Menkeu Yakin Neraca Transaksi Berjalan Kuartal III Bakal Membaik

Chatib menyatakan membaiknya defisit neraca transaksi berjalan dipicu berkurangnya konsumsi BBM.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 19 Agu 2013, 21:30 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2013, 21:30 WIB
chatib-basri-menkeu-130610c.jpg
Menteri Keuangan Chatib Basri optimistis  defisit neraca transaksi berjalan (current account) di kuartal III 2013 akan lebih rendah dibanding periode tiga bulan sebelumnya. Membaiknya kondisi neraca tersebut dipicu penurunan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Tidak perlu khawatir (defisit transaksi berjalan), karena di kuartal III ini akan lebih rendah sebab salah satu yang mendorong defisit perdagangan adalah impor minyak," ucap dia saat ditemui di kantornya Jakarta, Senin (19/8/2013).

Untuk meyakinkan pasar, Chatib mengungkapkan, realisasi konsumsi BBM sampai dengan Juli 2013 mengalami penurunan akibat penyesuaian harga BBM. "Konsumsi BBM hingga Juli ini di bawah yang biasanya. Ini karena kami sudah merespon dengan kenaikan harga BBM," ujarnya.

Meski demikian, Chatib belum bersedia menjelaskan detil respon kebijakan pemerintah terkait jatuhnya bursa saham domestik dan melemahnya nilai tukar rupiah. Menkeu mengaku masih menunggu hasil rapat Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK).

"Kami sudah meng-adjustment dengan menaikkan harga BBM. Ada beberapa problem yang menyangkut structure reform, defisit capital account harus bagus. Capital account bisa bagus kalau ada Penanaman Modal Asing (PMA)," jelasnya.

Merangkap Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Chatib memastikan pemerintah akan mempercepat revisi Daftar Negatif Investasi (DNI) dan penyederhanaan peraturan guna memperlancar arus masuk investasi asing.

"Juga improvement dari sisi logistik. Kalau logistik didorong penuh maka ada perbaikan, karena persoalan ada di pasokan bukan dari permintaan yang terlalu tinggi tapi ada suplly side, BBM naik, birokrasi, serta tambahan dari ruang fiskal Rp 18,4 triliun (Rp 13 triliun untuk infrastruktur). Jadi dari sisi pasokan bisa teratasi," pungkas dia. (Fik/Shd)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya