Pertamina Manfaatkan Gas Suar Kilang Jadi Listrik

Pertamina NRE dan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) resmi menjalin kerja sama untuk mengembangkan proyek Flare Gas to Power.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 13 Feb 2025, 10:31 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2025, 10:31 WIB
Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) mampu meningkatkan pemanfaatan listrik yang bersumber dari energi hijau 267 persen di 2022 dibandingkan kapasitas pada tahun sebelumnya. (Dok Pertamina)
Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) mampu meningkatkan pemanfaatan listrik yang bersumber dari energi hijau 267 persen di 2022 dibandingkan kapasitas pada tahun sebelumnya. (Dok Pertamina)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) resmi menjalin kerja sama untuk mengembangkan proyek Flare Gas to Power.

Secara paralel, kegiatan project expose juga digelar di Kilang Balongan, yang akan menjadi lokasi pelaksanaan proyek ini.

CEO Pertamina NRE John Anis menyampaikan, Proyek Flare Gas to Power ini merupakan langkah strategis Pertamina dalam mendukung transisi energi dan mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada 2060. Teknologi ini memanfaatkan gas suar (flare gas) untuk dikonversi menjadi energi listrik.

"Inisiatif ini sejalan dengan visi kami untuk mengoptimalkan sumber daya energi yang ada, sekaligus menurunkan emisi karbon secara signifikan," ujar John Anis dalam keterangan tertulis, Kamis (13/2/2025).

Penjelasan Teknis

Secara teknis, Flare Gas to Power bekerja dengan menangkap gas buang lewat suar yang sebelumnya dibakar di udara untuk selanjutnya diolah melalui sistem pemurnian dan diarahkan menuju turbin gas atau mesin pembangkit. Energi yang dihasilkan kemudian digunakan untuk operasional kilang atau disalurkan ke jaringan listrik.

"Proses ini tidak hanya meningkatkan efisiensi energi tetapi juga turut serta menjaga lingkungan," sambung John.

 

Kurangi Emisi Karbon

Marine Fuel Oil Low Sulphur
Bahan bakar kapal dengan kandungan sulfur yang rendah Marine Fuel Oil Low Sulphur (MFO LS) yang diproduksi oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI). (Dok Pertamina)... Selengkapnya

Sementara Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman menegaskan, melalui sinergi ini, KPI berpotensi mengurangi emisi CO2 sebesar 80 ribu ton Co2Eq per tahun.

Kemudian, mengurangi konsumsi gas untuk boiler sekitar lebih dari 2,5 MMSCFD (Million Standard Cubic Feed per Day) dan dan penghematan biaya bahan bakar lebih dari 9 Juta USD per tahun. Artinya, proyek ini tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional kilang.

Sinergi antara KPI dan Pertamina NRE dalam proyek ini menjadi contoh konkret bagaimana kolaborasi strategis di lingkungan Pertamina mampu menghasilkan solusi inovatif yang berdampak positif, baik dari segi lingkungan maupun ekonomi.

"Kami percaya, kerja sama ini akan menjadi inspirasi bagi proyek-proyek energi lainnya di masa depan," kata Taufik.

 

Apresiasi Kolaborasi Subholding

VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso
VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso (dok: Arief)... Selengkapnya

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina mengapresiasi kolaborasi antar subholding Pertamina seperti yang diterapkan Pertamina NRE dan KPI.

Melalui bisnisnya masing-masing, sinergi ini mampu menciptakan inovasi unggulan dan bahkan memiliki manfaat bagi masyarakat, yakni berupa lingkungan yang lebih bersih.

"Pertamina optimistis bahwa proyek ini akan menjadi salah satu tonggak penting dalam perjalanan menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Dengan kolaborasi antara dua subholding ini, diharapkan akan muncul lebih banyak inovasi serupa yang mendukung pengurangan emisi dan optimalisasi sumber daya energi," tutur Fadjar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya