[VIDEO] Bulan Puasa kok Malah Boros, Ini Tips Aidil Akbar

Di bulan puasa kebanyakan orang malah lebih besar pengeluarannya. Bukannya berhemat, bulan puasa malah jadi bulan konsumtif.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 12 Jul 2013, 12:00 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2013, 12:00 WIB
puasa-boros130711b.jpg
Puasa intinya menahan godaan dalam segala hal termasuk godaan belanja makanan yang berlebihan. Tapi tradisi di Indonesia, bulan puasa kebanyakan orang malah lebih besar pengeluarannya. Bukannya berhemat, bulan puasa malah jadi bulan konsumtif.

Perencana Keuangan (Financial Planner) Aidil Akbar memberikan tips bagaimana mengerem pengeluaran di bulan puasa agar tak jadi boros.

Berikut wawancara Liputan6.com dengan Aidil Akbar seperti dipublikasikan Jumat (12/7/2013):


Kenapa kalau bulan puasa orang malah jadi lebih boros?


"Ini uniknya, tiap bulan puasa ada dua kejadian. Nomor 1 masuk saat masuk bulan ramadah harga merangkak naik. Kedua puasa itu kan menahan diri, esensinya jadi hilang. Puasa itukan sebertulnya mengubah pola makan, sarapan jadi pagi hari saur, makan siang jadi magrib.

Tapi melihat esensinya jadi berubah, karena orang menganggap pada saat puasa dia harus menahan makan seharian sehingga butuh energi yang banyak. Jadi pada saat buka dan saur makannnya gila-gilaan. Puasanya balas dendam.

Akibatnya, membuat biaya justru membengkak kalau kita biasa makan sehari 3 kali, ini menjadi makan sehari 4 bahkan 5 kali. Makan besar saat buka puasa, makan besar lagi sehabis taraweh, malem kelaparan lagi. Sehingga secara biaya menjadi besar.

Terus buka puasa saya katakan balas dendam karena merasa seharian tidak makan boleh dong saya dimanja dengan makanan yang banyak, jadi laper mata ada kolaknya ada ini ada itu. Sehingga buka puasa itu ada empat  menu, lima menu tujuh menu. Itu secara keuangan boros, karena makanan setelah berbuka nggak mungkin bisa masuk.

Jadi balik lagi ke esensinya puasa. Jadi pada saat buka puasa jangan balas dendam. Mungkin sehari dua hari oke, tapi setelah itu, nggak harus seperti itu. Bahkan saya sendiri buka puasa nggak pernah makan besar, cukup air sama kurma aja, kalau taraweh abis itu baru makan malem. Jadi bisa mengatur pola makan kita saja".


Apakah dari dulu orang Indonesia itu konsumtif kalau bulan puasa?


Saya lihat dari dulu, semakin konsumtif setelah informasi semakin mudah, medianya macam-macem yang masuk ke rung tamu kita, TV, radio, sekarang online, juga esmakin mudah aksesnya membuat orang konsumtif. Tapi esesinya puas itu menahan diri kita cukup buka puasa paki takjil saja bisa menahan. Kalau saya bilang ada pengarunya orang jadi konsumtif".


Siapa yang harus mengingatkan agar tidak terlalu konsumtif saat bulan puasa?


Itu kembali ke diri masing-masing. Kesadaran itulah yang harus ditumbuhkan, di diri tertentu banyak orang yang nggak bisa mengerm, tapi tetap kita sosialisasikan bahwa kita buka puasa nggak harus mewah. (Pew/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya