Vietnam dan India Butuh 40 Tahun untuk Jadi Negara Makmur

Negara berkembang di Asia membuat kemajuan ekonomi namun sayang banyak negara masih harus berjuang keluar dari jebakan pendapatan menengah.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 05 Des 2013, 11:25 WIB
Diterbitkan 05 Des 2013, 11:25 WIB
bendera-india-131205b.jpg
Negara-negara berkembang di  Asia telah membuat kemajuan ekonomi luar biasa. Namun sayang banyak negara masih harus berjuang untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap).

Menurut Head of Asia Desk of The OECD Development Centre, Kensuke Tanaka, beberapa negara berkembang berpenghasilan menengah menghadapi tantangan sulit untuk mempertahankan pertumbuhan jangka panjang mereka dan bergerak dari middle income trap.

"Jika dilakukan perubahan mendasar dalam struktur ekonomi serta pengembangan sektor jasa modern, China dan Thailand bisa jadi negara berpendapatan tinggi dalam waktu 20 tahun. Tapi Vietnam dan India akan membutuhkan lebih dari 40 tahun untuk dapat mencapai posisi sebagai kelompok negara berpenghasilan tinggi," jelas dia di Jakarta, Kamis (5/12/2013).

Indonesia, tambah Deputy Secretary-General OECD William Danvers, bisa keluar dari jebakan pendapatan menengah dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama apabila bersungguh-sungguh mengelola sumber daya manusia (SDM).

Seperti diketahui, Indonesia memiliki basis penduduk yang besar mencapai sekitar 240 juta jiwa. Kondisi ini memberi keuntungan bagi Indonesia sebagai negara potensial berbasis konsumsi domestik.

"Indonesia dan negara berkembang lain harus bisa mengelola sumber daya manusia yang besar secara benar. Ini kuncinya agar bisa keluar dari middle income trap," kata Danvers.

Dia menambahkan, Indonesia membutuhkan reformasi guna mencapai target jangka pendek. Perlu upaya lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 dan Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025.

"Indonesia dapat mencapai equitable growth apabila dapat meningkatkan akses pendidikan, memperkuat manajemen bencana alam terutama banjir, dan mempercepat reformasi jaminan sosial khususnya sistem pensiun. Juga harus mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kondisi iklim usaha," jelasnya.

Akses pendidikan, lanjut Danvers, dapat diperluas dengan cara memperbaiki kebijakan pemerintah serta membuat beasiswa dan program conditional cash transfer (CCT) yang lebih efisien. Sementara itu sistem jaminan sosial di Indonesia saat ini tidak memadai untuk memberikan pendapatan yang terjamin bagi pensiunan.

"Indonesia harus bangkit dari tantangan kebijakan utama ini dengan tetap mempertahankan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Serta lebih meningkatkan progres perbaikan iklim usaha dengan penyederhanaan prosedur," tandas dia. (Fik/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya