Proyek Jembatan Selat Sunda (JSS) yang telah memasuki babak baru masih menimbulkan pertanyaan siapa pemrakarsa maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bakal menggarap proyek dengan nama lain Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda (KSISS) itu.
Identitas pemrakarsa terkuak dari pernyataan Menteri Perindustrian, MS Hidayat. Dia memastikan Artha Graha Network, perusahaan milik Tomy Winata, menjadi pemenang tender untuk menjadi pemrakarsa studi kelayakan (feasibility studi/FS) JSS dari pihak swasta. Pihak Pemrakarsa itu akan berduet dengan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Adapun yang menjadi pihak pemrakarsa tersebut yaitu konsorsium Banten-Lampung, terdiri dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Lampung, BUMN Provinsi Banten, dan Artha Graha Network melalui PT Bangungraha Sejahtera Mulia serta Wiratman and Associates.
"Artha Graha, satu BUMN, dan dua pemda akan menjalin konsorsium dan menjadi investor kawasan JSS," kata dia dalam pesan singkat yang diterima Liputan6.com, Jakarta, Jumat (12/7/2013).
Sementara itu, Menteri Keuangan Chatib Basri mengaku tidak tahu Artha Graha menjadi pemenang tender studi kelayakan JSS. "Saya tidak tahu, yang saya tahu bahwa studi kelayakan akan dilakukan oleh BUMN dengan pemrakarsa," ujar dia saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan.
Dia menyatakan, pemeritnah masih mengkaji dua opsi biaya studi kelayakan, apakah dengan menggunakan dana APBN atau dari pihak pemrakarsa dan BUMN.
"JSS seperti serba salah. Opsi ini belum diputuskan karena masih dikaji oleh tim 7 dan keputusannya bakal ditetapkan pekan depan," ucap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa ditemui secara terpisah.
Sementara pra studi kelayakan, lanjut dia, telah dilakukan oleh tim yang menyangkut studi arus laut, kegempaan, angin, tsunami dan lingkungan.
"Itu tergantung keuangan seperti apa. Kalau keuangan mau diputuskan pakai APBN, ada tidak dananya. Mudah-mudahan ground breaking JSS bisa dimulai pada 2014," jelas Hatta. (Fik/Ndw)
  Â
Identitas pemrakarsa terkuak dari pernyataan Menteri Perindustrian, MS Hidayat. Dia memastikan Artha Graha Network, perusahaan milik Tomy Winata, menjadi pemenang tender untuk menjadi pemrakarsa studi kelayakan (feasibility studi/FS) JSS dari pihak swasta. Pihak Pemrakarsa itu akan berduet dengan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Adapun yang menjadi pihak pemrakarsa tersebut yaitu konsorsium Banten-Lampung, terdiri dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Lampung, BUMN Provinsi Banten, dan Artha Graha Network melalui PT Bangungraha Sejahtera Mulia serta Wiratman and Associates.
"Artha Graha, satu BUMN, dan dua pemda akan menjalin konsorsium dan menjadi investor kawasan JSS," kata dia dalam pesan singkat yang diterima Liputan6.com, Jakarta, Jumat (12/7/2013).
Sementara itu, Menteri Keuangan Chatib Basri mengaku tidak tahu Artha Graha menjadi pemenang tender studi kelayakan JSS. "Saya tidak tahu, yang saya tahu bahwa studi kelayakan akan dilakukan oleh BUMN dengan pemrakarsa," ujar dia saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan.
Dia menyatakan, pemeritnah masih mengkaji dua opsi biaya studi kelayakan, apakah dengan menggunakan dana APBN atau dari pihak pemrakarsa dan BUMN.
"JSS seperti serba salah. Opsi ini belum diputuskan karena masih dikaji oleh tim 7 dan keputusannya bakal ditetapkan pekan depan," ucap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa ditemui secara terpisah.
Sementara pra studi kelayakan, lanjut dia, telah dilakukan oleh tim yang menyangkut studi arus laut, kegempaan, angin, tsunami dan lingkungan.
"Itu tergantung keuangan seperti apa. Kalau keuangan mau diputuskan pakai APBN, ada tidak dananya. Mudah-mudahan ground breaking JSS bisa dimulai pada 2014," jelas Hatta. (Fik/Ndw)
  Â