Hilangnya tahu dan tempe di pasaran membuat para pedagang makanan resah. Pasalnya, tahu dan tempe merupakan makanan favorit para pelanggannya.
Salah satunya Ani, seorang penjual nasi uduk, yang mengaku sudah tiga hari ini tidak bisa mendapatkan tahu tempe di pasaran.
"Saya sudah tiga hari mencari tempe dan tahu di pasar, namun kebanyakan pedagang bilang, kalau tempe dan tahu tidak ada di pasar, karena aksi mogok bersama yang dilakukan para penjual tempe dan tahu," kata Ani saat ditemui di PD Pasar Jaya Mampang Prapatan, Rabu (11/9/2013).
Wanita berusia 37 tahun ini mengaku resah karena tahu dan tempe merupakan menu favorit dari para pelanggan setianya. Hilangnya tahu dan tempe juga diakui Ani telah menggerus pendapatan yang diraupnya sehari-hari-hari.
"Semua pembeli saya ingin makan dengan menu itu, jadi saya kewalahan juga kalau tidak ada tempe dan tahu," tegasnya.
Untuk itu, Ani berharap agar perajin tempe dan tahu bisa kembali kembali berproduksi sehingga dua komoditas pangan tersebut bisa segera ditemui di pasaran.
"Semoga tempe dan tahu ada dalam waktu dekat ini di pasar, sehingga masyarakat bisa dapat tempe dan tahu, dan saya bisa melakukan aktivitas penjualan nasi uduk, konsumen saya juga merasa senang jika ada semur tempe dan tahu," kata Ani.
Hal senada diungkapkan Erna, seorang pemilik warung nasi di daerah Kuningan. Ibu empat anak ini mengaku masih menjual tahu dan tempe karena dirinya telah menyimpan stok tahu dan tempe.
"Waktu dengar akan mogok, saya beli banyak buat stok. Tapi sekarang stoknya sudah mau habis. Semoga besok, tahu dan tempe sudah ada di pasaran," terang dia. (Dis/Ndw)
Salah satunya Ani, seorang penjual nasi uduk, yang mengaku sudah tiga hari ini tidak bisa mendapatkan tahu tempe di pasaran.
"Saya sudah tiga hari mencari tempe dan tahu di pasar, namun kebanyakan pedagang bilang, kalau tempe dan tahu tidak ada di pasar, karena aksi mogok bersama yang dilakukan para penjual tempe dan tahu," kata Ani saat ditemui di PD Pasar Jaya Mampang Prapatan, Rabu (11/9/2013).
Wanita berusia 37 tahun ini mengaku resah karena tahu dan tempe merupakan menu favorit dari para pelanggan setianya. Hilangnya tahu dan tempe juga diakui Ani telah menggerus pendapatan yang diraupnya sehari-hari-hari.
"Semua pembeli saya ingin makan dengan menu itu, jadi saya kewalahan juga kalau tidak ada tempe dan tahu," tegasnya.
Untuk itu, Ani berharap agar perajin tempe dan tahu bisa kembali kembali berproduksi sehingga dua komoditas pangan tersebut bisa segera ditemui di pasaran.
"Semoga tempe dan tahu ada dalam waktu dekat ini di pasar, sehingga masyarakat bisa dapat tempe dan tahu, dan saya bisa melakukan aktivitas penjualan nasi uduk, konsumen saya juga merasa senang jika ada semur tempe dan tahu," kata Ani.
Hal senada diungkapkan Erna, seorang pemilik warung nasi di daerah Kuningan. Ibu empat anak ini mengaku masih menjual tahu dan tempe karena dirinya telah menyimpan stok tahu dan tempe.
"Waktu dengar akan mogok, saya beli banyak buat stok. Tapi sekarang stoknya sudah mau habis. Semoga besok, tahu dan tempe sudah ada di pasaran," terang dia. (Dis/Ndw)