Inflasi 2014 Diprediksi Bertengger Sebesar 5%

Inflasi pada akhir tahun 2014 diprediksi turun menjadi sekitar 5% dibandingkan akhir tahun 2013 yang ada dikisaran 8,38%.

oleh Septian Deny diperbarui 16 Jan 2014, 13:32 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2014, 13:32 WIB
bi-inflasi-130812b.jpg
Danareksa Research Institute (DRI) dari PT Danareksa (Persero) memprediksi inflasi pada akhir tahun 2014 akan turun menjadi sekitar 5% dibandingkan akhir tahun 2013 yang ada dikisaran 8,38%. Meskipun inflasi cukup rendah, namun tingkat suku bungan diperkirakan bertahan di level 7,5%.

Direktur Utama PT Danareksa (Persero)  Heru D Adhiningkrat mengatakan, prediksi tersebut dilatarbelakangi menghilangnya dampak kenaikan harga BBM bersubsidi dalam inflasi tahunan 2014.

Dan sesudah itu lanjut inflasi diperkirakan masih akan terjaga mengingat harga komoditas di pasar global diprediksikan belum akan naik signifikan.

"EIA memperkirakan harga minyak tahun 2014 (WTI) US$ 94-99 per barel," ujarnya dalam acara Danareksa Conference Series di Jakarta, Kamis (16/1/2014).

Menurut dia, pemerintah juga telah menganggarkan subsidi BBM sebesar Rp 210,7 triliun, lebih tinggi dari anggaran tahun 2013 yang sebesar Rp 199,9 triliun.

"Ini mengindikasikan pemerintah tidak berencana menaikan harga BBM bersubsidi kecuali harga minyak dan kurs melambung tinggi," tuturnya.

Dari sisi neraca perdagangan ekspor diperkirakan akan membaik karena perbaikan ekonomi global, pemulihan ekonomi Amerika Serikat, Jepang, Eropa dan China serta pelemahan rupiah juga meningkatkan daya saing produk-produk Indonesia.

"Sisi lain, impor diperkirakan akan melambat, dengan kondisi seperti ini, pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 5,71% pada 2014," katanya.

Heru mengaku optimis kondisi ekonomi Indonesia saat ini cukup bagus dan potensi pertumbuhan Indonesia masih sangat tinggi. Dia juga mengatakan bahwa berdasarkan pengalaman 2004 dan 2009, indeks cenderung membaik pada saat Pemilu.

"Investor tidak perlu khawatir untuk menanamkan modalnya di Indonesia 2014, karena dari indikasi-indikasi ekonomi, Indonesia tidak memiliki tanda-tanda krisis," tandasnya. (Dny/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya