Perajin tahu dan tempe dijadwalkan menggelar pertemuan dengan instansi terkait pada Selasa (10/9/2013) siang ini untuk membahas beberapa tuntutan mereka di Jakarta.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin mengaku hingga kini perajin masih terus melakukan aksi mogok. "Belum (stop mogok) baru siang ini kami mau menggelar pertemuan," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (10/9/2013).
Aip sebelumnya mengaku, pihaknya siap mengakhiri aksi mogok produksi sebelum tanggal yang telah ditentukan bila pemerintah bisa segera menurunkan harga jual kedelai yang saat ini sudah mencapai kisaran Rp 9.400 hingga Rp 10.000 per kilogrma (kg).
Aip menilai harga kedelai ideal bagi para perajin berkisar Rp 7.700 sampai maksimal Rp 8.500 per kg. Hal tersebut mengacu pada harga bulan Juli yang mencapai Rp 7.450 per kg ketika dolar belum menyentuh angka Rp 11.000. "Jadi kalau naik ya jangan terlalu tinggilah. Mogok juga yang rugi kami sendiri," lanjut dia.
Sedangkan mengenai harga jual perajin (HJP) kedelai yang dihapuskan, Aip meminta pemerintah untuk mengkaji ulang penghapusan tersebut.
Menurut dia, HJP tersebut harus tetap ada dengan mengacu pada beberapa faktor seperti kurs dolar, jumlah produksi dalam negeri, distribusi, serta harga BBM.
"Jadi saya minta diatur lagi oleh pemerintah. Itu kita rundingkan, sepanjang (HJP) masuk akal, kita setuju," tutur dia.
Saat ini jumlah perajin tempe tahu yang tercatat menjadi anggota Gapkindo mencapai 115 ribu pengrajin yang 90% diantaranya memerlukan kedelai paling tidak sebanyak 100 kg per hari untuk produksi dan 10% sisanya memerlukan kedelai diatas 200 kilogram (kg). (Nur)
Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin mengaku hingga kini perajin masih terus melakukan aksi mogok. "Belum (stop mogok) baru siang ini kami mau menggelar pertemuan," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (10/9/2013).
Aip sebelumnya mengaku, pihaknya siap mengakhiri aksi mogok produksi sebelum tanggal yang telah ditentukan bila pemerintah bisa segera menurunkan harga jual kedelai yang saat ini sudah mencapai kisaran Rp 9.400 hingga Rp 10.000 per kilogrma (kg).
Aip menilai harga kedelai ideal bagi para perajin berkisar Rp 7.700 sampai maksimal Rp 8.500 per kg. Hal tersebut mengacu pada harga bulan Juli yang mencapai Rp 7.450 per kg ketika dolar belum menyentuh angka Rp 11.000. "Jadi kalau naik ya jangan terlalu tinggilah. Mogok juga yang rugi kami sendiri," lanjut dia.
Sedangkan mengenai harga jual perajin (HJP) kedelai yang dihapuskan, Aip meminta pemerintah untuk mengkaji ulang penghapusan tersebut.
Menurut dia, HJP tersebut harus tetap ada dengan mengacu pada beberapa faktor seperti kurs dolar, jumlah produksi dalam negeri, distribusi, serta harga BBM.
"Jadi saya minta diatur lagi oleh pemerintah. Itu kita rundingkan, sepanjang (HJP) masuk akal, kita setuju," tutur dia.
Saat ini jumlah perajin tempe tahu yang tercatat menjadi anggota Gapkindo mencapai 115 ribu pengrajin yang 90% diantaranya memerlukan kedelai paling tidak sebanyak 100 kg per hari untuk produksi dan 10% sisanya memerlukan kedelai diatas 200 kilogram (kg). (Nur)