Liputan6.com, Madrid - Rekor kemenangan beruntun 22 pertandingan di semua kompetisi yang diraih Real Madrid tiba-tiba terhenti akhir pekan lalu. Los Blancos harus menghentikan catatan terbaiknya setelah dikalahkan Valencia 1-2 di Mestalla.
Penampilan skuat asuhan Carlo Ancelotti dalam pertandingan pertama mereka di tahun 2015 ini, terlihat seperti melunak. Serangan gencar yang biasa mereka peragakan untuk memecahkan barisan belakang lawan sering menemui jalan buntu.
Namun, ada hal menarik yang terjadi dalam laga itu. Madrid sebenarnya berpeluang menambah kemenangan setelah unggul 1-0 atas tamunya. Kesempatan emas itu datang saat mantan pemain sayap Tottenham, Gareth Bale, lewat serangan balik tinggal berhadapan satu lawan satu dengan kiper Valencia Diego Alves.
Madrid membuang kesempatan mencetak gol setelah Bale berusaha menendang bola ke gawang, yang justru bisa dihalau Alves. Padahal, rekan setimnya Karim Benzema sudah berdiri bebas di tengah kotak penalti. Kemungkinan besar gol kedua dapat tercipta jika Bale mau memberikan bola pada Benzema.
Egois
Bale pun kemudian dituduh egois. Seperti dilaporkan Marca, pemain termahal dunia ini banyak dikritik lantaran dinilai tidak bisa bekerja secara tim.
Tapi, laporan ini tidak menyatakan bahwa Bale bukan satu-satunya pemain yang bersalah dalam kekalahan itu. Semua sepakat itu adalah hari yang buruk bagi semua pihak.
Masa depan pemain internasional Wales ini, sempat menjadi titik utama perdebatan akhir-akhir ini. Itu setelah beredar kabar Manchester United tengah menyiapkan tawaran besar untuk membawa Bale kembali ke Liga Premier.
Baca Juga:
Dipecundangi Sassuolo, Milan Dinilai Terlalu Remehkan Lawan
Advertisement