Hati-hati, Harga Emas Berisiko Turun hingga USD 2.893

Trader emas perlu mewaspadai potensi koreksi harga jika terjadi tekanan jual mendadak di pasar akibat aksi ambil untung atau perubahan sentimen global yang tiba-tiba.

oleh Arthur Gideon Diperbarui 12 Mar 2025, 12:30 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2025, 12:30 WIB
Ilustrasi harga emas hari ini
Pada perdagangan Rabu (12/3/2025), emas kembali mengalami kenaikan ke level USD 2.915 seiring dengan meningkatnya spekulasi pemangkasan suku bunga The Fed. Ilustrasi harga emas hari ini (dok: Foto AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia mengalami lonjakan pada perdagangan Selasa (11/3/2025). Harga emas diperdagangkan di atas level USD 2.914 sehingga mampu menghapus pelemahan yang terjadi di awal pekan.

Kenaikan harga emas dunia ini didorong oleh keputusan koalisi Partai Hijau Jerman yang menyetujui kesepakatan belanja sektor pertahanan, yang berdampak pada penguatan Euro (EUR) dan pelemahan Indeks Dolar AS.

Kondisi ini membuka peluang bagi emas untuk terus menguat sebagai aset safe-haven yang menarik di tengah ketidakpastian global.

Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, pergerakan harga emas saat ini menunjukkan penguatan tren bullish yang dikonfirmasi oleh kombinasi candlestick dan indikator Moving Average. Dengan sentimen pasar yang masih mendukung, proyeksi harga emas hari ini berpotensi naik hingga level USD 2.929.

"Namun, jika harga gagal menembus level tersebut dan mengalami pembalikan arah (reversal), maka emas berisiko turun hingga level support terdekat di USD 2.893," jelas dia dalam keterangan tertulis, Rabu (12/3/2025).

Sementara itu, tekanan terhadap Dolar AS semakin meningkat akibat ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve. CME FedWatch menunjukkan peluang sebesar 95% bahwa The Fed tidak akan mengubah suku bunga dalam pertemuan 19 Maret mendatang.

Namun, probabilitas pemangkasan suku bunga pada pertemuan Mei meningkat menjadi 47,8%. Hal ini semakin menekan imbal hasil obligasi AS dan memperlemah Dolar, yang pada gilirannya memberikan keuntungan bagi emas yang tidak memberikan imbal hasil.

 

Promosi 1

Pernyataan Trump

(Ilustrasi harga emas dunia by Freepik)
(Ilustrasi harga emas dunia by Freepik)... Selengkapnya

Pada perdagangan Rabu (12/3/2025), emas kembali mengalami kenaikan ke level USD 2.915 seiring dengan meningkatnya spekulasi pemangkasan suku bunga The Fed serta ketidakpastian kebijakan ekonomi AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.

Pernyataan Trump mengenai potensi gangguan ekonomi akibat kebijakan proteksionisnya, termasuk tarif impor baja dan aluminium yang mulai berlaku, turut menambah sentimen risk-off di pasar keuangan global.

Kekhawatiran terhadap resesi AS semakin diperparah dengan tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja, yang dapat memaksa The Fed untuk melanjutkan siklus pemangkasan suku bunganya pada bulan Juni.

Di sisi geopolitik, pasar turut mencermati pertemuan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Trump yang berakhir dengan ketegangan diplomatik, mengakibatkan AS menghentikan seluruh bantuan militernya kepada Ukraina.

Investor kini mengantisipasi perkembangan lebih lanjut dari pertemuan antara pejabat AS dan Ukraina yang dimulai hari ini, yang berpotensi memicu volatilitas lebih lanjut dalam pergerakan harga emas.

 

Hati-hati Aksi Ambil Untung

Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)... Selengkapnya

Secara keseluruhan, kondisi fundamental dan teknikal saat ini memberikan dukungan bagi emas untuk tetap dalam tren bullish. Dengan pelemahan Dolar AS serta ketidakpastian ekonomi dan geopolitik yang meningkat, emas tetap menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari aset lindung nilai.

Namun, trader perlu mewaspadai potensi koreksi harga jika terjadi tekanan jual mendadak di pasar akibat aksi ambil untung atau perubahan sentimen global yang tiba-tiba.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya