Meski sudah banyak penjelasan dari instansi berwenang, kasus rembesan beras impor asal Vietnam ke pasar induk Cipinang, Jakarta masih mengundang kecurigaan publik. Tak mau isu menjadi liar, Menteri Perdagangan (Mendag) baru Muhammad Lutfi berjanji akan menuntaskan masalah tersebut hanya dalam tiga hari.
Paska pertemuannya dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa Senin (17/2/2014), Lutfi mengaku telah memperoleh laporan dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan terkait masuknya beras impor dari Vietnam ke Indonesia.
"Dari hasil temuannya memang ada beberapa masalah, seperti adanya kelemahan sistem, mungkin juga ada kecurangan," ujarnya mantan Dubes Indonesia di Jepang itu.
Lutfi menilai, kelemahan sistem tersebut terletak pada kode HS yang mempunyai kemiripan antara beras medium dan premium. "Implementasinya di lapangan sangat sulit, jadi kalau memang ada kelemahan sistemnya atau dari surveyor, kami akan segera perbaiki," katanya.
Persoalan beras impor Vietnam memang telah menjadi fokus Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Pihaknya bahkan tak segan-segan untuk mengenakan sanksi kepada importir atau pihak yang terlibat dalam kecurangan impor beras Vietnam.
"Waktu serah terima (jabatan) saya berkomitmen untuk memfinalkan dan akan mengumumkan hasilnya secepat mungkin. Mudah-mudahan masalahnya bisa selesai Rabu atau Kamis ini. Kalau memang ada kecurangan, kami akan berikan sanksi," tegas dia.
Dalam kesempatan yang sama, Hatta mengatakan, pihaknya tak ingin berspekulasi mengenai kelemahan sistem yang mengakibatkan masuknya beras impor medium asal Vietnam ke pasar Indonesia.
"Kalau tahu permasalahannya, segera diperbaiki. Jangan mudah ngomong a,b,c,d sebelum ada penelitian. Pokoknya saya minta, Mendag, Menteri Keuangan dan Menteri Pertanian untuk menjaga (beras) karena ini jadi komoditas yang berpengaruh besar terhadap petani dan ketersediaan pangan," cetus Hatta.(Fik/Shd)
Paska pertemuannya dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa Senin (17/2/2014), Lutfi mengaku telah memperoleh laporan dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan terkait masuknya beras impor dari Vietnam ke Indonesia.
"Dari hasil temuannya memang ada beberapa masalah, seperti adanya kelemahan sistem, mungkin juga ada kecurangan," ujarnya mantan Dubes Indonesia di Jepang itu.
Lutfi menilai, kelemahan sistem tersebut terletak pada kode HS yang mempunyai kemiripan antara beras medium dan premium. "Implementasinya di lapangan sangat sulit, jadi kalau memang ada kelemahan sistemnya atau dari surveyor, kami akan segera perbaiki," katanya.
Persoalan beras impor Vietnam memang telah menjadi fokus Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Pihaknya bahkan tak segan-segan untuk mengenakan sanksi kepada importir atau pihak yang terlibat dalam kecurangan impor beras Vietnam.
"Waktu serah terima (jabatan) saya berkomitmen untuk memfinalkan dan akan mengumumkan hasilnya secepat mungkin. Mudah-mudahan masalahnya bisa selesai Rabu atau Kamis ini. Kalau memang ada kecurangan, kami akan berikan sanksi," tegas dia.
Dalam kesempatan yang sama, Hatta mengatakan, pihaknya tak ingin berspekulasi mengenai kelemahan sistem yang mengakibatkan masuknya beras impor medium asal Vietnam ke pasar Indonesia.
"Kalau tahu permasalahannya, segera diperbaiki. Jangan mudah ngomong a,b,c,d sebelum ada penelitian. Pokoknya saya minta, Mendag, Menteri Keuangan dan Menteri Pertanian untuk menjaga (beras) karena ini jadi komoditas yang berpengaruh besar terhadap petani dan ketersediaan pangan," cetus Hatta.(Fik/Shd)