Pasar `Lebay` Tanggapi Penarikan Stimulus The Fed

"Pasar Terlalu lebay dan bereaksi terlalu berlebihan seolah-olah membuat dunia berubah drastis karena ada tapering off,"

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 27 Nov 2013, 15:01 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2013, 15:01 WIB
the-fed-131025b.jpg
Respon pasar terhadap rencana penarikan program stimulus (tapering off) The Federal Reserve Amerika Serikat (AS) terlalu berlebihan. Padahal calon Gubernur Bank Sentral AS terkuat, Janet Yellen, memastikan dana stimulus masih dibutuhkan untuk mengendalikan inflasi, menurunkan angka pengangguran, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Pengamat Ekonomi dari UGM, Tony Prasetiantono yakin tapering off tidak akan benar-benar dilakukan Bank Sentral AS pada tahun depan. Alasannya, Yellen mempunyai visi menyerap lebih banyak angka tenaga kerja sehingga program stimulus masih sangat diperlukan.

"Karakter Yellen sangat ingin mempertahankan stimulus karena banyak target yang harus dicapai, terkait inflasi di bawah 2%, menurunkan angka pengangguran yang sekarang berada di level 7,4% dan ekonomi yang diperkirakan tumbuh sekitar 1,6%-1,7%. Itu belum cukup sehingga perlu stimulus," tuturnya di Jakarta, Rabu (27/11/2013).

Tony menjelaskan, The Fed sebetulnya berencana menarik stimulus senilai sekitar US$ 10 miliar-15 miliar per bulan. Pengurangan tersebut sangat kecil mengingat likuditas AS tidak menurun drastis dari US$ 85 miliar menjadi US$ 70 miliar-75 miliar.

Bahkan Tony menuding pelaku pasar bersikap tak rasional dan terkadang bereaksi berlebihan dengan keputusan The Fed menarik dana program stimulusnya.

"Terlalu lebay dan bereaksi terlalu berlebihan seolah-olah membuat dunia berubah drastis karena ada tapering off.  Saya yakin tapering off belum akan dilakukan pemerintah AS dan tidak mengerikan seperti yang dibayangkan," terang Tony.(Fik/Shd)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya