Upaya pemerintah India untuk menjaga nilai defisit transaksi berjalannya dengan membatasi impor emas telah menciptakan masalah baru dari segi ketenagakerjaan. Sebanyak 500 ribu pekerja industri emas di India tercatat diberhentikan mengingat lesunya penjualan emas di sana.
Seperti dilansir dari Hindustan Times, Senin (5/8/2013), Vijay Gopal, pengrajin emas di salah satu unit manufaktur perhiasan emasbermerek dan ternama di India harus kehilangan pekerjaannya bulan lalu.
"Sejak tiga puluh tahun terakhir saya telah bekerja di industri ini dan saya tak pernah merasa harus belajar keterampilan yang lain," ujar Gopal yang saat ini tengah kebingungan menafkahi istri dan enam anaknya tersebut.
Langkah pemerintah India untuk memperketat impor emas ke negerinya diakui beberapa pihak telah mengancam kesejahteraan para pekerja di industri tersebut. Hal ini juga didorong oleh keputusan produsen perhiasan besar seperti Tanishq, TBZ, Geetanjali Jems untuk membatasi penjualan emas.
Menurut estimasi industri perdagangan emas tersebut, sebanyak 500 ribu pengrajin, seniman, dan penjual emas kehilangan pekerjaannya sejak Juni lalu. Jika tren ini berlanjut, ribuan pekerja emas lainnya juga akan mengalami hal serupa.
"Mengingat langkanya emas di pasar, maka kekhawatiran untuk kehilangan pekerjaan juga semakin meningkat," ujar Direktur Pengelola Emerald Jewel Industry India Ltd.
Sementara Ashok Minawala dari All India Gems dan Jewellery Trade Federation mengungkapkan, sekitar satu juta pekerja di industri emas akan kehilangan pekerjaannya jika pemerintah melanjutkan kebijakannya untuk menahan impor emas.
Sementaraa itu Sekretaris Kementrian Tenaga Kerja India Mrityunjay Sarangi menolak untuk mengomentari isu tersebut.
Terlebih, sebagian pekerja dari industri logam mulia ini masih bekerja dengan sistem kontrak.
Menurut badan perindustrian India, sebanyak 2 juta pegawai yang terikat kontrak dengan unit manufaktur emas sudah terlihat menganggur meski kontrak mereka belum habis. Biasanya para pekerja emas ini menghasilkan sekitar Rs 20 ribu (Rp 3,3 juta) per bulan.
Penekanan konsumsi emas secara tegas ditujukan untuk membantu pemerintah menjaga tingkat defisit transaksi berjalannya.
Penurunan tingkat permintaan dan pembatasan penjualan telah mendorong para riteler dan produsen untuk memangkas anggarannya.
"Kami telah kehilangan setengah juta pegawai hingga saat ini," ujar Direktur Pengelola Gitanjali Gems, Mehul Choksi.
Sementara Wakil Presiden Tanishq Sandeep Kulhalli mengungkapkan, ada rasa takut dan cemas yang tengah bergejolak di pasar saat ini. (Sis/Ndw)
Seperti dilansir dari Hindustan Times, Senin (5/8/2013), Vijay Gopal, pengrajin emas di salah satu unit manufaktur perhiasan emasbermerek dan ternama di India harus kehilangan pekerjaannya bulan lalu.
"Sejak tiga puluh tahun terakhir saya telah bekerja di industri ini dan saya tak pernah merasa harus belajar keterampilan yang lain," ujar Gopal yang saat ini tengah kebingungan menafkahi istri dan enam anaknya tersebut.
Langkah pemerintah India untuk memperketat impor emas ke negerinya diakui beberapa pihak telah mengancam kesejahteraan para pekerja di industri tersebut. Hal ini juga didorong oleh keputusan produsen perhiasan besar seperti Tanishq, TBZ, Geetanjali Jems untuk membatasi penjualan emas.
Menurut estimasi industri perdagangan emas tersebut, sebanyak 500 ribu pengrajin, seniman, dan penjual emas kehilangan pekerjaannya sejak Juni lalu. Jika tren ini berlanjut, ribuan pekerja emas lainnya juga akan mengalami hal serupa.
"Mengingat langkanya emas di pasar, maka kekhawatiran untuk kehilangan pekerjaan juga semakin meningkat," ujar Direktur Pengelola Emerald Jewel Industry India Ltd.
Sementara Ashok Minawala dari All India Gems dan Jewellery Trade Federation mengungkapkan, sekitar satu juta pekerja di industri emas akan kehilangan pekerjaannya jika pemerintah melanjutkan kebijakannya untuk menahan impor emas.
Sementaraa itu Sekretaris Kementrian Tenaga Kerja India Mrityunjay Sarangi menolak untuk mengomentari isu tersebut.
Terlebih, sebagian pekerja dari industri logam mulia ini masih bekerja dengan sistem kontrak.
Menurut badan perindustrian India, sebanyak 2 juta pegawai yang terikat kontrak dengan unit manufaktur emas sudah terlihat menganggur meski kontrak mereka belum habis. Biasanya para pekerja emas ini menghasilkan sekitar Rs 20 ribu (Rp 3,3 juta) per bulan.
Penekanan konsumsi emas secara tegas ditujukan untuk membantu pemerintah menjaga tingkat defisit transaksi berjalannya.
Penurunan tingkat permintaan dan pembatasan penjualan telah mendorong para riteler dan produsen untuk memangkas anggarannya.
"Kami telah kehilangan setengah juta pegawai hingga saat ini," ujar Direktur Pengelola Gitanjali Gems, Mehul Choksi.
Sementara Wakil Presiden Tanishq Sandeep Kulhalli mengungkapkan, ada rasa takut dan cemas yang tengah bergejolak di pasar saat ini. (Sis/Ndw)