Majalah Fortune baru saja merilis daftar perusahaan terbesar dunia Fortune 500 Global tahun 2013. Dalam laporan tersebut, perusahaan minyak dan gas asal Belanda, Royal Dutch Shell, tetap bertahan menjadi jawara.
Disusul Wal Mart yang berada di posisi kedua, naik satu peringkat dibanding tahun lalu menyingkirkan perusahaan migas asal Amerika Serikat, Exxon Mobil yang harus puas di posisi ketiga.
Dalam daftar perusahaan terbesar dunia Fortune 500 Global tersebut, untuk pertama kalinya PT Pertamina (Persero) masuk dalam daftar itu. Pertamina ada di urutan 122 dari 500 perusahaan besar dunia.
Berikut 10 perusahaan terbesar di dunia:
1. Royal Dutch Shell, Belanda
Peringkat: 1
Peringkat Sebelumnya: 1
CEO: Peter Voser
Jumlah tenaga kerja: 87 ribu orang
Pendapatan: US$ 481,7 miliar
Keuntungan: US$ 26,6 juta
Tahun lalu, Shell mengisi posisi pertama di daftar Fortune Global 500 dan mendorongnya melakukan pengeboran di Arctic. Maret lalu, pemerintah Amerika Serikat (AS) memblokir perusahaan untuk mengebor lahan minyak sebelum pihaknya mengajukan rencana eksplorasi lahan yang lebih meyakinkan.
Shell juga mensuspensi usaha berisiko lainnya, salah satu pipa minyak di Nigeria yang terbakar musim panas ini. Shell menutupnya dan mulai menyelidiki penyebab kebakaran akhir Juni lalu.
Meski demikian, Shell tetap tercatat kuat dengan pendapatan kuartal I yang melewati prediksi para analis. Hal tersebut karena perusahaan masih meraup keuntungan dari berbagai aset di kawasan pengeboran lainnya, seperti di Qatar.
2. Wal-Mart Stores, AS
Peringkat: 2
Peringkat Sebelumnya: 3
CEO: Michael T. Duke
Jumlah tenaga kerja: 2,2 juta orang
Pendapatan: US$ 469,2 miliar
Keuntungan: US$ 17 juta
Wal-Mart menempati posisi kedua, naik satu peringkat dari daftar tahun lalu. Para penjual fokus memberikan harga miring untuk menarik para konsumen ke toko-tokonya di AS.
Pada 2012, penjualan tercatat baik 5,9% menjadi US$ 443,9 miliar. Meski volume penjualan menguat, Wal-Mart harus berupaya mengikat para konsumen AS yang menyumbang 62% pada rantai penjualannya.
Sementara itu, Wal-Mart masih terus melakukan penyidikan atas tuduhan kasus suap senilai US$ 24 juta di Meksiko yang dilakukan pra pejabatnya, guna mempercepat ekspansi penjualan di sana. Kasus penyuapan ini tengah meluas ke Brazil, India, dan China.
3. Exxon Mobil, AS
Peringkat: 3
Peringkat Sebelumnya: 2
CEO: Michael Rex W. Tillerson
Jumlah tenaga kerja: 88 ribu orang
Pendapatan: US$ 449,9 miliar
Keuntungan: US$ 44,9juta
Beberapa analis menganggap kilang minyak sebagai penambah penghasilan di industri minyak, tapi penyuling minyak terbesar dunia ini tak menyadarinya. Pihaknya justru fokus pada pengeboran minyak.
Dengan begitu, Exxon Mobil turun satu peringkat dari posisi kedua tahun lalu. Pada 2012, Exxon tercatat meraih keuntungan tahunan kedua terbesar di AS di bawah rekornya sendiri pada 2008.
4. Sinopec Group, China
Peringkat: 4
Peringkat Sebelumnya: 5
CEO: Fu Chengyu
Jumlah tenaga kerja: 1.015.039 orang
Pendapatan: US$ 428,2 miliar
Keuntungan: US$ 8,2 juta
Produsen minyak dan gas terbesar China naik satu peringkat dari tahun sebelumnya. Perusahaan terus berkembang di tengah lingkungan ekonomi negaranya yang tak stabil.
Sinopec yang juga dikenal sebagai China Petroleum & Chemical Corp., mengalami peningkatan pendapat pada April sebesar 25% mengalahkan pesaingnya, PetroChina. Hal ini berkat jaringan distribusi yang luas dari perusahaan.
5. China National Petroleum, China
Peringkat: 5
Peringkat sebelumnya: 6
CEO: Zhou Jiping
Jumlah tenaga kerja: 1.656.465 orang
Pendapatan: US$ 408,6 miliar
Keuntungan: US$ 18,2 juta
Satu lagi, produsen migas terbesar di China yang menjadi pemaik besar di industri minyak global. Pihaknya bekerjasama dengan negara-negara kaya minyak seperti Irak dan Qatar yang juga mengalami peningkatan produksi migas domestik.
6. BP, Inggris
Peringkat:Â 6
Peringkat sebelumnya: 4
CEO: Robert W. Dudley
Jumlah tenaga kerja : 85.700Â orang
Pendapatan: US$ 388,3 miliar
Keuntungan: US$ 11,6
Perusahaan ini harus meningkatkan pendapatan tunainya hingga US$ 20 juta untuk membayar kerusakan akibat lendakan di Deepwater Horizon tiga tahun silam.
Mengingat jumlah produksinya yang terus menurun, BP dituntut untuk lebih fokus mendorong aset-asetnya yang paling berharga. BP juga telah menyelesaikan penjualan dengan perusahaan minyak Rusia yang membantunya meningkatkan pendapatan pada kuartal I 2013.
7. State Grid, China
Peringkat: 7
Peringkat sebelumnya: 7
CEO: Liu Zhenya
Jumlah tenaga kerja: 849.594 orang
Pendapatan: 298,4 miliar
Keuntungan: 12,3 juta
Perusahaan milik pemerintah China ini merupakan distributor terbesar di negaranya sebagai distributor 80% pasokan listrik negara. Pada Mei lalu, perusahaan mengumumkan kerjasama terbarunya dengan Singapore Power yang dilaporkan bernilai sekitar US$ 3 miliar. Kerjasama tersebut akan membuatnya menjadi distributor listrik terbesar di Australia.
8. Toyota Motor, Jepang
Peringkat: 8
Peringkat sebelumnya: 10
CEO: Akio Toyoda
Jumlah tenaga kerja: 333.498Â orang
Pendapatan: US$ 265,7 miliar
Keuntungan: US$ 11,6 juta
Tahun ini menjadi periode besar bagi Toyota. Perusahaan mobil Jepang ini kembali meraih gelar produsen mobil terbesar dunianya pada 2012. Sebelumnya pada General Motors sempat merebut gelar tersebut pada 2011 akibat gempa bumi dan tsunami yang menyerang Jepang dan menyebabkan kerusakan produksi yang cukup fatal.
9. Volkswagen, Jerman
Peringkat: 9
Peringkat sebelumnya: 12
CEO: Martin Winterkorn
Jumlah tenaga kerja: 549.763Â orang
Pendapatan: US$ 247,6 miliar
Keuntungan: US$ 27,9 juta
Rencana perusahaan Jerman untuk menaklukan dunia bisa berakibat pada negaranya sendiri. Serupa dengan produsen mobil Eropa lainnya, VW memasuki pasar terparah sepanjang masa.
Namun perusahaan mobil ini masih bisa memenuhi prediksi pendapatan tahunannya.
10. Total, Perancis
Peringkat: 10
Peringkat sebelumnya: 11
CEO: Christophe de Margerie
Jumlah tenaga kerja: 97.126Â orang
Pendaptan: US$ 234,3 miliar
Keuntungan: US$ 13,7 juta
Perusahaan minyak Perancis Total SA, menunjukkan peningkatan keuntungan dibanding tahun sebelumnya berkat margin penyulingan yang lebih baik dan harga minyak yang tinggi.
Perusahaan mengalami penurunan pendapatan 13% dari tahun lalu kerena merugi dalam bisnis gas shale nya di Barnett Shale, AS.
(Sis/Ndw)
Disusul Wal Mart yang berada di posisi kedua, naik satu peringkat dibanding tahun lalu menyingkirkan perusahaan migas asal Amerika Serikat, Exxon Mobil yang harus puas di posisi ketiga.
Dalam daftar perusahaan terbesar dunia Fortune 500 Global tersebut, untuk pertama kalinya PT Pertamina (Persero) masuk dalam daftar itu. Pertamina ada di urutan 122 dari 500 perusahaan besar dunia.
Berikut 10 perusahaan terbesar di dunia:
1. Royal Dutch Shell, Belanda
Peringkat: 1
Peringkat Sebelumnya: 1
CEO: Peter Voser
Jumlah tenaga kerja: 87 ribu orang
Pendapatan: US$ 481,7 miliar
Keuntungan: US$ 26,6 juta
Tahun lalu, Shell mengisi posisi pertama di daftar Fortune Global 500 dan mendorongnya melakukan pengeboran di Arctic. Maret lalu, pemerintah Amerika Serikat (AS) memblokir perusahaan untuk mengebor lahan minyak sebelum pihaknya mengajukan rencana eksplorasi lahan yang lebih meyakinkan.
Shell juga mensuspensi usaha berisiko lainnya, salah satu pipa minyak di Nigeria yang terbakar musim panas ini. Shell menutupnya dan mulai menyelidiki penyebab kebakaran akhir Juni lalu.
Meski demikian, Shell tetap tercatat kuat dengan pendapatan kuartal I yang melewati prediksi para analis. Hal tersebut karena perusahaan masih meraup keuntungan dari berbagai aset di kawasan pengeboran lainnya, seperti di Qatar.
2. Wal-Mart Stores, AS
Peringkat: 2
Peringkat Sebelumnya: 3
CEO: Michael T. Duke
Jumlah tenaga kerja: 2,2 juta orang
Pendapatan: US$ 469,2 miliar
Keuntungan: US$ 17 juta
Wal-Mart menempati posisi kedua, naik satu peringkat dari daftar tahun lalu. Para penjual fokus memberikan harga miring untuk menarik para konsumen ke toko-tokonya di AS.
Pada 2012, penjualan tercatat baik 5,9% menjadi US$ 443,9 miliar. Meski volume penjualan menguat, Wal-Mart harus berupaya mengikat para konsumen AS yang menyumbang 62% pada rantai penjualannya.
Sementara itu, Wal-Mart masih terus melakukan penyidikan atas tuduhan kasus suap senilai US$ 24 juta di Meksiko yang dilakukan pra pejabatnya, guna mempercepat ekspansi penjualan di sana. Kasus penyuapan ini tengah meluas ke Brazil, India, dan China.
3. Exxon Mobil, AS
Peringkat: 3
Peringkat Sebelumnya: 2
CEO: Michael Rex W. Tillerson
Jumlah tenaga kerja: 88 ribu orang
Pendapatan: US$ 449,9 miliar
Keuntungan: US$ 44,9juta
Beberapa analis menganggap kilang minyak sebagai penambah penghasilan di industri minyak, tapi penyuling minyak terbesar dunia ini tak menyadarinya. Pihaknya justru fokus pada pengeboran minyak.
Dengan begitu, Exxon Mobil turun satu peringkat dari posisi kedua tahun lalu. Pada 2012, Exxon tercatat meraih keuntungan tahunan kedua terbesar di AS di bawah rekornya sendiri pada 2008.
4. Sinopec Group, China
Peringkat: 4
Peringkat Sebelumnya: 5
CEO: Fu Chengyu
Jumlah tenaga kerja: 1.015.039 orang
Pendapatan: US$ 428,2 miliar
Keuntungan: US$ 8,2 juta
Produsen minyak dan gas terbesar China naik satu peringkat dari tahun sebelumnya. Perusahaan terus berkembang di tengah lingkungan ekonomi negaranya yang tak stabil.
Sinopec yang juga dikenal sebagai China Petroleum & Chemical Corp., mengalami peningkatan pendapat pada April sebesar 25% mengalahkan pesaingnya, PetroChina. Hal ini berkat jaringan distribusi yang luas dari perusahaan.
5. China National Petroleum, China
Peringkat: 5
Peringkat sebelumnya: 6
CEO: Zhou Jiping
Jumlah tenaga kerja: 1.656.465 orang
Pendapatan: US$ 408,6 miliar
Keuntungan: US$ 18,2 juta
Satu lagi, produsen migas terbesar di China yang menjadi pemaik besar di industri minyak global. Pihaknya bekerjasama dengan negara-negara kaya minyak seperti Irak dan Qatar yang juga mengalami peningkatan produksi migas domestik.
6. BP, Inggris
Peringkat:Â 6
Peringkat sebelumnya: 4
CEO: Robert W. Dudley
Jumlah tenaga kerja : 85.700Â orang
Pendapatan: US$ 388,3 miliar
Keuntungan: US$ 11,6
Perusahaan ini harus meningkatkan pendapatan tunainya hingga US$ 20 juta untuk membayar kerusakan akibat lendakan di Deepwater Horizon tiga tahun silam.
Mengingat jumlah produksinya yang terus menurun, BP dituntut untuk lebih fokus mendorong aset-asetnya yang paling berharga. BP juga telah menyelesaikan penjualan dengan perusahaan minyak Rusia yang membantunya meningkatkan pendapatan pada kuartal I 2013.
7. State Grid, China
Peringkat: 7
Peringkat sebelumnya: 7
CEO: Liu Zhenya
Jumlah tenaga kerja: 849.594 orang
Pendapatan: 298,4 miliar
Keuntungan: 12,3 juta
Perusahaan milik pemerintah China ini merupakan distributor terbesar di negaranya sebagai distributor 80% pasokan listrik negara. Pada Mei lalu, perusahaan mengumumkan kerjasama terbarunya dengan Singapore Power yang dilaporkan bernilai sekitar US$ 3 miliar. Kerjasama tersebut akan membuatnya menjadi distributor listrik terbesar di Australia.
8. Toyota Motor, Jepang
Peringkat: 8
Peringkat sebelumnya: 10
CEO: Akio Toyoda
Jumlah tenaga kerja: 333.498Â orang
Pendapatan: US$ 265,7 miliar
Keuntungan: US$ 11,6 juta
Tahun ini menjadi periode besar bagi Toyota. Perusahaan mobil Jepang ini kembali meraih gelar produsen mobil terbesar dunianya pada 2012. Sebelumnya pada General Motors sempat merebut gelar tersebut pada 2011 akibat gempa bumi dan tsunami yang menyerang Jepang dan menyebabkan kerusakan produksi yang cukup fatal.
9. Volkswagen, Jerman
Peringkat: 9
Peringkat sebelumnya: 12
CEO: Martin Winterkorn
Jumlah tenaga kerja: 549.763Â orang
Pendapatan: US$ 247,6 miliar
Keuntungan: US$ 27,9 juta
Rencana perusahaan Jerman untuk menaklukan dunia bisa berakibat pada negaranya sendiri. Serupa dengan produsen mobil Eropa lainnya, VW memasuki pasar terparah sepanjang masa.
Namun perusahaan mobil ini masih bisa memenuhi prediksi pendapatan tahunannya.
10. Total, Perancis
Peringkat: 10
Peringkat sebelumnya: 11
CEO: Christophe de Margerie
Jumlah tenaga kerja: 97.126Â orang
Pendaptan: US$ 234,3 miliar
Keuntungan: US$ 13,7 juta
Perusahaan minyak Perancis Total SA, menunjukkan peningkatan keuntungan dibanding tahun sebelumnya berkat margin penyulingan yang lebih baik dan harga minyak yang tinggi.
Perusahaan mengalami penurunan pendapatan 13% dari tahun lalu kerena merugi dalam bisnis gas shale nya di Barnett Shale, AS.
(Sis/Ndw)