, sementara DPK BTN Syariah tumbuh 18,7% menjadi Rp50 triliun.

Dengan pertumbuhan ini, total aset BTN Syariah mencapai Rp61 triliun pada akhir 2024, naik 11,6% yoy.

“Kinerja positif ini menjadi modal kuat bagi BTN Syariah untuk bersaing di industri perbankan syariah, terutama di segmen pembiayaan perumahan berbasis syariah,” tutup Nixon.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya