Dibanderol Rp 86 Miliar, Emil Audero Bikin Skuad Garuda Makin Mewah

Selain Emil Audero, dua nama lainnya yakni Dean James dan Joey Pelupessy untuk bela Timnas Indonesia.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana Diperbarui 26 Feb 2025, 17:55 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2025, 17:55 WIB
Dibanderol Rp 86 Miliar, Emil Audero Bikin Skuad Garuda Makin Mewah
Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengumumkan tiga nama yang bakal segera menjalani proses naturalisasi untuk membela Timnas Indonesia. Salah satunya adalah Emil Audero Mulyadi, mantan kiper Inter Milan yang kini berkiprah bersama Palermo di Serie B Italia. (Foto: AFP/Adrian Dennis)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengumumkan tiga nama yang bakal segera menjalani proses naturalisasi untuk membela Timnas Indonesia. Salah satunya adalah Emil Audero Mulyadi, mantan kiper Inter Milan yang kini berkiprah bersama Palermo di Serie B Italia. 

Selain Emil Audero, dua nama lainnya yakni Dean James dan Joey Pelupessy. James merupakan bek kiri yang merumput bersama Go Ahead Eagles di Eredivisie Belanda. Sementara Pelupessy bermain di Liga Belgia bersama klub Lommel SK. 

Kehadiran ketiga nama baru ini bakal membuat Timnas Garuda semakin mewah. Terutama Emil Audero, yang kini punya banderol setara Rp 86,91 miliar. 

Mengutip data Transfermarkt, Rabu (26/2/2025), pria kelahiran Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 18 Januari 1997 ini bahkan sempat punya nilai pasar mencapai Rp 260,72 miliar pada 1 Maret 2019. Nilai pasar Emil meroket saat mengenakan baju Sampdoria. 

Meskipun begitu, harga pasar Emil saat ini jadi termahal kedua di Timnas Indonesia. Di bawah Mees Hilgers, yang nilai pasarnya terus mencuat ke angka Rp 156,43 miliar.Sementara untuk dua calon punggawa anyar Timnas Indonesia lainnya, Dean James dan Joey Pelupessy, harganya belum sementereng Emil Audero Mulyadi. 

Dean James yang kini berusia 24 tahun dibanderol sekitar Rp 9,56 miliar, sedangkan Pelupessy yang berusia 31 tahun punya nilai pasar Rp 5,21 miliar. 

Setidaknya, kehadiran Emil, James dan Pelupessy bakal bikin Skuad Garuda semakin mentereng. Apalagi PSSI juga telah meminang tiga pemain turunan baru lain, dalam diri Ole Romeny, Dion Markx, dan Tim Geypens.

Romeny Pemain Termahal Ke-8 Timnas

Ole Romeny merupakan pemain sayap yang kini berlaga di divisi Championship Inggris bersama Oxford United. Pemain berusia 24 tahun tersebut dihargai Rp 22,60 miliar. 

Jumlah tersebut menjadikannya pemain Timnas Indonesia termahal ke-8, di bawah Mees Hilgers, Emil Audero, Kevin Diks, Jay Idzes, Calvin Verdonk, Maarten Paes, dan Thom Haye. 

Adapun nilai pasar Ole Romeny tersebut juga belum bisa ditandingi oleh dua pemuda lain yang telah diambil sumpah menjadi WNI, Dion Markx dan Tim Geypens.

Promosi 1

Markx dan Geypens

Tim Geypens resmi bergabung dengan FC Emmen (c) FC Emmen Official
FC Emmen secara resmi merekrut Tim Geypens ke dalam tim.... Selengkapnya

Dion Markx yang bermain sebagai bek tengah di TOP Oss pada Keuken Kampioen Divisie (Eerste Divisie) atau divisi dua Liga Belanda terpantau belum memiliki nilai pasar di Transfermarkt.

Markx pun tercatat belum pernah membela klubnya di tingkat senior pada musim ini, dan masih banyak berkutat di tim U-21. Adapun PSSI menaturalisasi pemain ini memang untuk jangka panjang, mengingat usianya yang baru beranjak 20 tahun. 

Catatan lebih baik dimiliki Tim Geypens, yang berposisi sebagai bek kiri di FC Emmen (Keuken Kampioen Divisie). Geypens secara statistik telah bermain sebanyak 12 kali di tim senior.  Transfermarkt juga telah mencantumkan nilai pasar pada seorang Tim Geypens, yakni di kisaran Rp 1,30 miliar. 

 

Jordi Cruyff Resmi Jadi Penasihat Teknik Timnas Indonesia, Simak Perjalanan Kariernya

Sebelumnya, Jordi Cruyff, yang merupakan putra dari legenda sepak bola Belanda Johan Cruyff, baru saja ditunjuk oleh PSSI sebagai penasihat teknis Tim Nasional Indonesia, Selasa (25/2/2025). Penunjukan ini menjadi sorotan banyak pihak, mengingat rekam jejaknya yang cemerlang di dunia sepak bola.

Karier sepak bola Jordi dimulai di Ajax Amsterdam, di mana ia berlatih dari tahun 1981 hingga 1988. Setelah itu, ia melanjutkan ke tim junior Barcelona dari tahun 1988 hingga 1992.

Debut profesionalnya terjadi pada 1992 bersama Barcelona B. Tidak lama setelah itu, ia bergabung dengan tim senior Barcelona dan mencetak debutnya di La Liga pada 1994.

Pada 1996, Jordi Cruyff pindah ke Manchester United (MU), di mana ia meraih kesuksesan dengan memenangkan gelar Liga Inggris pada musim 1996/1997. Selama di MU, ia juga sempat dipinjamkan ke Celta Vigo. 

Setelah meninggalkan MU, Jordi melanjutkan kariernya dengan bermain di beberapa klub lain, termasuk Alaves, Espanyol, dan Metalurh Donetsk, sebelum akhirnya pensiun di Valletta pada tahun 2009/2010. 

Di Valletta, ia tidak hanya sebagai pemain, tetapi juga menjabat sebagai asisten pelatih di musim terakhirnya.

Prestasi dan Pengalaman yang Mengesankan

Selama kariernya sebagai pemain, Jordi Cruyff berhasil meraih beberapa prestasi gemilang. Ia memenangkan Piala Super Spanyol bersama Barcelona pada tahun 1994 dan gelar Liga Inggris bersama MU pada musim 1996/1997. Prestasi ini menunjukkan bahwa ia bukan hanya sekadar nama besar, tetapi juga seorang pemain yang mampu berkontribusi pada timnya.

Setelah pensiun dari dunia bermain, Jordi tidak jauh-jauh dari sepak bola. Ia menjabat sebagai direktur olahraga di AEK Larnaca sebelum akhirnya bergabung dengan Maccabi Tel Aviv di Israel dari 2012 hingga 2018. Di sana, ia bahkan sempat menjadi pelatih caretaker. 

 

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya