Liputan6.com, Jakarta Manchester United kembali menjadi sorotan setelah co-owner klub, Sir Jim Ratcliffe, dikabarkan tengah mempertimbangkan pemutusan hubungan kerja (PHK) tambahan. Hal ini tentunya menjadi ancaman Manchester United bangkrut.
Keputusan ini diambil sebagai bagian dari langkah efisiensi di tengah kerugian klub yang mencapai hampir Rp6 triliun dalam tiga tahun terakhir, yang dianggap "tidak berkelanjutan" oleh sumber internal.
Advertisement
Baca Juga
Efisiensi Keuangan: Rencana PHK dan Penutupan Kantor London
Dikutip dari BBC, Senin (17/2/2025), berdasarkan laporan yang beredar, Ineos Group, perusahaan yang dipimpin oleh Ratcliffe dan juga pemilik sebagian saham Manchester United, sedang mempertimbangkan pemutusan kerja bagi 100 hingga 200 staf.
Advertisement
Detail mengenai jumlah pasti yang akan di PHK, waktu pelaksanaan, dan departemen yang terdampak masih dalam tahap pertimbangan, dengan keputusan final diharapkan dalam dua minggu ke depan.
Selain itu, klub juga sedang mempertimbangkan penutupan kantor mereka di Kensington, London. Meskipun demikian, pejabat klub menegaskan bahwa mereka tetap akan memiliki kehadiran di ibu kota Inggris untuk keperluan pemasaran dan penjualan kepada mitra global.
Pemotongan Anggaran: Dampak terhadap Tim dan Keuangan Klub
Ineos sebelumnya telah melakukan berbagai pemotongan anggaran, termasuk:
- PHK terhadap 250 karyawan.
- Menghentikan status Sir Alex Ferguson sebagai duta berbayar.
- Menghapus kebijakan perjalanan gratis bagi staf ke pertandingan final.
Dana yang dihemat dari kebijakan ini diklaim akan dialokasikan kembali ke tim utama. Klub memperkirakan bahwa gelombang PHK sebelumnya mampu menghemat sekitar Rp900 miliar per tahun.
Dalam perkembangan lain, kepala operasional tim yang telah lama menjabat, Jackie Kay, dipastikan akan meninggalkan klub setelah hampir 30 tahun mengabdi.
Kondisi Keuangan Manchester United
Manchester United mengalami kerugian bersih sebesar Rp2,2 triliun hingga 30 Juni 2024. Hal ini mengikuti tren negatif dengan kerugian Rp550 miliar pada 2022-23 dan Rp2,3 triliun pada 2021-22. Total kerugian dalam lima tahun terakhir telah melampaui Rp7,4 triliun.
Namun, di sisi pendapatan, angka komersial MUÂ meningkat drastis dari Rp1,6 triliun pada 2010 menjadi Rp5,9 triliun pada 2024. Meski demikian, seperti banyak klub papan atas lainnya, United menghadapi tantangan stagnasi pendapatan dari hak siar, sehingga membutuhkan strategi baru untuk meningkatkan pemasukan bagi tim utama.
Â
Investasi Ineos dan Restrukturisasi Klub
Pada Februari 2024, Ineos mengakuisisi saham Manchester United senilai Rp31,7 triliun. Setelah investasi ini dikonfirmasi, Ineos segera mengambil alih operasi sepak bola di Old Trafford dan melakukan restrukturisasi besar-besaran, termasuk:
- Mengangkat Dan Ashworth sebagai Direktur Olahraga.
- Menunjuk Omar Berrada sebagai CEO baru.
- Memilih Jason Wilcox sebagai Direktur Teknis.
Pada Juni 2024, Ineos memutuskan mempertahankan Erik ten Hag sebagai pelatih. Namun, tak lama kemudian, ia dipecat dengan kompensasi sebesar Rp206 miliar.
Sebagai penggantinya, Manchester United membayar Rp218 miliar kepada Sporting untuk merekrut Ruben Amorim, yang kini telah memimpin tim dalam 20 pertandingan dengan catatan 10 kemenangan dan 8 kekalahan.
Klub juga harus mengeluarkan Rp59 miliar sebagai kompensasi kepada Newcastle untuk mendapatkan Ashworth, tetapi akhirnya mengumumkan kepergiannya hanya setelah lima bulan menjabat.
Kritik terhadap Kebijakan Ineos
Ratcliffe dan Ineos juga mendapat kritik tajam setelah menaikkan harga tiket pertandingan menjadi Rp1,3 juta per laga tanpa adanya diskon untuk anak-anak atau pensiunan.
Selain itu, performa tim di lapangan juga tidak menggembirakan. Saat ini, United berada di posisi ke-13 di Premier League, tertinggal 27 poin dari pemuncak klasemen Liverpool dan 14 poin dari zona Liga Champions.
Meski demikian, mereka masih bertahan di kompetisi domestik dan Eropa, dengan lolos ke putaran kelima Piala FA serta babak 16 besar Liga Europa.
Â
Advertisement
Aktivitas Transfer dan Arah Masa Depan
Sejak mengambil alih, Ineos telah mengeluarkan lebih dari Rp3,9 triliun untuk belanja pemain. Beberapa perubahan signifikan dalam skuad mencakup:
- Kepergian Scott McTominay ke Napoli.
- Marcus Rashford dipinjamkan ke Aston Villa.
- Jadon Sancho dan Antony juga dipinjamkan ke klub lain.
Selain sepak bola, Ineos juga memiliki portofolio olahraga yang mencakup klub Swiss FC Lausanne-Sport, klub Prancis Nice, serta kemitraan dengan tim F1 Mercedes dan tim balap sepeda Ineos Grenadiers.
Namun, perusahaan ini baru saja menghadapi tuntutan hukum dari New Zealand Rugby setelah menarik diri dari perjanjian sponsor tiga tahun lebih awal. Ineos beralasan langkah ini diambil karena kebijakan penghematan biaya akibat tekanan ekonomi di industri kimia Eropa.
Kesimpulan
Langkah-langkah efisiensi yang dilakukan oleh Ineos di Manchester United, termasuk pemotongan biaya operasional dan restrukturisasi klub, bertujuan untuk menyehatkan keuangan dan memperkuat tim utama. Namun, kebijakan ini juga menimbulkan kontroversi, terutama terkait PHK massal, kenaikan harga tiket, dan dampaknya terhadap para staf serta penggemar.
Dengan kondisi keuangan yang masih menantang dan keputusan besar terkait pembangunan stadion baru atau renovasi Old Trafford yang masih belum diambil, masa depan Manchester United di bawah kepemimpinan Sir Jim Ratcliffe masih penuh dengan tanda tanya.
Tetap ikuti perkembangan terbaru Manchester United hanya di sini!
