Paus Fransiskus Meninggal, Ini Profil dan Biografinya

Paus Fransiskus meninggal pada usia 88 tahun di Vatikan.

oleh Benedikta Miranti T.V Diperbarui 21 Apr 2025, 17:31 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2025, 15:25 WIB
Paus Fransiskus Berangkat dari Roma ke Indonesia
Paus Fransiskus yang meninggal dunia di usia 88 tahun di Vatikan. (Gregorio Borgia / POOL / AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Vatikan City - Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin Paskah, 21 April 2025. Ia mengembuskan napas terakhirnya pada usia 88 tahun di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan. Demikian dikutip dari BBC.

Kabar Paus Fransiskus meninggal diumumkan oleh Kevin Farrell, Camerlengo dari Kamar Apostolik dalam sebuah pidato video.

"Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengumumkan kematian Bapa Suci kita, Paus Fransiskus," kata Kardinal Farrell, menurut sebuah terjemahan.

"Pukul 7:35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk pelayanan kepada Tuhan dan Gereja-Nya. Ia mengajarkan kita untuk menghayati nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian, dan kasih yang universal, khususnya demi mereka yang termiskin dan terpinggirkan," kata kardinal tersebut.

"Dengan rasa syukur yang besar atas teladannya sebagai murid sejati Tuhan Yesus, kami menyerahkan jiwa Paus Fransiskus kepada kasih yang tak terbatas dan penuh belas kasihan dari Allah Tritunggal."

Adapun Kardinal Jorge Mario Bergoglio terpilih untuk memimpin Gereja Katolik pada Maret 2013 setelah Paus Benediktus XVI mengundurkan diri.

Rekam Jejak Kesehatan Paus Fransiskus

Awalnya, Vatikan mengumumkan pada Selasa (18/2) bahwa Paus Fransiskus menderita pneumonia di kedua paru-parunya. Pernyataan Vatikan menyebut bahwa hasil tes laboratorium, sinar-X dada dan kondisi klinis dari pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia itu terus menunjukkan gambaran yang kompleks.

Vatikan turut menjelaskan bahwa Bapa Suci mengalami "infeksi dari berbagai jenis mikroba" yang muncul di atas kondisi paru-parunya yang sudah lemah akibat "broniektasis dan bronkitis asmatik", sehingga memerlukan penggunaan kortison dan antibiotik, yang membuat perawatannya menjadi lebih rumit.

Apa yang terjadi saat ini adalah salah satu masalah kesehatan yang dialami Paus Fransiskus, yang sebelumnya telah menjalani operasi hernia dan usus sejak 2021, serta menggunakan kursi roda karena menderita sakit pada lututnya.

Meskipun menghadapi rangkaian masalah kesehatan, Fransiskus tetap menjadi paus yang sangat aktif, dengan jadwal mingguan yang padat dan perjalanan luar negeri yang rutin.

Paus Fransiskus sebelumnya telah membuka kemungkinan untuk mengundurkan diri jika dia tidak mampu menjalankan tugasnya. Namun, dalam memoar yang diterbitkan tahun lalu, Paus Fransiskus menulis bahwa dirinya "tidak memiliki alasan yang cukup serius untuk membuat saya berpikir mengundurkan diri."

Lalu, bagaimana perjalanannya hingga menjadi pemimpin bagi sekitar 1,4 miliar umat Katolik di dunia?

Berikut ini Liputan6.com rangkum biografi dan profil Paus Fransiskus dari beragam sumber, Senin (21/4):

Biografi dan Profil Paus Fransiskus, Paus Asal Argentina

Buka Pintu Suci Basilika Santo Petrus, Paus Fransiskus Mulai Yubileum 2025
Paus Fransiskus. (Alberto PIZZOLI/POOL/AFP)... Selengkapnya

Mengutip laman Britannica, Paus Fransiskus, lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina, membawa era baru dalam kepemimpinan Gereja Katolik saat terpilih sebagai paus pada 2013. Ia menjadi paus pertama yang berasal dari Amerika Selatan, paus pertama dari ordo Jesuit, dan paus pertama dari belahan bumi Barat.

Selama masa kepemimpinannya, Paus Fransiskus dikenal atas pendekatan yang lebih inklusif, reformasi dalam tubuh gereja, serta komitmennya terhadap isu-isu sosial global, termasuk perubahan iklim dan kemiskinan.

Bergoglio lahir dari keluarga imigran Italia di Argentina. Sebelum menjadi pemimpin gereja, ia menempuh pendidikan untuk menjadi teknisi kimia dan sempat bekerja di industri pengolahan makanan. Namun, pada usia sekitar 21 tahun, ia mengalami pneumonia parah yang mengharuskannya menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-paru kanannya. Pengalaman ini membawanya pada panggilan spiritual untuk masuk ke dalam ordo Jesuit pada tahun 1958.

Ia kemudian mendalami studi humaniora di Santiago, Chili, serta memperoleh gelar setara magister dalam bidang filsafat di Provinsi Buenos Aires. Selain itu, ia mengajar sastra dan psikologi di sekolah menengah sambil melanjutkan pendidikan teologi hingga akhirnya ditahbiskan sebagai imam pada 1969. Pada 1973, ia mengucapkan kaul akhir dalam ordo Jesuit dan diangkat sebagai pemimpin Jesuit di Argentina hingga 1979.

Peran Selama Kediktatoran Militer Argentina

Paus Fransiskus
Paus Fransiskus. (ADITYA AJI/POOL /AFP)... Selengkapnya

Saat menjabat sebagai kepala Jesuit Argentina, Bergoglio menghadapi masa sulit akibat kudeta militer 1976 yang dipimpin oleh Jenderal Jorge Rafael Videla. Dalam periode yang dikenal sebagai *Perang Kotor* (Dirty War), ribuan orang yang dicurigai sebagai oposisi politik mengalami penculikan, penyiksaan, dan pembunuhan oleh rezim militer.

Bergoglio dikabarkan telah membantu beberapa orang melarikan diri dari penguasa, tetapi perannya dalam penculikan dua imam Jesuit pada 1976 menimbulkan kontroversi. Keduanya ditemukan lima bulan kemudian dalam kondisi hidup, tetapi dalam keadaan dibius.

Beberapa pihak menuduh Bergoglio gagal melindungi mereka atau bahkan berkonspirasi dengan rezim, sementara yang lain percaya bahwa ia secara diam-diam berusaha membebaskan mereka. Gugatan hukum terhadapnya terkait kasus ini akhirnya dibatalkan.

 

Perjalanan Menuju Vatikan

Buka Pintu Suci Basilika Santo Petrus, Paus Fransiskus Mulai Yubileum 2025
Paus Fransiskus. (Remo Casilli/POOL/AFP)... Selengkapnya

Setelah periode sebagai pendidik dan rektor seminari pada 1980-an, Bergoglio diangkat sebagai uskup pembantu Buenos Aires pada 1992, kemudian menjadi Uskup Agung Buenos Aires pada 1998. Ia diangkat sebagai kardinal oleh Paus Yohanes Paulus II pada 2001.

Ketika Argentina mengalami krisis ekonomi besar pada akhir 1990-an hingga 2002, Bergoglio dikenal karena kesederhanaannya. Ia lebih memilih tinggal di apartemen sederhana daripada kediaman resmi Uskup Agung dan kerap menggunakan transportasi umum. Sikapnya yang membumi serta kepeduliannya terhadap kaum miskin membuatnya semakin dihormati di kalangan masyarakat.

Namun, ia juga memiliki pandangan konservatif dalam hal sosial, yang membuatnya berselisih dengan pemerintahan Presiden Néstor Kirchner dan Cristina Fernández de Kirchner. Bergoglio menentang legalisasi pernikahan sesama jenis di Argentina pada 2010, sementara Fernández mengkritiknya sebagai tokoh ekstremis sayap kanan yang dekat dengan rezim Videla.

 

Ajaran Paus Fransiskus

Paus Fransiskus
Paus Fransiskus (kiri). (Handout/VATICAN MEDIA/AFP)... Selengkapnya

Setelah Paus Benediktus XVI mengundurkan diri pada Februari 2013 karena alasan kesehatan dan usia lanjut, konklaf diadakan pada Maret 2013. Bergoglio terpilih sebagai paus dalam pemungutan suara kelima dan memilih nama Fransiskus, terinspirasi dari Santo Fransiskus dari Assisi, yang dikenal karena kesederhanaannya dan kepeduliannya terhadap kaum miskin.

Sebagai pemimpin Gereja Katolik di era yang penuh tantangan, Paus Fransiskus mewarisi institusi yang mengalami penurunan kepercayaan akibat skandal pelecehan seksual oleh klerus yang mulai mencuat pada 1980-an dan 1990-an. Ia segera menyerukan pembaruan spiritual dalam gereja, meminta lebih banyak perhatian terhadap kaum miskin, dan mengkritik kecenderungan gereja yang berisiko menjadi sekadar organisasi birokrasi.

Paus Fransiskus juga berusaha membangun hubungan baik dengan lawan politiknya, termasuk Cristina Fernández de Kirchner, yang ia undang ke audiensi resmi pertamanya sebagai Paus. Sikapnya yang sederhana, seperti mengenakan tunik biasa alih-alih jubah kepausan yang lebih mewah, menarik perhatian dunia.

Sejak awal masa kepausannya, Paus Fransiskus mengambil langkah-langkah reformasi yang signifikan, termasuk membentuk dewan delapan kardinal untuk membantunya dalam kebijakan gereja. Ia juga mengeluarkan ensiklik Laudato Si’ pada 2015, yang menyoroti krisis lingkungan dan menyerukan tanggung jawab global dalam menjaga bumi.

Selain itu, ia dikenal karena upayanya dalam memperkuat hubungan antara umat Katolik, non-Katolik, dan non-Kristen. Pernyataannya pada 2013 bahwa "Kristus telah menebus kita semua," termasuk mereka yang tidak beriman, memicu berbagai interpretasi di media.

Meskipun seorang juru bicara Vatikan kemudian menjelaskan bahwa pernyataannya telah disalahartikan, langkah ini tetap menunjukkan pendekatan Paus Fransiskus yang lebih inklusif dalam kepemimpinannya.

Infografis Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia 3-6 September 2024. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia 3-6 September 2024. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya